Advertisement
LaporCovid19 Terima Laporan 23 Kasus Pasien Ditolak Rumah Sakit karena Penuh
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- LaporCovid19 mendapatkan total 23 laporan kasus pasien Covid-19 yang ditolak rumah sakit karena penuh. Karenanya, LaporCovid-19 dan Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyebutkan jika kondisi pandemi Corona di Indonesia makin mengkhawatirkan.
Bahkan, berdasarkan laporan mereka, seorang pasien yang terkonfimasi positi Corona di kawasan Depok, Jawa Barat meninggal dunia saat hendak menumpang taksi online lantaran sejumlah rumah sakit di sana penuh.
Advertisement
Fakta itu dipaparkan Dokter sekaligus sukarelawan LaporCovid-19, Tri Maharani, Senin (18/1/2021).
"Pada 3 Januari 2021, warga meninggal di taksi daring setelah ditolak di 10 RS di daerah Depok, Jawa Barat," kata dia.
Baca juga: Cek Fakta: Kasdim TNI Gresik Meninggal Usai Divaksin Covid-19, Benarkah?
Tri menjelaskan sejak akhir Desember hingga awal Januari 2021, LaporCovid19 mendapatkan total 23 laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh, pasien yang meninggal di perjalanan, serta meninggal di rumah karena ditolak rumah sakit dari wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Antisipasi kolapsnya layanan Kesehatan dilakukan seadanya. Apalagi, sepanjang bulan Desember 2020, mobilitas penduduk cenderung meningkat dengan adanya libur panjang dan pelaksanaan Pilkada," jelasnya.
Kolapsnya rumah sakit ini dikhawatirkan juga membuat tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 semakin banyak atau bahkan sampai gugur.
Baca juga: Kota Jogja Peroleh Rp18 miliar Untuk Tangani Kawasan Kumuh
Data LaporCovid-19 hingga Kamis (14/1/2021), jumlah tenaga kesehatan yang meninggal telah mencapai 618 orang.
Padahal, pada tanggal 5 Januari 2021, jumlah korban jiwa sebanyak 540 orang. Ini berarti terjadi penambahan 78 kematian nakes dalam 10 hari, atau rata-rata terdapat 7-8 tenaga kesehatan meninggal tiap harinya.
"Bom waktu di depan mata," ucap Tri Maharani.
LaporCovid-19 dan CISDI menyerukan situasi darurat layanan kesehatan agar masyarakat dan pemerintah memahami kondisi di rumah sakit yang penuh. Penambahan tempat tidur saja dirasa tidak cukup karena tenaga kesehatan jumlahnya terbatas.
Pemerintah juga harus menyediakan sistem layanan informasi yang real time mengenai ketersediaan ICU dan ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit agar masyarakat yang membutuhkan perawatan tidak harus menghubungi rumah sakit satu per satu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Produksi Padi Sleman Awal Tahun Ini Menurun, Palawija Relatif Stabil
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jusuf Kalla Ingatkan Prabowo Pentingnya Oposisi
- Surya Paloh Temui Prabowo di Kartanegara
- Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
- BKKBN-TNI AD Kolaborasi Membangun Sumber Air Bersih Guna Turunkan Stunting
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
Advertisement
Advertisement