Advertisement

Seleksi Mahasiswa Kampus Negeri Berubah Jadi Mirip Tes TOEFL

Yanita Petriella, Herlambang Jati Kusumo, & Rahmat Jiwandono
Rabu, 24 Oktober 2018 - 10:25 WIB
Budi Cahyana
Seleksi Mahasiswa Kampus Negeri Berubah Jadi Mirip Tes TOEFL Ilustrasi ujian masuk PTN. - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penerimaan mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) tahun depan bakal berbeda. Calon mahasiswa akan tes terlebih dahulu, baru mendaftar kuliah. Mereka juga boleh mendaftar dua kali.

Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan seleksi masuk PTN pada tahun depan digelar Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Itu adalah institusi nirlaba penyelenggara tes masuk perguruan tinggi bagi calon mahasiswa baru yang bersifat permanen.

Advertisement

Sistem tes akan berbeda jauh ketimbang tahun sebelumnya. “Kalau tahun sebelumnya peserta daftar dulu baru tes, maka ketentuan di tahun 2019 adalah tes dulu kemudian dapat nilai. Nah nilai tersebut dipakai untuk mendaftar ke perguruan tinggi negeri,” kata Nasir dalam keterangan resmi yang dikutip dari Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Selasa (23/10/2018).

Tes masuk PTN pada 2019 hanya ada satu model, yakni Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), sehingga tidak ada lagi ujian berbasis kertas. Sementara, materinya ada dua yakni Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA).

Menristekdikti mengatakan TPS dipakai untuk mengukur kemampuan penalaran yang dianggap penting untuk keberhasilan di sekolah formal.  Sementara itu, TKA adalah tes untuk mengukur pengetahuan penguasaan materi yang diajarkan di sekolah dan diperlukan untuk berhasil di perguruan tinggi, seperti kemampuan menganalisis dan tidak murni pada mata pelajaran.

“Setiap peserta akan mendapat hasil tes secara individu. Setiap beberapa diumumkan hasilnya. Kalau dirasa kurang puas boleh tes lagi. Nanti tesnya mana yang lebih baik antara dua, dipilih yang terbaik,” tutur Nasir.

Sementara, standar nilai penerimaan di PTN akan tergantung kebijakan kampus masing-masing.

Pola seleksi masuk PTN 2019 tetap akan dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu, yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Ujian Mandiri, dengan masing-masing  daya tampung SNMPTN minimal 20%, SBMPTN minimal 40% dan Seleksi Mandiri maksimal 30% dari kuota daya tampung tiap prodi di PTN.

Kemenristekdikti akan meniadakan ujian tulis berbasis Android yang sebelumnya dilaksanakan di SBMPTN 2018.

Ketua Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Ravik Karsidi mengatakan kebijakan baru ini digulirkan untuk mengembangkan model seleksi yang adil, transparan, fleksibel, efesien, akuntabel, dan menyesuaikan perkembangan teknologi informasi.

Menurut dia, peserta ujian masuk PTN dapat mengikuti tes maksimal dua kali, dengan membayar uang pendaftaran UTBK Rp200.000 pada setiap tes.

Model ini sama seperti tes Bahasa Inggris, Test of English as a Foreign Language (TOEFL) maupun International English Language Testing System (IELTS). Hasil tes tersebut berlaku selama satu tahun dan digunakan untuk mendaftar di PTN yang akan menetapkan batas nilai minimal.

Ravik mengatakan dengan mengikuti dua kali ujian, peserta punya kesempatan menggunakan nilai tertinggi untuk mendaftar program studi yang diinginkan.

“Jenis soal akan sama, tetapi pertanyaannya akan berbeda,” kata Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) tersebut.

Sudah Siap

Iva Ariani, Kepala Bidang Humas UGM, mengatakan belum mendapat instruksi resmi dari Kemenristekdikti ihwal sistem seleksi mahasiswa PTN tahun depan.

“Semisal hal itu diterapkan, kami siap mengikuti instruksi Kemenristekdikti,” kata dia melalui aplikasi pesan kepada Harian Jogja.

Adapun Kepala Humas UNY Anwar Efendi mengatakan UNY sudah menyiapkan diri untuk tes berbasis komputer.

“Sembari menunggu panduan dan petunjuk pelaksanaan SBMPTN 2019 lebih terperinci, sejak awal UNY bersiap dengan melengkapi fasilitas komputer. Saat ini, UNY telah memiliki 840 komputer dan akan ditambah sampai 1.500 komputer,” tutur dia.

Sejumlah SMA di DIY tak terlalu mempersoalkan perubahan sistem seleksi masuk PTN. Pejabat Humas SMAN 3 Jogja Agus Santosa mengungkapkan dia sudah membaca aturan baru tersebut.

“Pada dasarnya kami siap. Tidak masalah, yang terpenting persiapannya matang untuk anak-anak,” ujar Agus.

Sekolah akan mengarahkan siswa untuk mengukuti SNMPTN sesuai jurusan yang dinilai tepat berdasarkan kemampuan dan minat.

Sementara pada SBMPTN maupun Ujian Mandiri para siswa akan diberi pelajaran sesuai keinginan mereka.

“Untuk sekarang masih fokus pada persiapan Ujian Nasional. Setelah itu biasanya langsung persiapan masuk perguruan tinggi.”

Hal senada diungkapkan oleh Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 1 Jogja Asrori. “Pada dasarnya kami siap mengikuti aturan yang ada dan siap menyesuaikan.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan

Jogja
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement