Advertisement
Tol Jogja-Solo Akan Gusur Sekolah yang Miliki 1.000 Murid
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN -- Kompleks sekolah milik Yayasan Hidayah Klaten di Dusun Ngawen, Desa Ngawen, Klaten, Jawa Tengah, bakal tergusur proyek tol Jogja-Solo.
Kompleks sekolah tersebut bersebelahan dengan areal persawahan. Sekolah yang berdiri di lahan seluas 6.000 meter persegi itu memiliki hampir 50 ruang kelas, terdiri atas jenjang SD IT, SMPIT, SMAIT, serta pondok putri dengan jumlah total murid mencapai 1.020 orang.
Advertisement
Kepala SMAIT Hidayah Klaten, Wasis Pambudi, mengatakan sekolahnya berdiri sekitar 2008 lalu. Pembangunan dilakukan bertahap, bahkan gedung berlantai dua di sisi utara sekolah setempat belum lama ini rampung dibangun.
Soal rencana proyek tol melintasi sekolah tersebut, Wasis mengatakan masih simpang siur. Hanya, sekitar dua pekan lalu ada petugas yang mengaku dari pelaksana proyek tol datang menyurvei.
Dugaan Wasis jika sekolah Yayasan Hidayah Klaten bakal terdampak proyek jalan tol makin kuat ketika rombongan pejabat Pemkab Klaten serta tim proyek tol Solo-Jogja mendatangi lokasi, Selasa (9/7/2019).
Pengelola mendapatkan informasi sebagian lahan sekolah itu masuk kawasan rencana jalan tol Solo-Jogja. “Katanya sebagian bangunan terkena jalan tol,” kata Wasis saat ditemui wartawan pejabat Pemkab dan tim proyek tol mendatangi lokasi, Selasa.
Wasis mengatakan pengelola sekolah hanya bisa pasrah. Namun, mereka meminta ada tempat baru untuk menampung seluruh siswa jika proyek tol benar-benar menggusur sekolah mereka.
“Harapan kami ada pemindahan ke tempat yang lebih baik dan sudah siap untuk menampung seluruh siswa sebelum dibongkar,” kata dia.
Sementara itu, warga Dukuh Sidorejo, Desa Beku, Kecamatan Karanganom, Klaten, meminta proyek jalan tol Solo-Jogja tak melintasi kampung mereka. Selain menerjang permukiman, di kampung tersebut terdapat makam kuno yang diyakini cikal bakal Sidorejo.
Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, meminta pelaksana proyek tol menggeser rencana jalur yang melintasi perkampungan serta makam kuno di Beku.
Salah satu warga Dukuh Sidorejo, Desa Beku, Harto, 65, mengatakan keinginan warga agar proyek tol tak melintasi kampung di Sidorejo lantaran sudah tinggal di kampung tersebut secara turun temurun.
“Kalau pun dapat ganti untung, harus cari lokasi baru dan membangun rumah lagi,” kata Harto saat ditemui Solopos.com di Dukuh Sidorejo, Rabu (10/7/2019).
Makam Kuno
Selain permukiman, kompleks makam di dukuh setempat juga bakal terdampak proyek tol. Salah satu makam yang terpisah dengan makam lainnya diyakini sebagai makam tokoh cikal bakal Sidorejo.
“Ada makam kuno yakni makam Kiai Sadji. Sebelum ada orang di sini, sudah ada Kiai Sadji yang tinggal di kampung kami,” kata Harto.
Kadus I Desa Beku, Karyono, mengatakan selain makam Kiai Sadji, di Sidorejo juga terdapat tiga makam kuno lainnya. “Kiai Sadji itu pejuang pada masa zaman kolonial Belanda. Dia merupakan pejuang dari Keraton Yogyakarta. Begitu pula Suromenggolo, Dirjo Suwondo, dan Siti Sundari yang dimakamkan di Sidorejo,” kata Karyono.
Soal rencana proyek jalan tol yang melintasi Desa Beku, Karyono mengatakan itu bukan cerita baru. Pada 1995 atau era Presiden Soeharto, rencana proyek jalan tol Joglosemar pernah muncul.
Beku termasuk desa terdampak rencana proyek tol tersebut. Bahkan lahan di wilayah itu sudah dipasangi patok. Namun, hingga Presiden Soeharto lengser, proyek itu tak terealiasasi.
“Sekarang muncul rencana lagi. Kalau dulu [rencana proyek tol era Soeharto] lokasinya perbatasan Desa Karang dan Beku. Sementara sekarang antara Desa Troso dan Desa Beku. Kalau saya harapannya jangan sampai menerjang permukiman dan makam,” kata Karyono.
Kepala Desa (Kades) Beku, Alex Bambang Wijanarko, mengatakan rencana ruas jalan tol yang melintasi wilayah Desa Beku belum pasti. Pada Rabu, tim survei proyek tol Solo-Jogja kembali menyambangi Desa Beku untuk melihat kawasan-kawasan yang terdampak dari peta rencana jalan tol.
“Belum final untuk jalurnya. Harapan saya itu jalur untuk jalan tol lebih banyak melewati persawahan dengan sedikit perlintasan di permukiman,” kata dia.
Proyek jalan tol direncanakan melintasi 45 desa di sembilan kecamatan dengan total luas lahan 600 ha. Pada Selasa, Bupati Klaten, Sri Mulyani, serta sejumlah pejabat Klaten dan perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta konsorsium pelaksana proyek tol mengecek sejumlah lokasi dari rencana tersebut.
Sejumlah desa yang disambangi yakni Desa Kapungan di Kecamatan Polanharjo, Desa Kuncen di Kecamatan Ceper, Desa Beku di Kecamatan Karanganom, Desa/Kecamatan Ngawen, serta Desa Borangan di Kecamatan Manisrenggo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Tegas! UGM Tolak Peserta Masuk Ujian Mandiri yang Tak Sesuai Aturan
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement