Advertisement
Presiden Jokowi Berencana Undang Kaisar Jepang ke Indonesia

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berencana mengundang Kaisar Jepang, Naruhito atau Reiwa, ke Indonesia. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Presiden RI, M Fadjroel Rachman.
Presiden manyampaikan undangan tersebut pada saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Jepang pada Jumat (10/1/2020) di Istana Merdeka, kata Fadjroel dalam grub whatsapp wartawan, Minggu (12/1/2020).
Advertisement
Kaisar Reiwa adalah julukan untuk Kaisar Naruhito yang berarti ‘era keselarasan’. Kaisar Naruhito menggantikan posisi Kaisar Akihito sejak 1 Mei 2019.
Bagi Jepang, kaisar adalah simbol negara yang mempersatukan seluruh rakyat. Walau pun kaisar tidak secara langsung mengelola kekuasaan politik pemerintahan, kaisar merupakan representasi kekuatan sosial karena menjadi pucuk tertinggi agama Shinto.
Oleh karena itu, Kaisar Jepang menjadi simbol juga dalam membangun hubungan antarnegara. Hal ini bisa dilihat pada hubungan negara Jepang dengan China dan Korea Selatan.
Hubungan mereka berubah baik ketika Kaisar Akihito menciptakan kebijakan ‘permohonan maaf’ kepada kedua negara tersebut terkait Perang Dunia II.
Kaisar Akihito sendiri sejak menjadi kaisar mendapat julukan atau gelar Kaisar Heisei yang bermakna ‘era perdamaian’.
Kaisar Reiwa, julukan Kaisar Naruhito, atau era keselarasan nanindah juga akan menjadi simbol masyarakat Jepang dalam konteks hubungan-hubungan internasional, kata Fadjroel.
Presiden Joko Widodo pun memiliki konsep yang serupa, yaitu keselarasan seluruh komponen bangsa untuk mencapai Indonesia, ucapnya.
Fadjroel mengungkapkan bahwa undangan Presiden Joko Widodo kepada Kaisar Naruhito adalah proses penting bagaimana konsep politik Indonesia dan simbol Negara Jepang yang berlandaskan pada keselarasan (harmoni) bertemu.
Bertemunya dua ‘keselarasan’ Indonesia dan Jepang memberi dampak konstruktif antara lain:
1. Semakin erat kepercayaan antarkedua negara untuk bekerja sama pada banyak bidang strategis untuk kebaikan masyarakat.
2. Penguatan jaringan kerja sama diplomasi global berdasar konsep keselarasan, yaitu saling kerjasama dan peduli, yang dibutuhkan untuk menghadapi krisis global.
3. Terbentuk simbol kekariban lintas negara dengan agama berbeda yang hidup berdampingan secara damai.
Pada dasarnya Presiden Jokowi saat ini aktif membangun kerja sama internasional agar kondisi stabilitas politik yang baik dan segala potensi Indonesia mampu dioptimalkan dalam mencapai Indonesia Maju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement