Advertisement

Promo Desember

Disorot Media Asing Ternama, Indonesia Terburuk se-Asia Tenggara dalam Penanganan Corona

Newswire
Senin, 13 Juli 2020 - 18:57 WIB
Bhekti Suryani
Disorot Media Asing Ternama, Indonesia Terburuk se-Asia Tenggara dalam Penanganan Corona Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Kinerja pemerintah Indonesia menangani pandemi Covid-19 mendapat sorotan negatif dari media asing ternama.

Indonesia disebut sebagai negara yang sistem penanganan wabah virus Corona Covid-19 paling buruk di Asia Tenggara, dengan angka penularan virus mencapai 74.000 kasus dan 3,5 ribu kematian.

Advertisement

Dalam laman daring prestisius The Guardian edisi Minggu (12/07/2020), kalung anticorona keluaran Kementerian Pertanian turut jadi sorotan dan dianggap salah satu faktor yang memperburuk keadaan.

Selain itu, pakar penyakit menular dari Universitas Indonesia Prof Pandu Riono mengatakan, penularan akan terus meningkat kecuali masyarakat didesak untuk mengikuti rekomendasi jarak fisik.

Presiden Jokowi sempat memberi peringatan keras pekan lalu ketika kasus virus corona meningkat tajam.

Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama dan mengikuti langkah-langkah pencegahan virus.

Longgarnya pembatasan sosial juga mendapat sorotan tajam. Bali sudah membuka bandara untuk wisatawan domestik dan berencana untuk membuka pintu internasional bagi tamu mancanegara.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Denpasar, Dr I Gusti Agung Ngurah Anom mengaku khawatir dengan rencana pemerintah ini. "Jumlah kasus melonjak tapi kami belum tahu kapan akan memuncak," katanya.

Ia juga mengatakan staf medis selalu bersiaga dengan APD yang artinya mereka bekerja sambil kesulitan makan, minum dan buang air. Beberapa staf ada yang memakai popok untuk mempermudah pergerakan.

Dalam beberapa kasus, pasien kerap menutupi fakta bahwa mereka pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dan ini membuat pemerintah semakin kewalahan.

"Kami berharap pemerintah melakukan lebih banyak pengujian, pengujian dan pengujian, sehingga kami bisa melacak kasus-kasus ini," tambah Ngurah.

Stigma masyarakat terkait virus ini juga memperburuk keadaan. Pada bulan Juni, ratusan pedagang di pasar tradisional di Bali, Sumatra dan Jakarta menolak untuk diuji agar bisa melanjutkan pekerjaan mereka.

Tantangan lain datang dari prosesi pemakaman muslim yang memandikan jenazah sebelum dimakamkan. Seorang dokter spesialis paru-paru di Surabaya bernama Arief Bakhtiar mengungkapkan pengalamannya.

"Ada seorang wanita meninggal karena virus corona, tapi semua anak tidak terima. Mereka melanjutkan upacara pemakaman secara keagamaan. Setelah dua minggu, dua anggota keluarga mereka meninggal, diduga dari Covid-19," ujarnya.

Sementara itu, WHO mendesak pemerintah untuk memprioritaskan tes bagi pasien yang diduga memiliki virus, bukan orang yang sedang memulihkan diri karena angka kematian untuk kelompok ini sangat tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Polres Kulonprogo Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Kawasan Wisata Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Kulonprogo
| Jum'at, 13 Desember 2024, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku

Wisata
| Selasa, 10 Desember 2024, 17:38 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement