Advertisement
Sudah Lebih dari 47 Ribu Orang Tewas Akibat Gempa Turki dan Suriah
Warga mencari korban selamat di unit perawatan intensif rumah sakit negara Iskenderun yang runtuh setelah gempa bumi di Iskenderun, distrik Hatay, Turki, Selasa (7/2/2023). REUTERS - Benoit Tessier
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Pihak berwenang mengatakan bahwa 6 orang tewas dalam gempa terbaru yang melanda wilayah perbatasan Turki dan Suriah, pada Senin (20/2/2023). Gempa itu terjadi 2 pekan setelah gempa besar yang menewaskan lebih dari 47.000 orang dan menghancurkan ratusan bahkan ribuan rumah.
Gempa susulan itu melanda saat operasi penyelamatan dari gempa dahsyat pertama terhenti, yang berpusat di dekat kota Antakya di Turki dan dirasakan di Suriah, Mesir, dan Lebanon.
Advertisement
Badan Seismologi AS dan Eropa mengumumkan kekuatan gempa dengan magnitudo sebesar 6,3, dan sebesar 6,4 oleh pemantau di Turki.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan bahwa gempa itu diikuti oleh 90 gempa susulan, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (22/2/2023).
BACA JUGA: Orang Korea Ternyata Tidak Punya Gen Bau Badan
Bencana tersebut semakin menambah trauma baru bagi warga Antakya yang kehilangan tempat tinggal dan tinggal di tenda akibat gempa berkekuatan 7,8 pada 6 Februari 2023.
Seorang warga Turki, Murat Viral (47) mengatakan bahwa bencana gempa bumi tersebut menurutnya menjadi salah satu tanda kiamat baginya.
"Bagi saya ini adalah salah satu tanda kiamat. Saya merasa kami akan mati, kami akan dikuburkan di sini," katanya.
Dia menelepon temannya tak lama setelah gempa susulan pada Senin, untuk memberitahunya bahwa harus segera meninggalkan kota.
"Ini bukan lagi tempat yang bisa kita tinggali, kami sebagian besar mengkhawatirkan hidup kami," lanjutnya.
Para pejabat setempat mengatakan bahwa terdapat lebih dari 41.000 orang tewas di Turki pada gempa bumi 6 Februari 2023. Sedangkan, jumlah korban di negara tetangga Suriah mencapai sekitar 6.000 orang.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan 865.000 orang tinggal di tenda dan 23.500 di kontainer, lalu 376.000 orang lainnya tinggal di asrama mahasiswa dan penginapan umum di luar zona gempa.
Perwakilan Turki Program Pembangunan PBB (UNDP) Louisa Vinton, mengatakan bahwa begitu banyak bangunan yang hancur, hingga 210 juta ton puing perlu dibersihkan.
"Dibutuhkan area seluas 7 juta meter persegi (75,5 juta kaki persegi) untuk membuang puing-puing itu. Ini tugas besar ke depan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
- Percepatan Papua, Prabowo Ancam Pecat Pejabat Bermasalah
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
Advertisement
Sekolah Negeri di Jogja Wajib Terima ABK, Ini Penegasan Pemkot
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Xpeng Dirikan Pabrik RHD di Malaysia
- Pramono Pastikan Pedagang Kramat Jati Tetap Berjualan
- Polisi Selidiki Penganiayaan Sajam di Depok Sleman, Korban Luka
- Badai Kencang Robohkan Replika Patung Liberty di Brasil
- Dishub Bantul Prediksi Puncak Arus Nataru 24 Desember
- Chery Lewat Exeed Bidik Le Mans, Debut Ditargetkan Sebelum 2030
- KPK Dalami Peran Irjen Kemenaker di Skandal Sertifikat K3
Advertisement
Advertisement



