Advertisement

Soal Jumlah Keterwakilan Perempuan di Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Kata Pakar

Newswire
Jum'at, 18 Oktober 2024 - 06:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Soal Jumlah Keterwakilan Perempuan di Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Kata Pakar Keterwakilan perempuan dalam pemilu - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Jumlah keterwakilan perempuan yang masuk ke dalam kabinet pemerintahan Presiden dan Wapres terpilih Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka masih jauh dari afirmasi 30% keterwakilan perempuan.

Menurut Pakar hukum dari Universitas Indonesia Titi Anggraini, idealnya jumlah keterwakilan perempuan semakin menguat dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan berikutnya. "Tapi justru kalau dari sisi perkembangan terbaru, keterwakilan perempuan di Kementerian mengalami penurunan," kata Titi Anggraini di Jakarta, Kamis (17/10/2024)

Advertisement

"Dari nama-nama yang dipanggil dan diproyeksikan menjadi menteri dan wakil menteri, terlihat bahwa jumlahnya sangat minim bahkan tidak sampai 20 persen ya dari harapan keterwakilan perempuan 30 persen. Tentu itu sangat disayangkan," kata Pembina Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) ini.

BACA JUGA: Tak Ada Kader Nasdem di Calon Kabinet, Surya Paloh Temui Prabowo di Kantor Kemenhan

Titi berharap situasi ini bukan indikasi bahwa isu keterwakilan perempuan tidak penting di pemerintahan yang baru. Menurut dia, ketika jumlah perempuan di posisi-posisi strategis pemerintahan semakin rendah, itu bisa memberikan impresi yang buruk pada pendidikan politik bahwa seolah-olah tata kelola pemerintahan tanpa keterlibatan perempuan pada posisi strategis merupakan hal yang wajar.

"Saya kira pemerintahan yang baru harus menjelaskan mengapa pemilihan menteri sangat minim dalam menyodorkan keterwakilan perempuan," kata Titi Anggraini.

Hambat Isu Perempuan

Penurunan keterwakilan perempuan di level legislator maupun jajaran pemerintahan bisa berdampak semakin sulitnya upaya mengatasi isu-isu perempuan dan anak.

"Penurunan atau menyempitnya ruang keterwakilan perempuan bisa berdampak buruk, makin sulitnya kita mengatasi isu-isu diskriminasi dan marginalisasi terhadap perempuan," kata Titi.

Dia memprediksi keterwakilan perempuan yang masuk ke dalam kabinet pemerintahan Presiden dan Wapres terpilih Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka masih jauh dari afirmasi 30% keterwakilan perempuan. "Artinya kemunduran, jelas," kata Pembina Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) ini.

Menurut dia, keterwakilan perempuan dibutuhkan karena hal tersebut memuat pesan pendidikan politik bahwa baik laki-laki maupun perempuan setara di ruang publik dan bisa mengambil peran di dalam tata kelola pemerintahan dan bernegara.

Di sisi lain, hadirnya perempuan juga mendorong paradigma dan keberpihakan kebijakan yang adil dan setara gender. "Itu dimulai dengan kehadiran perempuan di posisi-posisi politik untuk menyuarakan kepentingan perempuan dan kepentingan khas perempuan yang lebih dipahami apabila perempuannya langsung hadir di dalam posisi-posisi tersebut dan terlibat dalam pembuatan kebijakan, penyusunan anggaran, maupun kerja-kerja pengawasan pembangunan," kata Titi.

Sejumlah tokoh perempuan yang dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Senin (14/10) dan Selasa (15/10), yakni Menkeu Sri Mulyani Indrawati, pengusaha Widiyanti Putri Wardhana, Sekretaris Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Arifah Choiri Fauzi, Penjabat (Pj) Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk, pengusaha Veronica Tan, politikus Meutya Hafid, politikus Isyana Bagoes Oka, politikus Christina Aryani, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, ilmuwan Stella Christie, dan politikus Dyah Roro Esti.

Mereka diprediksi bakal masuk ke dalam kabinet pemerintahan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Top Ten News Harianjogja.com Jumat 18 Oktober 2024: Progres Pembangunan Tol Jogja Solo hingga Fenomena Doom Spending

Jogja
| Jum'at, 18 Oktober 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Komunitas Vespa di Jogja Memulai Perjalanan ke Sabang Demi Mendapatkan Biji Kopi Lokal Setiap Daerah

Wisata
| Rabu, 16 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement