Advertisement
HUT Ke-80 RI, Google Doodle Tampilkan Tradisi Pacu Jalur
Tangkapan layar Google Doodle yang menampilkan Pacu Jalur di Riau pada hari ulang tahun ke/80 Republik Indonesia atau HUT ke/80 RI, Minggu.
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Google menampilkan desain spesial Doodle yang menampilkan tradisi Pacu Jalur di Riau pada hari ulang tahun ke-80 Republik Indonesia atau HUT ke-80 RI, Minggu.
Menurut informasi di situs Google, desain Google Doodle spesial pada hari ulang tahun ke-80 Republik Indonesia dibuat oleh seniman asal Bandung Wastana Haikal.
Advertisement
Ilustrasi Pacu Jalur Google Doodle yang penuh warna menampilkan gambar empat orang berpakaian adat sedang mendayung perahu serta seorang bocah penari dengan pakaian khas berdiri di haluan perahu.
Baca Juga HUT ke-80 RI: Prabowo Angguk-Angguk Kepala, Letkol Teddy Ikut Bergoyang saat Pertunjukan Pacu Jalur
Dilansir dari antara, saat mengklik gambar Google Doodle tersebut, pengguna diarahkan ke halaman pencarian Google Search dengan kata kunci "Hari Kemerdekaan Republik Indonesia" beserta berbagai sajian informasi dan video tentang Hari Kemerdekaan Indonesia.
Perlombaan mendayung perahu kayu yang disebut Pacu Jalur di wilayah Riau menjadi sorotan publik pada Juni 2025, menyusul video viral di media sosial yang memperlihatkan seorang anak dengan julukan "Boat Kid Aura Farming" menari di haluan perahu untuk mengatur kecepatan dan ritme timnya.
BACA JUGA: Pakai Baju Adat, Nicholas Saputra Hadiri Upacara 17 Agustus di Istana Negara
Lomba Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi di Provinsi Riau.
Baca Juga Gibran Siap Hadiri Puncak Festival Pacu Jalur 2025 di Kuansing
Tradisi ini ada sejak abad ke-17, semasa perahu kayu panjang yang disebut jalur menjadi sarana transportasi utama bagi penduduk desa-desa di sepanjang Sungai Kuantan, mulai dari Hulu Kuantan sampai Cerenti.
Pada masa lalu, jalur menjadi sarana transportasi massal yang bisa mengangkut 40 sampai 60 orang. Warga juga memanfaatkannya untuk mengangkut hasil pertanian.
Seiring waktu, jalur dihias dengan ukiran-ukiran artistik berbentuk kepala ular, buaya, atau harimau di bagian badan maupun pada selembayung (ujung jalur). Tali dan selendang juga dijadikan sebagai hiasan pada jalur.
Baca Juga Momen Teddy, Giring, Prasetyo Hadi, dan Sugiono Nyanyi hingga Joget Pacu Jalur di Solo
Selain badan dan ujung perahu, gulang-gulang (tiang tengah) dan lambai-lambai (tempat berdirinya juru mudi) sering dihias pula.
Pada masa berikutnya, muncul gagasan untuk mengadakan lomba mendayung jalur menyusuri Sungai Kuantan.
Awalnya, perlombaan ini digelar di kampung-kampung di sepanjang sungai sebagai bagian dari perayaan hari-hari besar Islam.
Namun, selanjutnya Pacu Jalur diadakan untuk memeriahkan acara perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
- Langgar VoA, Imigrasi Bali Deportasi Bintang Porno Asal Inggris
Advertisement
Ribuan THL Gunungkidul Bakal Terima SK PPPK Paruh Waktu
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemutihan KUR Terdampak Bencana Tak Hanya untuk Petani Tapi juga UMKM
- Epilepsi Kebal Obat Bisa Ditangani, Masyarakat Perlu Diedukasi
- Prabowo Minta BMKG Perkuat Peringatan Dini Jelang Nataru
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Dishub Bantul Sebut Idealnya Butuh Enam Bus Sekolah
- Petir Tewaskan 14 Orang di Malawi, 8.000 Rumah Rusak
- Donny Warmerdam Belum Debut, PSIM Tak Mau Ambil Risiko
Advertisement
Advertisement




