Advertisement
Ini Penyebab Singapura Jadi Negara Favorit Para Pebisnis Dunia
Patung Merlion di Marina Bay, Singapura - Wikimedia Commons
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Singapura menjadi negara favorit tujuan perusahaan-perusahaan global untuk perpanjangan tangan bisnis mereka di Asia. Kemudahan perizinan berbisnis menjadi poin utama bagi Negeri Singa ini.
Menurut pendiri Singapore Guidebook (SGB) Tatiana Gromenko, sudah sejak lama negara tetangga Indonesia ini dipilih sebagai destinasi bisnis untuk industri jasa, terutama bagi perusahaan rintisan digital berbasis teknologi.
Advertisement
Tatiana menyatakan berbagai macam gelaran yang mengumpulkan beragam perusahaan kelas dunia dan Asia sering diadakan secara rutin, termasuk di antaranya adalah temu investor. Hal ini menarik minat startup-startup lokal untuk berkompetisi di Singapura.
Dia menyebut, meski negara kota ini tidak terlalu luas, hampir semua perusahaan kelas dunia memiliki kantor perwakilan di Singapura. Salah satu yang menjadi pertimbangannya adalah regulasi yang dikeluarkan pemerintah ramah terhadap usaha.
“Pemerintah Singapura sangat menyadari kalau mereka memiliki potensi geografis yang strategis di Asia dan bisa menjangkau negara-negara di sekitarnya. Karena itulah mereka sangat mengakomodir perusahaan-perusahaan asing yang ingin penetrasi pasar di kawasan regional ini melalui regulasi yang ramah dan iklim bisnis yang kondusif,” tuturnya melalui rilis, Minggu (3/11/2019).
Tatiana menambahkan, selain iklim investasi, faktor lain yang membuat SIngapura menjadi favorit adalah kebijakan pajaknya yang terbuka. Bahkan juga ada pembebasan pajak serta insentif keuangan.
“Tidak heran kalau Singapura paling dicari oleh perusahaan-perusahaan yang ingin masuk ke pasar Asia,” sambungnya.
Chairman ASEAN Youthpreneur Community Roy Darmawan mengungkapkan bahwa Singapura secara konsisten mencapai skor nilai tinggi dalam peringkat global dan faktor kawasan yang penting bagi bisnis.
“Penilaian ini terkait dari risiko politik untuk produktivitas tenaga kerja, dari kualitas hidup, hingga prospek untuk membuat keuntungan,” ungkapnya.
Singapura, tambah Roy, menempati peringkat ekonomi paling kompetitif kedua dunia dalam daya saing buku tahunan dan merupakan negara dengan perekonomian paling kompetitif ketujuh dalam Global daya saing laporan.
“Peringkat Singapura sebagai ekonomi paling kompetitif kedua di dunia. Peringkat daya saing didasarkan pada empat kategori mengukur kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis dan infrastruktur. Dalam hal ekonomi kecil, Singapura adalah yang paling kompetitif ekonomi kecil di dunia,” katanya.
Roy menambahkan, Singapura adalah pemimpin dunia di semua 10 wilayah kebebasan ekonomi. Terdapat 26.000 perusahaan internasional yang berlokasi di Singapura. Dia pun menyarankan agar Indonesia bisa meniru Singapura untuk menjadi destinasi bisnis global.
“Pemerintah kita dapat mencontoh Singapra dalam kepastian hukum , ease of doing business, keamanan, serta regulasi yang mendukung bisnis,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
- Seorang Penumpang Meninggal Dunia di Bandara Soekarno-Hatta
Advertisement
Tarif dan Jadwal DAMRI Semarang Jogja PP, Rabu 29 Oktober 2025
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Bantul dan Gunungkidul, 28 Okt 2025
- Mayoritas Tempat Hiburan Malam Jogja Belum Tertib Izin
- Harga Emas Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24 Hari Ini Anjlok Lagi
- Tarif dan Jadwal DAMRI Semarang Jogja PP, 28 Okt 2025
- BMKG: Gempa Bumi Magnitudo 5,5 Guncang Buol Sulteng Pagi Ini
- KPK Pelajari Putusan DKPP Terkait Dugaan Korupsi Jet Pribadi KPU
- Cedera, Jorge Martin Dipastikan Absen pada MotoGP Portugal 2025
Advertisement
Advertisement



