Advertisement
Mengenal Polar Vortex, Pusaran Angin yang Membekukan Amerika

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebagian wilayah Amerika Serikat (AS) membeku akibat polar vortex atau pusaran kutub. Temperatur di AS bervariasi, dari minus 27 derajat Celsius hingga minus 53 derajat Celsius.
Menurut laporan Reuters, 12 orang meninggal dunia di berbagai wilayah di Negeri Paman Sam akibat suhu ekstrem ini hingga Kamis (31/1/2019).
Advertisement
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) atau lembaga sejenis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Amerika Serikat menjelaskan polar vortex sebagai area besar tekanan rendah dan udara dingin yang mengelilingi dua kutub Bumi.
An arctic front which has ushered in record cold temperatures across the Midwest will move into the eastern U.S. today. However, temperatures are expected to gradually moderate late in the week. pic.twitter.com/eV8d3XIsj9
— NWS WPC (@NWSWPC) January 30, 2019BACA JUGA
Polar vortex, sesuai namanya, berada di Kutub Utara. Polar vortex, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi pusaran kutub, melemah di musim panas dan menguat di musim dingin.
Istilah vortex atau pusaran mengacu pada aliran udara yang memutar ke kiri alias berlawanan jarum jam di dekat Kubut Utara. Pusaran ini membantu menjaga udara tetap dingin.
Polar vortex juga bisa diartikan sebagai angin kencang di sekitar Kutub Utara yang mengunci udara dingin dan menyebarkannya ke Midwest.
Selama musim dingin, udara dingin yang dikirimkan polar vortex selalu menerpa Midwest, tetapi efeknya tak selalu mematikan.
For those that wish to know a little more about the Polar Vortex, NOAA has a website for you. It's a very large scale feature whose fringe is defined by the jet stream. https://t.co/T5ELLnfQif pic.twitter.com/3EGFxOLvX9
— NWS WPC (@NWSWPC) January 29, 2019
Tahun ini, polar vortex sudah menewaskan sedikitnya 12 orang. Efek terbesar polar vortex sebelumnya terjadi pada 2014 yang menewaskan 20 orang. Jauh sebelumnya, polar vortex juga membekukan area Midwest dan negara bagian lain di Amerika Serikat pada 1989, 2985, 2982, dan 1977.
Efek pusaran kutub tidak hanya dialami Amerika Serikat, tetapi juga Eropa dan Asia yang dekat dengan kutub utara.
“Saat ini, pusaran kutub tampak seperti gumpalan udara dingin yang berputar-putar. Satu di atas Amerika Utara, yang lainnya di atas Eurasia. Pusaran kutub terpisah ketika ada pemanasan stratosfer mendadak,” kata Jennifer Francis, ilmuwan di Woods Hole Research Center sebagaimana dikutip The Guardian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Polisi Bongkar Jaringan Narkoba Internasional, Sita 17,6 Kg Sabu-Sabu
- Alexander Ramlie, Miliarder Termuda Indonesia dengan Kekayaan Rp39 T
- Kasus Trans 7, Polda Metro Jaya Dalami Dugaan Pelanggaran ITE
- BPBD Sarmi Pantau Dampak Gempa Magnitudo 6,6 di Papua
- 13,1 juta Penumpang Bersubsidi Sudah Dilayani Oleh PT KAI
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Bantul Hari Ini Kamis 16 Oktober 2025
- CEO Danantara Ungkap Alasan Pergantian Direksi Garuda Indonesia
- Prakiraan BMKG Kamis 16 Oktober 2025, DIY Hujan Ringan
- Jadwal SIM Keliling Sleman Hari Ini Kamis 16 Oktober 2025
- Bantul Gencarkan Upaya Menjaga Ikan Lokal
- Jadwal Bus Malioboro ke Pantai Baron Kamis 16 Oktober 2025
- Kuntulgunung Berpotensi Bikin Paket Wisata Terpadu Selatan DIY
Advertisement
Advertisement