Advertisement
Sudah Lebih dari 47 Ribu Orang Tewas Akibat Gempa Turki dan Suriah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Pihak berwenang mengatakan bahwa 6 orang tewas dalam gempa terbaru yang melanda wilayah perbatasan Turki dan Suriah, pada Senin (20/2/2023). Gempa itu terjadi 2 pekan setelah gempa besar yang menewaskan lebih dari 47.000 orang dan menghancurkan ratusan bahkan ribuan rumah.
Gempa susulan itu melanda saat operasi penyelamatan dari gempa dahsyat pertama terhenti, yang berpusat di dekat kota Antakya di Turki dan dirasakan di Suriah, Mesir, dan Lebanon.
Advertisement
Badan Seismologi AS dan Eropa mengumumkan kekuatan gempa dengan magnitudo sebesar 6,3, dan sebesar 6,4 oleh pemantau di Turki.
Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan bahwa gempa itu diikuti oleh 90 gempa susulan, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (22/2/2023).
BACA JUGA: Orang Korea Ternyata Tidak Punya Gen Bau Badan
Bencana tersebut semakin menambah trauma baru bagi warga Antakya yang kehilangan tempat tinggal dan tinggal di tenda akibat gempa berkekuatan 7,8 pada 6 Februari 2023.
Seorang warga Turki, Murat Viral (47) mengatakan bahwa bencana gempa bumi tersebut menurutnya menjadi salah satu tanda kiamat baginya.
"Bagi saya ini adalah salah satu tanda kiamat. Saya merasa kami akan mati, kami akan dikuburkan di sini," katanya.
Dia menelepon temannya tak lama setelah gempa susulan pada Senin, untuk memberitahunya bahwa harus segera meninggalkan kota.
"Ini bukan lagi tempat yang bisa kita tinggali, kami sebagian besar mengkhawatirkan hidup kami," lanjutnya.
Para pejabat setempat mengatakan bahwa terdapat lebih dari 41.000 orang tewas di Turki pada gempa bumi 6 Februari 2023. Sedangkan, jumlah korban di negara tetangga Suriah mencapai sekitar 6.000 orang.
Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan 865.000 orang tinggal di tenda dan 23.500 di kontainer, lalu 376.000 orang lainnya tinggal di asrama mahasiswa dan penginapan umum di luar zona gempa.
Perwakilan Turki Program Pembangunan PBB (UNDP) Louisa Vinton, mengatakan bahwa begitu banyak bangunan yang hancur, hingga 210 juta ton puing perlu dibersihkan.
"Dibutuhkan area seluas 7 juta meter persegi (75,5 juta kaki persegi) untuk membuang puing-puing itu. Ini tugas besar ke depan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Chromebook, Uang yang Dikembalikan Baru Rp10 Miliar
- Serentak, SPPG Sajikan Nasi Goreng di Ultah Prabowo Ke-74
- 80 Bangunan Ponpes Tua Diaudit, Pemerintah Siapkan Rp25 Miliar
- Kasus Tayangan Pesantren, Kementerian Komdigi Puji Langkah Tegas KPI
- Aksi Antipemerintah di Peru Tewaskan Satu Orang dan 102 Luka-luka
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- WNA Jadi Direksi BUMN, KPK: Tetap Wajib Melaporkan LHKPN
- BMKG Ungkap Penyebab Peningkatan Suhu Panas Akhir-Akhir Ini
- Kontak Senjata di Kampung Soanggama, TNI Lumpuhkan 14 Anggota KKB
- Pembangunan Tempat Parkir Nglanggeran Ditarget Rampung Akhir Tahun Ini
- Redam Suhu Panas, Polresta Solo Menyemprot Air di Jalanan
- Mata Pelajaran Bahasa Inggris bagi SD Diwajibkan Mulai Tahun Depan
- Film Samsara Karya Garin Nugroho Masuk Nominasi pada APS Award 2025
Advertisement
Advertisement