Advertisement

Harga Pertalite Rp7.650, Jokowi: Jangan Tepuk Tangan!

Akbar Evandio
Kamis, 07 Juli 2022 - 20:17 WIB
Arief Junianto
Harga Pertalite Rp7.650, Jokowi: Jangan Tepuk Tangan! Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di Pekan Milenial Naik Kelas 2022 yang diselenggarakan Bisnis Indonesia Group secara hibrida di Hotel Aryaduta, Jakarta (5/4/2022). - JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa pemerintah menjaga harga BBM jenis Pertalite tetap Rp7.650 meski harga minyak mentah dunia terus naik.

Dia menjabarkan bahwa sebelum pandemi Covid-19 harga minyak mentah dunia hanya US$60 per barel, sedangkan saat ini sudah meningkat pesat hingga US$110 - US$120 per barel.

Advertisement

"Sudah dua kali lipat hati-hati. Negara kita ini masih kami tahan untuk tidak menaikkan harga BBM yang namanya Pertalite," kata Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29, Kamis (7/7/2022).

BACA JUGA: Buntut Dugaan Kasus Asusila, Kemenag Cabut Izin Ponpes Shiddiqiyyah di Jombang

Lebih lanjut, Jokowi membandingkan harga Pertalite dengan harga BBM di luar negeri yang sudah melambung hingga diangka Rp31.000 per liter, seperti di Jerman dan Singapura yang harga BBM menembus Rp31.000 per liter dan Thailand yang mencapai Rp 20.000 per liter.

Sementara itu, dia melanjutkan di Indonesia sendiri harga Pertalite masih di harga Rp7.650 per liter lantaran pemerintah masih melakukan subsidi melalui APBN terhadap BBM jenis penugasan tersebut.

"Jangan tepuk tangan dulu, ini kita masih kuat dan kita berdoa supaya APBN tetap masih kuat ber subsidi. Kalau sudah tidak kuat, mau gimana lagi? ya kan. kalau BBM naik ada yang setuju? Engga? Pasti semua tidak setuju," katanya.

Jokowi melanjutkan, di Indonesia pemerintah masih menahan untuk tidak menaikkan harga BBM khususnya Jenis BBM Penugasan (JBKP) seperti Pertalite yang saat ini harganya masih Rp7.650 per liter.

Bahkan, Indonesia menjadi negara dengan importir BBM terbesar. Dia menyebut, kebutuhan akan konsumsi BBM di Indonesia mencapai 1,5 juta barel minyak, sedangkan impornya adalah setengah dari jumlah konsumsi tersebut.

"Artinya apa? kalau harga di luar naik kita harus bayar lebih banyak. Supaya kita ngerti masalah ini, gas juga sama, internasional sudah naik lima kali, padahal gas kita impor gede banget," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement