Advertisement
Investigasi Awal Sriwijaya Air SJ-182, Kondisi di Kokpit Masih Misterius

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pemerhati penerbangan menilai laporan awal investigasi Sriwijaya Air SJ-182 yang dirilis oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyisakan pertanyaan yang perlu dijawab, khususnya mengenai kondisi di dalam kokpit.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman menuturkan sejumlah poin penting yang menjadi kunci untuk membongkar misteri pesawat dengan registrasi PK-CLC yang hilang kontak sebelum akhirnya jatuh tersebut.
Advertisement
Pertama, KNKT telah mengatakan kalau anomali yang dialami sistem autothrottle atau tuas pengatur tenaga mesin belum bisa diartikan sebagai kondisi malfungsi. KNKT menyebutkan mungkin ada gejala di autothrottle tetapi juga kerusakan ada di tempat lain, karena ada 13 parameter yang berhubungan dengan sistem pengatur kecepatan tersebut.
Kendati terjadi perubahan, kata Gerry, seharusnya autothrottle tidak mempengaruhi penerbangan Sriwijaya Air saat itu. Secara logika apabila salah satu mesin mati pun pesawat masih bisa terbang.
“Memang ada yang KNKT sampaikan yang menjadi poin penting. Mestinya [autothrottle] tidak bikin pesawatnya jatuh. Kok bisa? Terlebih juga kenapa cockpit voice recorder [CVR] menjadi penting,” ujarnya, Jumat (12/2/2021).
Tak hanya itu, Gerry menilai setelah adanya sejumlah indikator terkait dengan autothrottle, memang masih harus menyelidiki kondisi yang terjadi pada kokpit. Terutama sejumlah hal yang perlu diketahui mendalam dimulai dari saat tuas kiri yang bergerak mundur secara perlahan.
“Saat itu krunya melihat tidak itu tuas throttle yang kiri mundur secara perlahan. Jika ternyata mereka melihat reaksi mereka gimana? Kalau ternyata tidak tahu, kita juga harus tau kenapa, dan apakah mereka sedang sibuk mengerjakan prosedur yang lain,” imbuhnya.
Adapun, KNKT juga sempat menjelaskan dari data penerbangan flight data recorder (FDR) dapat diketahui bahwa sistem autothrottle pada bagian kiri pesawat bergerak mundur pada saat detik-detik terakhir sebelum pesawat jatuh. Namun, dia belum dapat memastikan apakah kerusakan terjadi di bagian kiri tersebut.
Perangkat kotak hitam berupa rekaman percakapan dalam kokpit atau CVR memegang peranan penting untuk membuktikan secara ilmiah penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan tak bisa membayangkan kalau CVR tidak ditemukan. Tanpa adanya CVR menjadi hal yang menyedihkan karena badan investigasi keselamatan tak bisa memberikan kesimpulan yang ilmiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Kantongi Petunjuk Awal Pelaku Penembakan WNA Australia di Bali
- Tahap Pemulangan, Jemaah Haji Diminta Tetap Menjaga Kesehatan
- KPK: Izin PT Gag Nikel Raja Ampat Mestinya Dicabut
- 6 Ilmuan Nuklir Iran Tewas Akibat Serangan Israel, Berikut Nama-namanya
- Langgar Piagam PBB, Iran Bakal Balas Serangan Israel
Advertisement

Bersiap Berlaga di Liga 1, PSIM Jogja Dipastikan Pertahankan Yusaku Yamadera
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- KPK: Izin PT Gag Nikel Raja Ampat Mestinya Dicabut
- 4 Pulau Dicaplok Sumut Lewat Keputusan Mendagri Tito Karnavian, Aceh Tempuh Jalur Non-litigasi
- PPIH Tegaskan Tak Ada Pungli di Safari Wukuf Jemaah Haji Lansia
- Sejumlah Tentara Israel Terluka dalam Serangan Rudal Iran
- Anak Disiksa Orang Tua Ditemukan dalam Kardus Lorong Pasar Kebayoran Lama, Begini Kondisinya
- Ini Sosok di Balik Air India Alami Kecelakaan Tewaskan 241 Orang
- Diserang Rudal Iran, Israel Tutup Seluruh Kedutaan di Seluruh Dunia
Advertisement
Advertisement