Advertisement
Penyerangan Atas Nama Agama di Solo Dipicu Hasutan di Grup Whatsapp
Ilustrasi kekerasan. - Pixabay
Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Kepolisian telah memeriksa 12 orang dan menetapkan delapan tersangka kasus penyerangan atas nama agama di Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020) lalu. Berdasarkan hasil penyidikan, kerusuhan tersebut bermula dari hasutan di grup Whatsapp.
Para tersangka berkoordinasi melalui Whatsapp sebelum berangkat menuju ke Metrodanan. Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan tersangka berinisial BD yang ditangkap sesaat seusai kejadian diduga sebagai otak pengrusakan. BD berperan sebagai admin grup serta turut mengajak dalam aksi itu.
Advertisement
BACA JUGA: Sempat Kabur ke Jogja & Cukur Rambut, Tersangka Penyerangan Atas Nama Agama di Solo Diringkus
"Sudah berhasil mengerucut ke salah seorang tersangka yakni BD alias BA sebagai seseorang yang memulai menghasut di grup Whatsapp. Penghasutan BD membuat anggota grup datang ke lokasi, tidak bersamaan tapi bertemu di lokasi," ujar Kapolresta.
Ia menambahkan dari delapan tersangka, kepolisian mengidentifikasi beberapa grup Whatsapp dari para tersangka. Menurutnya, seluruh tersangka berasal dari gabungan beberapa kelompok yang berbeda.
BACA JUGA: BOB Gelar Lomba Desain Logo Berhadiah Puluhan Juta Rupiah
Sebelum kerusuhan pecah, puluhan orang tidak dikenal mendatangi rumah salah seorang warga sekitar pukul 17.45 WIB. Tak lama berselang terjadi keributan di Mertodranan yang mengakibatkan sekitar tiga orang luka ringan.
“Tadi malam tidak ada bakar-bakaran. Pak polisi langsung antisipasi. Kejadian sekitar Magrib sampai setelah Isya. Setelah itu dijaga terus oleh polisi. Jalarane [penyebab] nya kesalahpahaman. Ada wargaku mau lamaran. Rumangsane acara yang melanggar," ujar Supatno, Lurah Pasar Kliwon, Minggu (9/8/2020).
BACA JUGA: 6 Fakta tentang Film Tilik, yang Bikin Nama Bu Tejo jadi Viral
Dia tidak tahu penyebabnya. Keributan itu membuat sekitar tiga orang di Mertodranan terluka. “Keluarga dikumpulkan karena mau lamaran. Tapi dikira acara tertentu. Mereka dikira kelompok tertentu atau bagaimana, saya kurang tahu,” ujar dia.
Selain menyebabkan tiga orang luka, keributan di Mertodranan itu juga membuat beberapa kendaraan rusak.
Saat berbuat kisruh, sekelompok orang memekikkan teriakan takbir, meneriakkan bahwa Syiah bukan Islam, dan penganut Syiah halal darahnya. Massa mencurigai midodareni yang dilakukan malam itu merupakan kegiatan ritual keagamaan diyakini oleh penganut Syiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Cegah Anak Tersesat, Masjidil Haram Sediakan Gelang Identitas
- KPK Tegaskan Perceraian Ridwan Kamil Tak Ganggu Kasus Bank BJB
- Baku Tembak di TN Komodo, Tim Gabungan Hadang Pemburu Liar
- Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban
- Percepatan Papua, Prabowo Ancam Pecat Pejabat Bermasalah
Advertisement
Mudik Nataru Dimulai, Mahasiswa Ramai di Bandara YIA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Libur Nataru, 14 Puskesmas Rawat Inap Sleman Siaga 24 Jam
- Cegah TPPO, Imigrasi Jateng Tolak 322 Paspor Sepanjang 2025
- Konflik Memanas, Thailand Tekan Kamboja Lakukan Gencatan
- Cegah Harga Nuthuk, Wisata Kulonprogo Diawasi Ketat
- Nigeria dan Kamerun Laporkan RD Kongo ke FIFA soal Naturalisasi
- Perpanjang SIM di Gunungkidul Bisa Online, Dicetak dan Diantar
- Wisatawan Keluhkan Retribusi Parangtritis, Dinpar: Klasik
Advertisement
Advertisement




