Advertisement
Kasus Perundungan SMP Blora, Jumlah Pelajar Diperiksa Bertambah
Ilustrasi perundungan. - Pixabay/Wokandapix
Advertisement
Harianjogja.com, BLORA—Jumlah pelajar yang diperiksa aparat kepolisian dalam kasus perundungan di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, bertambah.
"Benar, kami telah meminta keterangan dari beberapa guru dan staf sekolah untuk memperjelas kronologi serta peran masing-masing saat kejadian. Langkah ini merupakan bagian dari proses penyelidikan," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Blora Ajun Komisaris Polisi Zaenul Arifin di Blora, Kamis (13/11/2025).
Advertisement
Pemeriksaan dimulai sejak Senin (10/11/2025) dengan memintai keterangan korban. Kemudian pada Selasa (11/11/2025), sebanyak 37 pelajar yang muncul dalam video turut dimintai keterangan dan pada Rabu (12/11), penyidik memeriksa empat guru serta sejumlah pihak sekolah dari kelas VII, VIII, dan IX di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Blora.
Sebelumnya, pelajar yang diperiksa ada 33 orang. Pemeriksaan dilakukan untuk mendalami dugaan kelalaian dalam pengawasan terhadap siswa saat insiden perundungan terjadi.
Menurutnya, pemeriksaan dilakukan setelah video berdurasi 25 detik yang menampilkan aksi perundungan oleh sejumlah pelajar viral di aplikasi berbayar dan memicu keprihatinan masyarakat.
Polisi berupaya memastikan ada tidaknya unsur pembiaran atau kelalaian dari pihak sekolah dalam menjaga lingkungan belajar yang aman. Selain guru, polisi juga memeriksa korban, pelaku, serta orang tua masing-masing siswa.
"Kami masih mengumpulkan keterangan. Jika nanti ditemukan adanya kelalaian yang menyebabkan peristiwa ini terjadi, tentu akan kami tindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora Luluk Kusuma Agung Ariadi mengatakan pihaknya telah menugaskan tim pendamping psikolog untuk membantu pemulihan mental korban maupun pelaku.
"Pendampingan psikolog sudah kami jadwalkan, baik untuk korban maupun pelaku. Kami juga terus memantau perkembangan anak-anak tersebut agar tidak muncul trauma atau perilaku serupa di kemudian hari," ujarnya.
Dari pihak sekolah, kepala SMP tempat kejadian berlangsung menyampaikan penyesalan dan komitmennya untuk memperkuat pembinaan karakter siswa.
"Kami sangat prihatin dan menyesal atas kejadian ini. Setelah peristiwa tersebut, kami langsung berkoordinasi dengan orang tua, pihak kepolisian, dan dinas terkait. Ke depan, pengawasan serta pembinaan terhadap siswa akan kami perketat," katanya.
Dari empat pelajar yang dimutasi, kata Kepala Sekolah setempat, dua orang di antaranya diduga menjadi provokator, satu berperan sebagai perekam video, dan satu lainnya merupakan terduga pelaku utama. Dua pelajar tersebut duduk di kelas VII dan dua lainnya di kelas IX, sedangkan korban adalah siswa kelas VIII. Peristiwa perundungan itu terjadi pada Jumat (8/11), saat jam istirahat di lingkungan sekolah.
Kasus perundungan ini sebelumnya menghebohkan masyarakat Blora setelah video aksi kekerasan di kamar mandi sekolah tersebar luas melalui aplikasi berbayar. Empat pelajar yang terlibat telah dipindahkan ke sekolah lain, sementara pihak sekolah mendapat teguran dari Dinas Pendidikan Kabupaten Blora.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul Jadi Percontohan Vaksinasi Heksavalen Bayi
- Menjadi Pahlawan Literasi dengan Picture Book
- Hampir Separuh Kasus Keracunan Pangan di Indonesia Akibat MBG
- Dua Latihan Efektif Jaga Kesehatan Jantung dan Kebugaran
- Korupsi Monumen Reog, KPK Geledah Mobil Kepala Disbudparpora Ponorogo
- KDMP Sinduadi Sleman Jadi Contoh Sukses Koperasi Modern
- Eks Pejabat Kemenag Bungkam Seusai Diperiksa Soal Kuota Haji
Advertisement
Advertisement





