Advertisement
Psikolog : Tak Tahu Malu, Hanya di Indonesia Koruptor Wajahnya Cengar Cengir
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Indonesia dinilai gagal mempermalukan koruptor di depan publik.
Mengapa para koruptor masih saja cengar-cengir menebar senyuman saat ditahan KPK? Potret inilah yang terjadi, bahwa di Indonesia kita gagal mempermalukan koruptor.
Advertisement
Bila dibandingkan antara koruptor dengan copet misalnya, keduanya sama-sama melakukan tindak kejahatan pidana, namun kita melihat ekspresi berbeda saat mereka ditangkap, copet sering menutup muka dan menyembunyikan wajah saat berhadapan dengan kamera wartawan, lah koruptor?
DItambah lagi, fenomena jemaah koruptor seperti yang terjadi baru-baru ini 41 Anggota DPRD Malang terlibat tindak korupsi.
Fenomena koruptor senyum tanpa malu ini menurut psikolog Erna Marina hanya terjadi di Indonesia. Bila kita membandingkan dengan negara lain seperti china dan Jepang, maka akan terlihat perlakuan dan ancaman hukuman yang sangat berbeda dengan koruptor di Indonesia
"Mengenai korupsi di luar negeri sejak kecil itu di sana ditanam budaya integritas dan kejujuran. Punishment dari masayaraktnya juga lebih berat. Mereka akan langsung dianggap rendah jika korupsi dan dianggap memalukan keluarga," ujarnya saat dihubungi Suara.com-jaringan Harianjogja.com, Selasa (11/9/2018).
Di Indonesia bukannya tidak malu, namun menurut Erna banyak sekali orang Indonesia itu kerap ingin eksis dalam segala hal. Meski melakukan korupsi namun tetap ingin menjaga image di depan publik.
"Sebenernya tidak ada sindrome atau penyakit kenapa orang bisa korupsi ya, namun seringkali orang ingin menjadi pusat perhatian sehingga melakukan hal-hal yang bisa membuat mereka jadi perhatian meskipun terkadang dengan cara yang negatif,"
Korupsi seringkali terjadi karena fenomena panjat sosial yang seiring zaman berkembang di masyarakat. Tuntutan hidup yang semakin tinggi dan gaya hidup konsumtif membuat banyak orang ingin mendapatkan lebih dengan cara yang mudah.
"Orang-orang itu suka menarik perhatian, iri, ingin pamer, ambisius , gaya kehidupan yang konsumtif, mewah, dan seringkali orang yang melihatnya mudah tergoda. Maka dari itulah fenomena panjat sosial membuat masyarakat kita mudah untuk melakukan korupsi,"
Dilain pihak, Suara.com merangkum pendapat dari berbagai sumber, salah satunya adalah peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada Hifdzil Alim menilai, senyum koruptor yang berusaha dibuat tampil manis, seakan tanpa beban itu bisa melukai hati rakyat dua kali. Aksi mereka juga dianggap merendahkan wibawa hukum Indonesia.
Apalagi, mereka yang terjerat juga masih berkoar tidak bersalah kepada publik. “Tentunya, itu tak perlu ditanya, pasti menyakiti. Ketika mereka ditetapkan sebagai tersangka korupsi dan kemungkinan besar bersalah itu sudah menyakitkan hati, ditambah lagi mereka senyam-senyum itu sangat menyakitkan hati,” kata Hifdzil Alim.
Ada kalanya tuntutan hidup yang tinggi sedang honor pekerjaan tidak memadai dapat mendorong orang untuk melakukan korupsi.
"Jika kita lihat di Indonesia saat ini sebenernya pemerintah sudah berusaha mengatasinya denga cara menaikkan tarif UMR, memberikan jasa pendidikan dan kesehatan secara gratis. Hal-hal ini sebenernya langkah yang baik untuk membantu mengurangi korupsi sampai level terbawah," beber Erna.
Erna berharap generasi koruptor putus dan tidak berkembang lagi.Hal ini bisa dicapai dari pendidikan dini para orangtua di rumah.
"Untuk menghilangkan sifat korup, atau korupsi tentunya perlu di lakukan pembentukan karakter sejak dini. Pola asuh di rumah akan sangat mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak," tegas Erna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara
Berita Lainnya
- Disdik Solo Pastikan Sekolah di Kota Solo Sudah Terapkan Kurikulum Merdeka
- Drama Penyaliban Yesus di Gereja St Antonius Purbayan Solo Isi Rangkaian Paskah
- Didukung Tol dan Ragam Destinasi, Soloraya Makin Ramai Dikunjungi Wisatawan
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
LKPJ Gubernur DIY 2023, DPRD Beri Catatan soal Penurunan Kemiskinan Belum Capai Target
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Tok, Paripurna DPR Akhirnya Setujui RUU Desa Jadi Undang-Undang
- Aksi Teror Marak di Dunia, Polri Antisipasi Serangan Terorisme Saat Lebaran 2024
- Mendag Sebut Kemendag Tak Tinggal Diam Mengetahui Perdagangan Pakaian Bekas Impor Kembali Marak
- Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Terbukti Melanggar Kode Etik
- Masjid Agung Kota Bogor Diresmikan, Begini Kemegahannya
- Daop 2 Siapkan 24 Lokomotif-244 Kereta untuk Angkutan Lebaran 2024
- Viral Polisi Tembak dan Serang DC, APPI Jelaskan Duduk Permasalahannya
Advertisement
Advertisement