Advertisement
Pakar Mikrobiologi Ingatkan Gelombang Kedua Covid-19 karena Virus Corona Terus Bermutasi
Ilustrasi - Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ketua Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Pratiwi Sudarmono mengingatkan kemungkinan gelombang kedua penyebaran Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia, karena virus Corona baru bisa bermutasi secara kontinyu.
“Gelombang kedua bisa saja terjadi karena sekarang pergerakan luar biasa dari masyarakat. Kemarin lebaran, orang mudik dan kembali lagi ke DKI Jakarta. Ada pergerakan yang banyak,” kata Pratiwi saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, pada Selasa (2/6/2020).
Advertisement
Belum lagi, menurut Pratiwi, adanya kepulangan pekerja migran Indonesia (PMI) ke tanah air belakangan ini.
“Sementara itu virus itu setiap waktu melakukan perubahan pada dirinya. Melakukan mutasi secara kontinu karena dia merupakan virus RNA,” kata dia.
Dengan demikian, dia menerangkan, virus itu dapat berkembang di suatu daerah dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Apalagi, dia menuturkan, saat ini tidak ada lagi pembatasan yang jelas dan masyarakat cenderung tidak memerhatikan protokol kesehatan.
“Sehingga tidak ada orang yang kerja dari rumah misalnya. Maka dengan sendirinya kemungkinan tertular itu tinggi,” ujarnya.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN alias Bappenas Subandi Sardjoko membeberkan surveilans atau kapasitas tes Covid-19 di Indonesia belum memadai untuk memenuhi syarat pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“WHO mengusulkan satu dari seribu, Bappenas meniru negara dengan jumlah penduduk yang seperti Indonesia adalah Brazil yaitu kita 3.500 per satu juta penduduk. Itu mesti disediakan tesnya,” kata Subandi saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (29/5/2020).
Dengan demikian, Subandi mengatakan, jumlah tes minimal yang dibutuhkan Indonesia adalah sekitar 940.000. “Dan kita sekarang, per kemarin baru mencapai 290 ribu tes jadi belum ada sepertinganya,” kata dia.
Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dari Bappenas, populasi penduduk Indonesia 2020 diperkirakan 271 juta jiwa.
Dengan rasio tes Covid-19 sebanyak 3.500 untuk satu juta penduduk, maka pemerintah harus melakukan 948.500 tes atau tiga kali lipat dari capaian sekarang yang diklaim Bapenas sebanyak 290.000 tes.
WHO menyaratkan jumlah tes per 1 juta penduduk bisa mencapai 3.500 jika hendak melakukan pelonggaran PSBB. Adapun, kapasitas Indonesia masih sebanyak 1.838 tes per 1 juta penduduk pada 19 Mei 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Tiga Pemain Timnas Indonesia Ini Bakal Tampil di Liga Europa Malam Ini
- Pupuk Subsidi Turun Harga, Penyaluran di Gunungkidul Diawasi Ketat
- Windows 10 Berakhir 14 Oktober 2025, Ini Cara Upgrade ke Windows 11
- Belum Ada Petunjuk, DD di Sleman Belum Digunakan untuk Permodalan KDMP
- Persib Kalahkan Selangor FC 2-0, Kokoh di Puncak Klasemen Grup G
- REMBAG KAISTIMEWAN, Berdayakan Masyarakat dengan Kedai Alment Coffee
- Jalan Wisata Kepek-Ngobaran Gunungkidul Terhambat Anggaran
Advertisement
Advertisement




