Advertisement

Eks Pejabat Kemenag Bungkam Seusai Diperiksa Soal Kuota Haji

Sulthon Sulung Kandiyas
Rabu, 12 November 2025 - 16:37 WIB
Maya Herawati
Eks Pejabat Kemenag Bungkam Seusai Diperiksa Soal Kuota Haji Ilustrasi Ibadah Haji / StockCake

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Mantan Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Subhan Cholid, enggan berkomentar setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi pembagian kuota haji 2023–2024.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com, jaringan Harianjogja.com di lokasi, Subhan tiba pukul 08.39 WIB dan keluar dari Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pukul 14.34 WIB. Dia menyampaikan materi pemeriksaan ditanyakan ke penyidik. "Nanti tanya ke penyidik aja," katanya, Rabu (12/11/2025).

Advertisement

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan Subhan diperiksa terkait pengetahuannya atas pembagian kuota haji 50% kuota haji reguler dan 50% kuota haji khusus. Selain itu, dia didalami mengenai layanan yang diterima jemaah haji pada saat itu.

"Dalam pemeriksaan terhadap saksi Sdr SC hari ini, penyidik mendalami pengetahuannya terkait pembagian kuota haji 50:50, serta penyediaan layanan bagi jemaah haji," jelas Budi dalam keterangan tertulis.

Kasus ini merupakan dugaan penyelewengan pembagian kuota haji era Presiden ke-7 Joko Widodo. Pada 2023, dia bertemu dengan pemerintah Arab Saudi agar Indonesia memperoleh kuota haji tambahan. Alhasil pemerintah Arab Saudi memberikan 20 ribu kuota haji tambahan.

Pembagian kuota berdasarkan aturan sebesar 92% kuota haji reguler dan 8% kuota haji khusus. KPK menduga para asosiasi dan travel yang mengetahui informasi itu menghubungi Kementerian Agama untuk mengatur pembagian kuota.

Pembagian berubah menjadi 50% kuota haji reguler dan 50% kuota haji khusus. Aturan ini tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 130 tahun 2024 yang diteken oleh Yaqut. Pada 7 Agustus dan 1 September 2025, KPK memanggil mantan Menteri Agama Yaqut untuk dimintai keterangan terkait perkara kuota haji, mulai dari proses pembagian kuota dan aliran dana.

Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, KPK menaikkan status perkara menjadi penyidikan pada 9 Agustus 2025. KPK mengendus adanya transaksi jual-beli kuota haji, di mana kuota haji khusus dijual hingga Rp300 juta dan haji Furoda mencapai Rp1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

KA Bandara YIA Gangguan di Kulonprogo, Delapan Penumpang Tertinggal

KA Bandara YIA Gangguan di Kulonprogo, Delapan Penumpang Tertinggal

Kulonprogo
| Rabu, 12 November 2025, 18:12 WIB

Advertisement

Tips Berwisata Aman dan Nyaman dari Kemenpar

Tips Berwisata Aman dan Nyaman dari Kemenpar

Wisata
| Selasa, 11 November 2025, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement