Advertisement

Studi: Remdesivir Cegah Virus Corona Bereplikasi

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 30 Januari 2021 - 17:37 WIB
Budi Cahyana
Studi: Remdesivir Cegah Virus Corona Bereplikasi Remdesivir Vial

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Obat antivirus remdesivir diklaim bisa menjadi obat yang menjanjikan dalam menangani Covid-19.

Remdesivir bekerja dengan mengganggu kemampuan virus untuk bereplikasi, tetapi mekanisme pastinya tetap menjadi misteri.

Advertisement

Dengan menggunakan simulasi komputasi tingkat lanjut, para peneliti di Pritzker School of Molecular Engineering (PME) di University of Chicago telah mengungkapkan bagaimana obat tersebut bekerja pada tingkat molekuler.

Mereka juga menemukan bahwa dua obat yang bekerja dengan cara yang sama, ribavirin dan favilavir, tidak mengikat secara efektif ke virus.

“Penting untuk memahami bagaimana remdesivir bekerja pada tingkat molekuler,” kata Prof Juan de Pablo, yang memimpin penelitian dilansir dari Medical Express.

"Sekarang kami melihat bahwa itu efektif, dan obat lain tidak seefektif itu," ujarnya.

Hasilnya dipublikasikan 6 Januari di jurnal ACS Central Science.

Remdesivir bekerja dengan mengganggu RNA polimerase SARS-CoV-2, enzim kunci yang dibutuhkan virus untuk mereplikasi dirinya sendiri. Ketika enzim ini terganggu, virus tidak dapat berkembang biak dan menyebar ke dalam tubuh.

Namun pada pasien, obat tersebut telah membuahkan hasil yang bervariasi. Beberapa uji klinis telah menunjukkan bahwa pasien yang menerimanya pulih lebih cepat dan memiliki tingkat kematian yang lebih baik, sementara uji coba lain menunjukkan bahwa obat tersebut tidak mengurangi kematian atau lamanya rawat inap.

Sejak awal pandemi, de Pablo dan kelompoknya telah menggunakan simulasi komputasi tingkat lanjut untuk secara sistematis melihat berbagai protein yang memungkinkan virus untuk mereplikasi atau menginfeksi sel. Mereka juga telah melihat obat kandidat kunci yang sudah digunakan untuk mengobati penyakit lain dan dapat digunakan kembali untuk menghambat proses tersebut di SARS-CoV-2. Simulasi, yang membutuhkan berbulan-bulan penghitungan yang sangat kuat, akhirnya mengungkap apa yang terjadi di tingkat molekuler.

Untuk lebih memahami bagaimana pengobatan mengganggu RNA polimerase, de Pablo dan kelompoknya mensimulasikan interaksi antara enzim dan tiga obat yang sudah tersedia, dan yang dimaksudkan untuk menghambatnya: remdesivir, ribavirin, dan favilavir. Mereka menemukan bahwa remdesivir mengikat kuat ke virus, tetapi ribavirin dan favilavir tidak mengikat secara efektif. Mereka juga menemukan bahwa remdesivir mengganggu kestabilan protein kompleks virus, juga mengurangi kemampuannya untuk bereplikasi.

Sekarang simulasi menunjukkan bahwa obat harus bekerja pada tingkat molekuler, para ilmuwan dapat fokus, misalnya, menemukan strategi yang lebih baik untuk memberikan obat secara lebih efektif, kata de Pablo.

Sebelumnya, kelompok tersebut menggunakan analisis komputasi untuk mengungkap bagaimana obat Ebselen mengikat protease utama virus, atau MPro. Sekarang, kelompok tersebut juga memeriksa mekanisme rangkaian obat yang berbeda pada protein yang berbeda, dengan tujuan menciptakan lanskap lengkap target molekuler.

"Kami telah melihat bahwa virus tidak akan hilang dan sebenarnya mulai bermutasi," kata de Pablo. "Upaya untuk menemukan terapi terbaik, dan cara terbaik untuk mengelolanya, harus dilanjutkan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kirab Pengantin Tebu di Pabrik Gula Madukismo

Bantul
| Selasa, 23 April 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement