Advertisement
4 Desa di Perbatasan Sragen-Grobogan Dilanda Krisis Air

Advertisement
Harianjogja.com, SRAGEN -- Kemarau berdampak pada krisis air bersih di sejumlah wilayah di Kabupaten Sragen. Salah satu lokasi yang sudah terdeteksi mengalami krisis air adalah perbatasan Sragen-Grobogan.
Ada empat desa di wilayah perbatasan itu yang sudah mengalami krisis air yakni Desa Dukuh di Kecamatan Tangen, Desa Ngargotirto di Kecamatan Sumberlawang, Desa Baleharjo di Kecamatan Sukodono, dan Desa Banyurip di Kecamatan Jenar.
Advertisement
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen mulai melakukan pengiriman bantuan air bersih ke wilayah itu sejak Senin (1/7/2019). Selama dua hari terakhir, BPBD mengirim empat tangki berkapasitas 5.000 liter air bersih ke empat desa itu.
Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono, menyebut bantuan air bersih pada Senin dikirim ke Dukuh Mangir, Desa Dukuh, Kecamatan Tangen, dan Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, masing-masing 5.000 liter.
BACA JUGA
Sedangkan pada Selasa (2/7/2019) air bersih dikirim ke Desa Baleharjo, Kecamatan Sukodono, dan Desa Banyurip, Kecamatan Jenar. “Tahun ini kami konsentrasi di 36 desa di tujuh kecamatan yang rawan krisis air bersih,” katanya.
Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sragen, Untung Darmadi, saat ditemui wartawan di sela-sela distribusi air bersih di Sukodono, Selasa siang, menyampaikan tujuh kecamatan yang rawan krisis air bersih itu merupakan daerah pegunungan kapur yang tidak ada sumber airnya.
Dia mengatakan sumber air yang ada hanya hasil tangkapan air hujan. “Sebulan ke depan pasti banyak permintaan bantuan air bersih. Sebenarnya pada awal Juli ini belum ada permintaan. Pengiriman bantuan air bersih di empat desa itu didasarkan pada hasil survei tim reaksi cepat BPBD yang melihat kebutuhan air bersih warga. Di empat desa itu memang mulai membutuhkan air bersih karena banyak sumur gali yang mengering,” ujar Untung.
Untung mendampingi tiga orang anggota BPBD yang mengirim satu tangki air bersih di wilayah Desa Baleharjo, Sukodono, Sragen. Bantuan air sebanyak 5.000 liter itu semula diberikan untuk Dukuh Krapyak Baleharjo.
Namun setelah didatangi warga setempat tidak siap dan mengaku masih bisa mengakses air. Kemudian bantuan dialihkan ke Dukuh Gedad di tapal batas Sragen-Grobogan.
“Bantuan air ini sangat dibutuhkan warga setempat. Kalau sebulan lagi tidak ada hujan, warga Gedad benar-benar krisis air bersih dan hanya mengandalkan bantuan pemerintah kabupaten atau donatur. Hal itu sudah biasa karena Gedad menjadi langganan krisis air bersih saat musim kemarau,” kata Ketua RT 021 Gedad, Baleharjo, Sukodono, Sragen, Purwoko, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa siang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Soroti Logam Tanah Jarang, Fentanyl, Kedelai, dan Taiwan
- Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
- Kejagung Serahkan Uang Rp13,2 Triliun Hasil Sitaan Kasus CPO ke Negara
- Kapal Tanker Federal II Terbakar, 13 Orang Meninggal Dunia
Advertisement

Merajut Semangat Sumpah Pemuda Lewat Pendidikan Khas Kejogjaan
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pemerintah Akan Merevisi UU Narkotika, Bedakan Penggedar dan Pengguna
- Pembentukan Kementerian Haji Ternyata Atas Permintaan Arab Saudi
- Sistem Transaksi Tol Nirsentuh Akan Diuji Coba di Trans Jawa
- Dewan Desak Penanganan Serius 3 Aspek Ini di Kulonprogo
- Pesawat Tergelincir di Hong Kong hingga Terjun ke Laut, 2 Tewas
- Polisi Klaim Tak Temukan Dugaan Perundungan di Kematian Mahasiswa Unud
- DJP Targetkan 14,5 Juta SPT, WP Diminta Aktivasi Coretax
Advertisement
Advertisement