Advertisement
Bakal Mengancam Bumi hingga 2024, Ini Penjelasan El Nino Pengaruhi Iklim
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—National Atmospheric and Oceanic Administration (NOAA) menyatakan bahwa tingkat kemungkinan terjadinya peristiwa pemanasan lautan yang dikenal sebagai El Nino pada tahun ini mencapai lebih dari 90% dan akan berlanjut hingga 2024 mendatang.
Sementara itu, World Meteorological Organization (WMO) telah memperkirakan bahwa ada kemungkinan 60% bahwa El Nino akan terjadi antara bulan Mei dan Juli.
Advertisement
Melansir dari Live Science, El Nino merupakan suatu peristiwa iklim besar yang disebabkan oleh perubahan arus laut di Samudra Pasifik.
Dengan adanya peristiwa ini akan berdampak besar bagi ekosistem laut dan memicu suatu perubahan besar pada cuaca global, terlebih lagi jika dikaitkan dengan efek perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Melansir dari National Ocean Service, peristiwa La Niña atau disebut sebagai peristiwa dingin memiliki efek yang berlawanan dari El Nino.
Saat terjadinya peristiwa La Niña, angin pasat akan menjadi lebih kuat dari biasanya yang dapat mendorong lebih banyak air hangat ke arah Asia. Di lepas pantai barat Amerika, upwelling meningkat dan membawa air dingin ke permukaan.
Perairan dingin di Pasifik ini mendorong arus jet ke arah utara. Hal ini cenderung menyebabkan kekeringan di bagian selatan AS dan hujan lebat serta banjir di Pasifik Barat Laut dan Kanada.
Selama peristiwa La Niña, suhu musim dingin akan menjadi lebih hangat dari biasanya di bagian Selatan dan lebih dingin dari biasanya di bagian Utara. La Niña juga dapat menyebabkan musim badai yang lebih parah.
El Nino bersama dengan La Nina merupakan peristiwa pendinginan yang dipicu oleh perubahan pada sistem arus laut yang sama. Periode antara peristiwa El Nino dan La Nina membentuk siklus El Nino-Osilasi Selatan (ENSO) netral.
Saat terjadinya El Nino, angin pasat melemah dan hal itu menyebabkan berkurangnya upwelling yang membuat air permukaan menjadi lebih hangat.
Selama La Niña, angin pasat menjadi sangat kuat yang berdampak sebaliknya dari El Nino. Kedua peristiwa ini dapat memicu kejadian cuaca ekstrem, seperti Topan Freddy yang berpotensi menghantam beberapa bagian Afrika pada bulan Februari dan Maret.
Peristiwa El Nino dan La Nina pada mulanya terjadi kira-kira sekali setiap dua hingga tujuh tahun, menurut NOAA. Namun, belakangan ini kemunculannya menjadi lebih tidak menentu karena adanya perubahan iklim.
Dalam 50 tahun terakhir, lautan telah menyerap hampir 90% energi yang terperangkap oleh pemanasan global yang berdampak pada siklus ENSO.
Peristiwa El Nino terakhir terjadi antara Februari dan Agustus 2019 lalu. Setelah itu, antara Juli 2020 dan Maret 2023, peristiwa La Niña yang jarang terjadi, yaitu tiga kali lipat dari El Nino, menekan kenaikan suhu global.
Sebenarnya, tidak diketahui pasti seberapa kuat El Nino akan terjadi. Namun, prediksi NOAA menunjukkan bahwa ada 80% kemungkinan terjadinya El Nino moderat yang di mana suhu permukaan laut akan naik 1,8 derajat Fahrenheit (1 derajat Celcius) dan 55% kemungkinan terjadinya El Nino yang kuat, di mana suhu akan naik 2,7 F (1,5 C).
Namun, dengan meningkatnya suhu permukaan laut yang terjadi akhir-akhir ini membuat El Nino yang akan datang menjadi lebih buruk. Pada awal April, rata-rata suhu permukaan laut global adalah yang tertinggi dalam sejarah.
Tentunya dengan adanya peristiwa El Nino ini akan mempengaruhi Amerika bagian Utara dan Kanada karena angin pasat yang lebih lemah akan membuat banyaknya air hangat yang terdorong kembali ke timur menuju pantai barat Amerika.
Sementara untuk AS bagian selatan dan Meksiko bagian utara, akibatnya adalah curah hujan yang tinggi, yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.
WMO telah memperkirakan bahwa suhu global akan meningkat hingga mencapai rekor tertinggi dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan berakhirnya efek pendinginan La Niña dan dimulainya El Nino yang dapat berdampak besar bagi kehidupan banyak orang. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Wanita 60 Tahun Lolos ke Kontes Miss Argentina karena Tampak Awet Muda
Advertisement
Advertisement