Advertisement

Ini Penyebab Jatuhnya Pesawat Air India Tewaskan 260 Orang

Jessica Gabriela Soehandoko
Minggu, 13 Juli 2025 - 19:57 WIB
Sunartono
Ini Penyebab Jatuhnya Pesawat Air India Tewaskan 260 Orang Otoritas India merilis laporan awal penyelidikan kecelakaan pesawat Air India yang disebut-sebut sebagai kecelakaan penerbangan paling mematikan di dunia dalam satu dekade. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Otoritas India merilis laporan awal penyelidikan kecelakaan pesawat Air India yang disebut-sebut sebagai kecelakaan penerbangan paling mematikan di dunia dalam satu dekade. 

Mengutip Reuters, Minggu (13/7/2025), Pesawat Air India jatuh dan menewaskan 260 orang pada 12 Juni lalu. Pesawat Boeing 787 Dreamliner yang menuju London dari kota Ahmedabad di India kehilangan daya dorong dan ketinggiannya, tak lama setelah lepas landas. 

Advertisement

Dalam kejadian ini, Viswashkumar Ramesh adalah satu-satunya korban kecelakaan pesawat Air India yang selamat mengaku dirinya hampir tidak percaya masih bisa hidup.

Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (Aircraft Accident Investigation Bureau/AAIB) pada Sabtu (13/7/2025) kemudian merilis laporan investigasi atas kecelakaan Air India. Laporan tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan baru soal posisi sakelar pemutus bahan bakar mesin yang penting. 

BACA JUGA: Viral CCTV Penjaga Kos Mondar-mandir di Depan Kamar Mendiang Diplomat Asal Jogja, Ini Penjelasan Polisi

Temuan menyebut bahwa sesaat setelah pesawat lepas landas, sakelar bahan bakar hampir secara bersamaan beralih dari posisi “run” ke posisi “cut-off”. Laporan awal tersebut tidak menjelaskan bagaimana sakelar tersebut bisa beralih ke posisi “cut-off” selama penerbangan. 

Adapun, segera setelah pesawat lepas landas dari tanah, rekaman CCTV menunjukkan bahwa sumber energi cadangan, yang disebut ram air turbine keluar, mengindikasikan hilangnya daya mesin pesawat. 

Di saat-saat terakhir penerbangan, di rekaman kokpit, seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa Dia mematikan bahan bakar. Pilot lainnya kemudian menjawab bahwa dia tidak melakukannya. 

Tidak diidentifikasikan juga pernyataan mana yang dibuat oleh kapten pesawat dan yang mana dibuat oleh kopilot, ataupun pilot mana yang menyampaikan “Mayday, Mayday, Mayday” sesaat sebelum kecelakaan.  Para ahli mengatakan bahwa seorang pilot tidak akan mungkin secara tidak sengaja menggerakan saklar bahan bakar. 

Pakar penerbangan AS, John Nance mengatakan bahwa seorang pilot biasanya tidak akan pernah mematikan sakelar selama penerbangan, terutama saat pesawat mulai menanjak. 

Di lokasi kecelakaan, kedua sakelar bahan bakar ditemukan dalam posisi menyala dan ada indikasi kedua mesin menyala kembali sebelum kecelakaan di ketinggian rendah. 

Menteri Penerbangan Sipil India Ram Mohan Naidu meminta publik tidak berspekulasi lebih lanjut sampai laporan akhir rampung.  “Kami peduli dengan kesejahteraan dan keamanan pilot, jadi jangan terburu-buru mengambil kesimpulan pada tahap ini, mari kita tunggu laporan akhir,” katanya. 

Air India juga membenarkan laporan tersebut. Maskapai tersebut menyatakan sedang bekerja sama dengan otoritas India, namun tak berkomentar lebih lanjut. 

Terkait profil sang pilot, Pilot utama adalah Sumeet Sabharwal (56), tercatat memiliki pengalaman terbang 15.638 jam dan menurut pemerintah India, Dia juga merupakan instruktur Air India. Sementara kopilot, Clive Kunder (32), memiliki pengalaman 3.403 jam terbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jadwal dan Tarif DAMRI ke Bandara YIA, Purworejo dan Kebumen, Senin (14/7/2025).

Jogja
| Senin, 14 Juli 2025, 02:17 WIB

Advertisement

alt

Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism

Wisata
| Sabtu, 12 Juli 2025, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement