Oposisi Sangat Mungkin Hilang di Indonesia, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sistem presidensial yang berlaku di Indonesia membuka kemungkinan ketiadaan oposisi terhadap pemerintahan.
Peneliti politik dari Populi Centre Rafif Pamenang Imawan mengatakan dalam sistem presidensial, aktor utama terletak pada sosok presiden alih-alih partai politik atau legislator. Presiden menjadi pusat dari segala kebijakan karena dia dipilih langsung oleh masyarakat untuk menjad kepala negara dan pemerintahan.
Advertisement
“Istilah koalisi dan oposisi pada dasarnya adalah sikap menerima atau menolak kebijakan yang dibuat oleh presiden, merujuk pada pemilu yang dilakukan sebelumnya,” ujar Rafif kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia, Kamis (25/7/2019).
Keberadaan kubu koalisi dan oposisi pada sistem presidensial hanya untuk menjaga check and balances pemerintahan. Namun, keberadaan parpol pada kubu koalisi dan oposisi di sistem presidensial tidak bisa ajek.
Cairnya hubungan dan bentuk kebijakan yang dikeluarkan antarparpol pada sistem presidensial dibutuhkan untuk menjaga jalannya pemerintahan dengan baik. Apalagi, sentrum segala kebijakan di sistem pemerintahan presidensial berada di tangan eksekutif atau presiden.
Karena itu, ujar Rafif, sering kita melihat adanya sikap pro seluruh partai terhadap kebijakan yang hendak dikeluarkan pemerintah, atau sebaliknya.
“Oleh karenanya, pada dasarnya inisiatif komunikasi antarpartai untuk memecah batas koalisi dan oposisi akan banyak membantu stabilitas politik, terutama di sistem multipartai seperti di Indonesia,” ujar Rafif.
Rafif menambahkan, jika menggunakan sistem parlementer, pembagian kubu parpol koalisi dan oposisi bisa semakin tegas. Hal itu akan berpengaruh pada lancar atau tidaknya pembahasan kebijakan yang berlangsung di parlemen.
Rafif menyebutkan lembaga legislatif yang tidak terkonsolidasi dengan baik di sistem presidensial bisa menghambat roda pemerintahan. “Kita dapat melihat misalnya kasus BTP (Basuki Tjahaja Purnama) yang sering deadlock dengan DPRD DKI Jakarta terkait APBD [saat masih menjadi gubernur],” ujarnya.
Pembahasan mengenai perlu atau tidaknya koalisi dan oposisi dalam pemerintahan di Indonesia mengemuka pascapertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Rabu (24/7).
Megawati mengatakan tidak ada koalisi dan oposisi dalam ketatanegaraan di Indonesia. Menurutnya, semua masalah yang dihadapi negara dan bangsa bisa diselesaikan dengan jalan musyawarah antarparpol.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan lebih terperinci maksud Megawati. Menurutnya, sejak awal konsep negara Indonesia adalah sebagai negara gotong royong. Karena itu, ujar Hasto, segala masalah kenegaraan dan kebangsaan diharap bisa diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat.
“Pemerintah pun membahas undang-undang atas kesepakatan bersama antara pemerintah dan DPR. Tapi di dalam pengambilan keputusan bahkan pasal demi pasal dibahas dengan seluruh partai politik baik yang berada di dalam maupun di luar pemerintahan,” ujar Hasto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
Advertisement
Kunjungi Pasar Prawirotaman, Mendag Pastikan Harga Minyakita Turun Pekan Ini
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati Kerja Sama Energi
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- Masuk Masa Tenang Pilkada 2024, Bawaslu Ingatkan Tidak Ada Lagi APK
- Menkes Budi Gunadi Kaget Banyak Anak Indonesia Terkena Diabetes Tipe 1
- Ruko Penjual Beras di Godean Dapat Banyak Karangan Bunga Bikin Kaget Warga
- Prancis Didesak Tangkap Netanyahu Sesuai Putusan ICC
Advertisement
Advertisement