Advertisement
Transaksi UMKM Anjlok Akibat Judi Online, Pemerintah Ungkap Dampak
Foto ilustrasi judi online / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengungkap transaksi UMKM tahun lalu anjlok akibat maraknya judi online yang menyedot belanja masyarakat ke aktivitas top up.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM Temmy Satya Permana mengungkapkan data terbaru Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menunjukkan transaksi judi online mencapai Rp155 triliun pada tahun ini, turun drastis dari Rp359 triliun tahun lalu, alias hingga 57%.
Advertisement
“Alhamdulillah ya PPATK merilis data tahun ini itu transaksi judi online Rp155 triliun, sementara tahun lalu Rp359 triliun. Artinya ada spending yang akan di-shift,” kata Temmy dalam konferensi pers Epic Sale 2025 di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2025).
Temmy menyebut pergeseran belanja dari aktivitas judi online ke kebutuhan pokok dapat mendorong kembali konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA
- Transaksi UMKM Anjlok Akibat Judi Online, Pemerintah Ungkap Dampak Harianjogja.com, JAKARTAâKementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mengungkap transaksi UMKM tahun lalu anjlok akibat maraknya judi online yang menyedot belanja masyarakat ke
- https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2025/12/02/512/1237686/polda-diy-kirim-bantuan-banjir-dan-tanah-longsor-ke-wilayah-sumatera
“Kalau tadi orang belanja beli top up untuk judi online, sekarang kita arahkan mungkin bisa belanja kebutuhan pokok, baik sandang, pangan. Dan ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi kita,” ujarnya.
Terlebih, Temmy mengatakan dampak judi online tahun lalu begitu besar hingga konsumsi pelaku UMKM merosot tajam. “Tahun-tahun lalu UKM banyak terpuruk pembelanjanya karena memang semuanya main judi online. Memang angkanya luar biasa turunnya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Temmy menambahkan analisis tersebut muncul dari perubahan pola pengeluaran masyarakat berpendapatan rendah.
“Judi online kan semuanya targetnya adalah di masyarakat bawah. Yang seharusnya dia beli beras, yang harusnya dia beli baju buat anak/anaknya, dibeli buat top up judi online,” tuturnya.
Dia berharap penurunan transaksi judi online dapat memicu peralihan dana masyarakat kembali ke sektor riil.
Meski begitu, Temmy menilai penurunan tersebut setidaknya menunjukkan sebagian besar uang masyarakat tidak lagi habis tersedot oleh platform judi online.
“Yang pasti penurunan angka ini berarti peredaran uang di masyarakat itu lebih tidak ke judi online semua. Penginnya semuanya hilang sih, tapi ini sudah merupakan berita bagus lah ya turun sampai 57%,” tuturnya.
Di sisi lain, Temmy juga menyoroti perubahan perilaku konsumen yang kini lebih sensitif terhadap harga dibandingkan merek. Ia menilai masyarakat perlu memperhatikan asal barang dan meningkatkan kebanggaan terhadap produk lokal.
Meski begitu, Temmy menegaskan pemerintah tidak menentang produk impor selama masuk secara legal. Namun, lanjut dia, kampanye bangga menggunakan produk lokal harus terus diperkuat agar UMKM dapat naik kelas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Mahasiswa Internasional Belajar Kampung Tangguh Kali Code
- Pedagang dan Warga Dukung Pelaksanaan Malioboro Full Pedestrian
- Airlangga Sebut 66 Persen APBN 2026 untuk Program Prabowo
- Pelatih PSIM Jogja Bandingkan Libur Super League dengan Liga di Eropa
- Penguatan Desa Mandiri Budaya di Bantul Tingkatkan Ekonomi Warga
- 6 Warga Gunungkidul Meninggal karena AIDS
- Tips Cegah Serangan Jantung Saat Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Advertisement




