Advertisement
456 ASN Lakukan Pelanggaran Netralitas Jelang Pilkada 2020

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) mencatat sedikitnya 456 pegawai aparatur sipil negara (ASN) dilaporkan melakukan pelanggaran netralitas jelang Pilkada serentak 2020.
Berdasarkan data KASN 2020 yang diperbarui pada 31 Juli 2020 diketahui bahwa sebanyak 344 dari 456 ASN tersebut telah diberikan rekomendasi penjatuhan sanksi pelanggaran netralitas.
Advertisement
Dari jumlah itu, 189 ASN di antaranya telah ditindaklanjuti oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dengan penjatuhan sangsi. Artinya dari 456 ASN yang dilaporkan, baru 54,9 persen ASN yang dikenai sanksi.
BACA JUGA : Pemda Imbau ASN Netral saat Pilkada
Ketua KASN Agus Pramusinto menjelaskan bahwa terdapat lima pelanggaran paling umum dilakukan ASN yaitu melakukan pendekatan ke partai politik terkait pencalonan dirinya atau orang lain sebagai bakal calon kepada daerah sebesar 21,5 persen.
Kemudian terdapat ASN yang ikut melakukan kampanye atau sosialisasi di media sosial mencapai 21,3 persen, dan mengadakan kegiatan yang mengarah pada keberpihakan pada salah satu pasangan calon sebanyak 13,6 persen.
“Selain itu memasang spanduk baliho sebanyak 11,6 persen. Dan membuat keputusan yang dapat menguntungkan atau merugikan paslon sebanyak 11 persen,” katanya saat membuka kampanye virtual Gerakan Nasional Netralitas ASN, Rabu (5/8/2020).
Dia menuturkan lima jabatan pelanggar tertinggi adalah jabatan pimpinan tinggi sebesar 27,6 persen, jabatan fungsional 25,4 persen, jabatan administrator 14,3 persen, jabatan pelaksana 12,7 persen dan jabatan kepala wilatah seperti Camat dan Lurah mencapai 9 persen.
Pelanggaran tersebut tersebar di sejumlah daerah. 10 wilayah paling banyak mencatatkan masalah netralitas itu tersebar di Kabupaten Purbalingga, Wakatobi, Sumbawa, Provinsi NTT, Kabupaten Muna Barat, Muna, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banggai, Sukoharjo dan Buton Utara.
BACA JUGA : Bawaslu Bantul Gerak Cepat agar Masalah Netralitas ASN
Agus mengimbau seluruh ASN di Indonesia untuk membangun kesadaran dan kemauan yang berkenaan dengan etika dan perilaku parsialitas pada ASN. “Yang berarti tidak berpihak, bebas dari konflik kepentingan serta bebas dari pragmatisme politik,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
Advertisement

Bencana Hidrometeorologi: Ada 36 Titik Lokasi Terdampak di Sleman, 3 Orang Luka
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
- KPU Tetapkan Istri Mendes PDT Sebagai Bupati Serang Hasil PSU
- Pelaku Usaha Ingin Penerbangan Langsung ke Bandara Ahmad Yani Segera Dibuka
- Polri Buru Pelaku Penipuan Modus Kripto Platform JYPRX, SYIPC, dan LEEDSX
- KBRI Upayakan Perlindungan WNI di Kamboja
- Libur Panjang Waisak 2025: Tol Jagorawi Berlakukan Contraflow
- Harga Pangan Sabtu 10 Mei 2025: Daging Ayam dan Cabai Naik
Advertisement