Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara, WHO Perbarui Laporannya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Lebih dari 200 ilmuwan, dalam sepucuk surat, menguraikan bukti bahwa virus Corona dapat menyebar dalam partikel-partikel kecil di udara. Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan merevisi laporannya dan memperbarui pedoman tentang penyebaran virus penyebab Covid-19 tersebut.
WHO menyatakan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, menyebar terutama melalui tetesan kecil yang dikeluarkan dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi yang dengan cepat hilang setelah jatuh ke tanah.
Dalam sebuah surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa, yang diterbitkan pada Senin (6/7/2020) dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara menguraikan bukti bahwa partikel virus yang mengambang di udara dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.
Partikel-partikel yang lebih kecil itu dapat berlama-lama di udara maka para ilmuwan itu mendesak WHO untuk memperbarui panduannya.
"Kami mengetahui artikel itu dan sedang meninjau isinya dengan para ahli teknis kami," kata juru bicara WHO, Tarik Jasarevic seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (7/7/2020).
Akan tetapi, seberapa sering Virus Corona dapat menyebar melalui jalur udara atau aerosol dibandingkan dengan tetesan yang lebih besar pada batuk dan bersin, masih belum jelas.
Setiap perubahan dalam penilaian WHO terhadap risiko penularan dapat memengaruhi rskomendasinya saat ini untuk menjaga jarak satu meter secara fisik.
Pemerintah, yang bergantung pada WHO untuk mengambil kebijakan soal panduan kesehatan, mungkin juga harus menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus.
Walaupun WHO mengatakan sedang mempertimbangkan aerosol sebagai kemungkinan rute penularan, masih harus dipastikan bahwa bukti tersebut menjamin adanya perubahan dalam panduan.
Michael Osterholm, seorang ahli penyakit menular di University of Minnesota, mengatakan WHO sejak lama enggan mengakui penularan aerosol influenza, terlepas dari data yang meyakinkan, dan melihat kontroversi saat ini sebagai bagian dari sekadar perdebatan.
"Saya pikir tingkat frustrasi akhirnya meningkat sehubungan dengan peran yang dimainkan oleh transmisi udara pada penyakit seperti influenza dan SARS-CoV-2," kata Osterholm.
Profesor Babak Javid, seorang konsultan penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Cambridge, mengatakan penularan virus melalui udara adalah mungkin dan bahkan sangat mungkin, tetapi bukti tentang berapa lama virus tetap di udara lemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kabareskrim Polri Tak Lapor LHKPN sejak 2017, KPK: Nanti Kami Cek
- Deretan Negara dengan Durasi Puasa Terpendek di Dunia: Ada Indonesia
- Mayat Membusuk di Plafon Rumah Kosong Gemparkan Warga Semarang
- Besaran Pesangon Karyawan PHK dan Pensiun Sesuai UU Cipta Kerja
- Bacaan Niat Puasa Ramadan Dalam Versi Arab dan Latin
Advertisement

Pemkab Bantul Bagikan Enam Bantuan Alat Pertanian Sepanjang 2023
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Cek Jadwal KA Bandara Kamis 23 Maret 2023
- Ramadan Ini Diperkirakan Terjadi Gerhana Matahari
- Ini 10 Amalan Terbaik Wajib Diketahui Bagi yang Berpuasa Ramadan
- PPATK Pastikan Dokumen Diberikan ke Kemenkeu Terkait TPPU
- Saling Klaim! Ribuan Pasukan Rusia dan Ukraina Tewas dalam Sehari
- Catat! Ini Kerugian Buruh Jika UU Cipta Kerja Diberlakukan
- Pesawat Super Air Jet AC Mati, Penumpang Bali-Jakarta Basah Kuyup
Advertisement