Advertisement
China Dituding Rasis Setelah Usir Orang Kenya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Hubungan diplomasi antara China dan Kenya kini tegang setelah tindakan China kepada salah orang warga asal Afrika di Guangzhou.
Hal ini bermula dari pelajar dan ekspatriat di Guangzhou yang dipaksa melakukan tes virus Corona (Covid-19) dan karantina mandiri selama 14 hari.
Advertisement
Banyak dari mereka akhirnya tidur di jalanan lantaran diusir oleh pemilik tempat tinggalnya dan ditolak oleh hotel.
Berdasarkan laporan dari Channel News Asia, Senin (13/4/2020), laporan diskriminasi pertama berasal dari delapan orang yang didiagnosis Covid-19 menghabiskan waktu di distrik kota Yuexiu, yang dikenal sebagai "Little Africa".
Hal ini mengakibatkan ketegangan diplomasi antar kedua negara. Bahkan, salah seorang anggota parlemen meminta warga China pergi dari Kenya.
Amerika Serikat ikut mengecam apa yang disebutnya "xenophobia terhadap orang Afrika oleh otoritas China."
Dilansir dari CNN International, Senin (13/4), surat kabar terbesar Kenya memasang headline berjudul “Orang Kenya di China: Selamatkan Kami dari Neraka.”
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah negara Afrika telah menjadi mitra diplomatik dan perdagangan utama bagi Beijing. Nilai perdagangan China-Afrika mencapai US$208 miliar pada 2019, menurut angka resmi dari Administrasi Umum Bea Cukai Cina.
Merespons hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengelak kritik yang menyatakan China bertindak mengasingkan para warga negara asing.
"Kami masih menghadapi risiko kasus impor dan munculnya lagi kasus lokal. Khususnya, ketika pandemi sudah menyebar ke seluruh dunia, kasus impor meningkat. Seluruh warga asing diperlakukan sama. Kami menolak perlakuan berbeda dan tidak mentoleransi diskriminasi,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus impor Covid-19 terus menanjak. Berdasarkan laporan Bloomberg, China mencatatkan kasus baru mencapai 108 orang pada Minggu. Sebanyak 98 kasus merupakan kasus impor.
Selain itu, terdapat 61 kasus tanpa gejala yang menjadikan 1.064 asymptomatic kasus yang tengah ditangani medis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement
Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Tersedia di PJR Temon, Selasa 15 Juli 2025
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement