Advertisement
Penyerangan Atas Nama Agama di Solo Dipicu Hasutan di Grup Whatsapp

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Kepolisian telah memeriksa 12 orang dan menetapkan delapan tersangka kasus penyerangan atas nama agama di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020) lalu. Berdasarkan hasil penyidikan, kerusuhan tersebut bermula dari hasutan di grup Whatsapp.
Para tersangka berkoordinasi melalui Whatsapp sebelum berangkat menuju ke Metrodanan. Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan tersangka berinisial BD yang ditangkap sesaat seusai kejadian diduga sebagai otak pengrusakan. BD berperan sebagai admin grup serta turut mengajak dalam aksi itu.
Advertisement
BACA JUGA: Sempat Kabur ke Jogja & Cukur Rambut, Tersangka Penyerangan Atas Nama Agama di Solo Diringkus
"Sudah berhasil mengerucut ke salah seorang tersangka yakni BD alias BA sebagai seseorang yang memulai menghasut di grup Whatsapp. Penghasutan BD membuat anggota grup datang ke lokasi, tidak bersamaan tapi bertemu di lokasi," ujar Kapolresta.
Ia menambahkan dari delapan tersangka, kepolisian mengidentifikasi beberapa grup Whatsapp dari para tersangka. Menurutnya, seluruh tersangka berasal dari gabungan beberapa kelompok yang berbeda.
BACA JUGA: BOB Gelar Lomba Desain Logo Berhadiah Puluhan Juta Rupiah
Sebelum kerusuhan pecah, puluhan orang tidak dikenal mendatangi rumah salah seorang warga sekitar pukul 17.45 WIB. Tak lama berselang terjadi keributan di Mertodranan yang mengakibatkan sekitar tiga orang luka ringan.
“Tadi malam tidak ada bakar-bakaran. Pak polisi langsung antisipasi. Kejadian sekitar Magrib sampai setelah Isya. Setelah itu dijaga terus oleh polisi. Jalarane [penyebab] nya kesalahpahaman. Ada wargaku mau lamaran. Rumangsane acara yang melanggar," ujar Supatno, Lurah Pasar Kliwon, Minggu (9/8/2020).
BACA JUGA: 6 Fakta tentang Film Tilik, yang Bikin Nama Bu Tejo jadi Viral
Dia tidak tahu penyebabnya. Keributan itu membuat sekitar tiga orang di Mertodranan terluka. “Keluarga dikumpulkan karena mau lamaran. Tapi dikira acara tertentu. Mereka dikira kelompok tertentu atau bagaimana, saya kurang tahu,” ujar dia.
Selain menyebabkan tiga orang luka, keributan di Mertodranan itu juga membuat beberapa kendaraan rusak.
Saat berbuat kisruh, sekelompok orang memekikkan teriakan takbir, meneriakkan bahwa Syiah bukan Islam, dan penganut Syiah halal darahnya. Massa mencurigai midodareni yang dilakukan malam itu merupakan kegiatan ritual keagamaan diyakini oleh penganut Syiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
- Buntut Tragedi di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem KKN
- Para Advokat Perekat Nusantara dan TPDI Somasi Gibran, Untuk Segera Mundur Sebagai Wapres
Advertisement

Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- KPK Cekal Mantan Wadirut BRI ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan EDC
- Kejagung Periksa Pihak Google Terkait Penyidikan Dugaan Korupsi Laptop Chromebook
- Kemenag Siapkan Regulasi Terkait Tata Kelola Rumah Doa
- Api Melahap RS Hermina Jakarta, Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran
- KPK Panggil Pihak Swasta Terkait Suap Pengadaan Barang di MPR RI
- Pembubaran Kegiatan Ibadah dan Perusakan Rumah Retret di Sukabumi, Kemenag Siapkan Regulasi Rumah Doa
- Pemkab Bantul Siapkan Siswa Cadangan Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement