Advertisement
Sampah APD Sumbang 16% di Muara Sungai
Perairan utara DKI Jakarta dipenuhi sampah. - Antara/Aprilio Akbar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi merilis hasil monitoring peningkatan sampah alat pelindung diri (APD) di Teluk Jakarta pada Maret dan April 2020 selama masa pandemi Covid-19.
Riset ini berjudul "Unprecedented plastic-made personal protective equipment (PPE) debris in river outlets into Jakarta Bay during COVID-19 pandemic", yang merupakan hasil kolaborasi peneliti LIPI di antaranya, Muhammad Reza Cordova, Intan Suci Nurhati, Etty Riani, Nurhasanah, dan Marindah YuliaIswaria.
Advertisement
Peneliti LIPI Muhammad Reza Cordova menyatakan bahwa terjadi sedikit peningkatan 5 persen dalam jumlah sampah dengan komposisi sampah sungai menjadi puing-puing yang lebih ringan.
Dalam penelitian itu disebutkan bahwa APD yang diamati, termasuk masker medis, sarung tangan, pakaian berbahaya, jas hujan dan pelindung wajah, belum pernah terjadi sebelumnya dan menyumbang sebesar 16 persen dari sampah sungai.
"Sampah APD tersebut menyumbang 15-16 persen dari sampah di kedua muara sungai, yaitu sebanyak 780 item atau 0,13 ton setiap harinya," kata Reza melalui keterangan tertulis, seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (31/12/2020).
Bukan hanya itu, Reza menyebutkan bahwa jumlah plastik tetap menjadi sampah yang mendominasi di sungai.
"Plastik tetap menjadi sampah sungai yang dominan dengan kelimpahan 46 persen dan berat 57 persen," ujar Reza.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti adanya peningkatan PPE di puing-puing sungai sebagai akibat dari pandemi Covid-19, dengan memanfaatkan data pemantauan situs yang tersedia sebelum dan selama pandemi di Jakarta.
Tidak dapat dipastikan bagaimana tingkat limbah medis akan berubah saat masyarakat memasuki fase 'era new normal'. Saat ini, penggunaan masker kain yang dapat digunakan kembali (re-usable) untuk pekerja non-medis akan membantu mengurangi plastik sekali pakai di lingkungan.
"Pandemi ini dapat menjadi dasar untuk meningkatkan pengelolaan limbah dan meminimalkan kerusakan lingkungan mengingat meningkatnya risiko kesehatan dan ekologi," sambung Reza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sejarah Hari Santri 22 Oktober dan Fatwa Resolusi Jihad Hasyim Asyari
- Trump Soroti Logam Tanah Jarang, Fentanyl, Kedelai, dan Taiwan
- Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
- Kejagung Serahkan Uang Rp13,2 Triliun Hasil Sitaan Kasus CPO ke Negara
Advertisement
Renovasi Terminal Giwangan Ditarget Selesai Jelang Libur Nataru
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Masih ada 1.744 Kasus HIV di Kota Jogja, Layanan Pengobatan Dipermudah
- KAI Akan Sambung Commuter Line dari Cikampek hingga Jawa Timur
- Israel Akui Jatuhkan 153 Ton Bom di Gaza Saat Gencatan Senjata
- Kandang Sapi di Boyolali Terbakar Akibat Percikan Tungku
- 1.000 Petugas SPPG Bantul Dibekali Pelatihan Penjamah Makanan
- Pemerintah Pusat Dorong Pembentukan Dinas Ekraf di Daerah
- BGN Blak-blakan Anggaran MBG Melonjak di 2026, Ini Rinciannya
Advertisement
Advertisement



