Advertisement
Lembaga Riset: Jokowi-Ma'ruf Menang karena Didukung oleh Mayoritas Pemilih NU

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Pemilih nahdlatul ulama (NU) menjadi faktor penentu kemenangan pasangan capres-cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin, berdasarkan hasil CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali.
"Jumlah pemilih muslim dari NU adalah mayoritas yakni mencapai 60 persen dan sebagian besar memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Hasanuddin Ali pada diskusi "Populisme dalam Demokrasi Elektoral 2019" di Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Advertisement
Menurut Hasanuddin, sementara itu pasangan capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno lebih unggul pada pemilih muslim berbasis Muhammadiyah. "Pemilih muslim dari Muhammadiyah mayoritas memilih pasangan Prabowo-Sandiaga, meskipun ada juga yang memilih Jokowi-Sandiaga," katanya.
Menurut dia, pemilih NU menjadi faktor penentu kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf, menurut dia, karena adanya soliditas masyarakat NU dari tingkat elite hingga ke tingkat bawah. "Semua poros NU saat ini mendukung Jokowi-Kiai Ma'ruf," katanya.
Faktor lain yang mendukung kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin, yakni cawaperes pendamping Jokowi adalah KH Ma'ruf Amin yang merupakan Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) serta Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). "Ini menjadi fantor menentu peningkatnya soliditas pemilih NU," katanya.
Faktor lainnya, menurut dia, adalah adanya kesamaan kepentingan dari pemilih yakni ingin menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari adanya upaya-upaya dari pihak tertentu yang dinilai ingin mengubah Pancasila.
Sementara itu, Direktur Eksektutif Politik IndonesiaBurhanuddin Muhtadi menambahkan, pada pemilu 2019 politik identitas berbasis keagaman semakin menguat sehingga terjadi polarisasi pada pemilih dan masyarakat.
Lamanya waktu kampanye yakni sekitar tujuh bulan, menurut dia, menjadikan pemilih semakin mengkristal pada pilihannya. "Banyak pemilih sudah memiliki pilihannya dan semakin mengkristal," katanya.
Menurut dia, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin menang di 19 provinsi di Indonesia, tapi kemenangannya terutama ditentukan di dua provinsi "gemuk" yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sementara itu, pasangan Prabowo-Sandiaga, menang di sebagain provinsi di Sumatera, terutama di Aceh dan Sumatera Barat, menang besar. "Namun, pasangan Prabowo-Sandiaga, tidak berhasil memperbesar kemenangan di Jawa Barat yang juga padat penduduk," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

Putusan MK Pisahkan Pemilu dan Pilkada, PDIP Kota Jogja Soroti Substansi Demokrasi
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
- Baru Sesaat Bebas dari Lapas, Mantan Sekretaris MA Nurhadi Kembali Ditangkap KPK Terkait Pencucian Uang
Advertisement
Advertisement