Advertisement
Di Tiongkok, Warga Bakal Dilarang Selenggarakan Pernikahan Mewah

Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING - Pemerintahh Tiongkok berencana membuat aturan terkait penyelenggaraan pernikahan warganya. Mereka telah menyerukan diakhirinya upacara pernikahan yang mewah seiring dengan peningkatan kampanye pemerintah terhadap pameran kekayaan dan kemewahan.
Kementerian urusan sipil Tiongkok mengatakan pernikahan harus "mengintegrasikan nilai-nilai inti sosialis dan budaya tradisional Tiongkok" dan menghindari apa pun yang mewah. Pada konferensi tentang reformasi pernikahan yang digelar akhir pekan lalu, para pejabat menekankan perlunya memasukkan "Pemikiran Xi Jinping," ideologi politik presiden Tiongkok, ke dalam pernikahan dan perencanaan pernikahan.
Advertisement
Kementerian akan meminta pemerintah setempat untuk membuat aturan "etiket pernikahan", mengikuti contoh satu wilayah Tiongkok yang sudah membatasi tamu hingga 200 dan tidak mengizinkan hadiah senilai lebih dari 60.000 yuan (sekira Rp125 juta), juga secara eksplisit melarang hadiah rumah dan mobil.
Pernikahan telah lama menawarkan kesempatan bagi orang Tiongkok untuk memamerkan kekayaan mereka dalam budaya di mana "menyelamatkan muka" adalah hal yang sangat penting. Semakin mewah pernikahan, semakin mahal hadiah yang harus diberikan.
Kritik Pemerintah Tiongkok terhadap fenomena ini bertepatan dengan rilisnya film Crazy Rich Asian, sebuah komedi romantis dengan aktor dan aktris Asia di mana pasangan menghabiskan USD40 juta (sekira Rp571 milliar) dalam pernikahan mereka. Begitu mewahnya adegan pernikahan film tersebut, beberapa orang berspekulasi mungkin tidak akan pernah bisa melewati sensor Partai Komunis.
Para kritikus China menyasar materialisme yang dipelihatkan dalam film itu. mereka melihat Crazy Ricah Asian sebagai film yang "kelihatannya seperti film tentang orang Asia, tetapi semangatnya adalah orang Amerika.”
Diwartakan Stuff, Selasa (4/12/2018), pihak berwenang baru-baru ini mengambil tindakan keras yang bertujuan mengurangi "harga pengantin," yang semakin meningkat di Tiongkok sejak empat dekade terakhir. "Kebijakan satu anak" yang diterapkan Tiongkok telah menyebabkan sedikitnya jumlah perempuan di negara itu.
Tahun lalu, Dengzhou, sebuah kota di provinsi Henan, membatasi biaya untuk pengantin perempuan sebesar 30.000 yuan (sekira Rp62 juta).
"Pembalikkan mahar" ini biasanya termasuk biaya pernikahan yang mahal dan pembayaran tunai untuk pengantin dan keluarganya. Nilainya meningkat secara signifikan di daerah pedesaan di mana ketidakseimbangan gender lebih besar daripada di kota-kota.
Pihak berwenang juga prihatin bahwa tradisi menjahili mempelai pria dan wanita awalnya dianggap untuk mengusir roh jahat menjadi tidak terkendali. Seorang pria ditabrak mobil pekan lalu ketika dia mencoba melarikan diri dari perploncoan sebelum pernikahan yang membuatnya terikat dan dipukuli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
- Perpres No.79 Tahun 2025, Tidak Hanya Soal Kenaikan Gaji
- Viral Kepsek Roni Dicopot, Wali Kota Prabumulih Terancam Sanksi
- Pejabat BPJPH Diduga Lakukan KDRT, Begini Respons Komnas Perempuan
- Korban Hilang Banjir Bali Terus Dipantau Tim SAR
Advertisement

Jadwal KRL Jogja-Solo, dari Stasiun Tugu Hingga Palur Hari Ini
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Fahri Hamzah Siap Patuhi Putusan MK Wamen Dilarang Rangkap Jabatan
- Pemerintah Jamin Pembangunan Perumahan Sosial Tanpa Penggusuran
- 65 Ribu Warga Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
- Prakiraan BMKG, Mayoritas Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
- Ratusan Siswa di Garut Diduga Keracunan Makanan MBG
- Deretan Selebritas Dunia Galang Dana untuk Palestina
- Serangan Israel, Warga Palestina yang Tewas Tembus 65.000 Jiwa
Advertisement
Advertisement