Advertisement
Dipaksa Menyerahkan Diri, Mahasiswa Papua di Surabaya Ditembaki Gas air Mata

Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA- Mahasiswa Papua yang berdemo di Surabaya, Jawa Timur dipaksa keluar asrama oleh aparat kepolisian.
Setelah dikepung massa selama dua hari lantaran diduga membuang bendera Merah Putih ke comberan, Mahasiswa asal Papua yang bertahan di Wisma, Jalan Kalasan Nomor 10 Surabaya, Jawa Timur dipaksa keluar oleh aparat Polrestabes Surabaya, Sabtu (17/8/2019).
Advertisement
Penindakan itu dilakukan lantaran mahasiswa yang menghuni dalam wisma tersebut dianggap tak mengindahkan peringatan aparat yang disampaikan melalui pelantang suara. Bahkan, polisi terpaksa menerobos masuk dan menembakkan gas air mata agar mahasiswa mau keluar dari asrama tersebut.
Menurut pantauan Suara.com-jaringan Harianjogja.com, aparat kepolisian menerobos masuk, tepatnya pada pukul 15.00 WIB, Polisi menembakan kurang lebih 20 tembakan gas air mata.
"Semuanya kami imbau menyerahkan diri, kalau tidak kami akan masuk dan membawa kalian," teriak salah satu petugas menggunakan pelantang suara.
Usai berhasil membobol kunci gerbang asrama, polisi langsung merangsek ke sisi dalam untuk menampak para mahasiswa yang berlindung diri di dalam kamar. Sayangnya, aparat kepolisan meminta para awak media menjauhi lokasi.
Sementara di lokasi, sejumlah mahasiswa yang sempat dikepung itu kemudian keluar asrama sembari mengangkat kedua tangannya.
Mereka lalu digiring ke dalam tiga truk kepolisian yang telah disiapkan. Kini mereka diangkut menuju Mapolrestabes Surabaya, untuk diperiksa lebih lanjut terkait tuduhan pembuangan bendara sangsaka ke dalam selokan.
"Kami minta keterangan lebih lanjut," kata seorang anggota kepolisian di lokasi.
Sebelumnya, perwakilan mahasiswa, anggota kepolisian, serta sejumlah anggota ormas sempat melakukan mediasi. Hasilnya ormas dan polisi meminta agar mahasiswa di evakuasi dari asrama.
Sayangnya, para Mahasiswa Papua menolak, dan memilih bertahan di dalam Wisma.
Insiden pengepungan itu berawal dari tuduhan kepada Mahasiswa Papua yang merusak dan membuang Bendera Merah-Putih di selokan pada Jumat (16/8/2019) kemarin. Setelah itu, massa yang diduga dari ormas tertentu melakukan pengepungan terhadap wisma yang dihuni para Mahasiswa asal Papua tersebut.
Namun, kabar perusakan lambang negara itu dibantah Dorlince Iyowa, salah satu tamu yang terjebak di dalam Wisma Mahasiswa Papua yang dikepung massa ormas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Orang Pelaku Pemerasan Mengaku Wartawan Ditangkap Polda Jateng
- Tradisi Warga Desa Batur Iuran untuk Sembelih Ratusan Hewan Kurban, Tahun Ini 720 Ekor
- Pemilik Karaoke di Semarang Menyediakan Penari Tanpa Busana, Polisi Menetapkannya Jadi Tersangka Kasus Prostitusi
- Iduladha, 80 Ribu Warga Palestina Salat Id di Masjid Al-Aqsa di Tengah Pembatasan oleh Israel
- Diduga Jadi Korban Pengeroyokan, Tahanan Kasus Pencabulan Anak Tewas di Sel Tahanan Polresta Denpasar
Advertisement

Jaringan Irigasi Tersier Sepanjang 300 Kilometer di Sleman Rusak
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Diundang untuk Hadiri KTT G7
- Serangan Israel ke Palestina di Hari Raya Iduladha 2025 Tewaskan 17 Orang
- Profil Ustaz Yahya Waloni Meninggal Saat Khotbah Jumat
- Tradisi Warga Desa Batur Iuran untuk Sembelih Ratusan Hewan Kurban, Tahun Ini 720 Ekor
- Longsor dan Menimbulkan Banyak Korban Jiwa, Tambang Gunung Kuda Resmi Ditutup Total
- Geger Ancaman Tambang Nikel Bikin Rusak Kawasan Wisata Raja Ampat, Ada 5 Perusahaan Punya Izin Resmi Ini Daftarnya
- Hendak Disembelih untuk Kurban, Seekor Sapi Jatuh ke Selokan
Advertisement
Advertisement