Advertisement
Menteri Bahlil Sebut Perlu Gunakan Cara Tak Lazim untuk Capai Target Produksi Minyak
Kilang minyak lepas pantai. - Foto dibuat oleh AI - StockCake
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan dalam upaya menggenjot produksi minyak mencapai target nasional sebesar satu juta barel per hari pada 2030, maka tidak lagi menggunakan cara-cara yang lazim.
Bahlil menilai diperlukan langkah-langkah inovatif di luar kebiasaan agar sasaran tersebut benar-benar terpenuhi. "Kami dari Kementerian ESDM terpaksa melakukan hal-hal yang di luar kelaziman karena kalau hal-hal yang lazim, rasanya lifting kita akan seperti itu saja," kata Bahlil pada acara Peresmian Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-49 2025 di Tangerang, Banten, Rabu (21/5).
Advertisement
Untuk menggenjot lifting migas, Bahlil mengatakan Kementerian ESDM menetapkan tiga pilar strategi utama. Pertama, optimalisasi produksi dengan penerapan teknologi mutakhir, termasuk metode enhanced oil recovery (EOR) dan peralihan teknik pengeboran vertikal ke horisontal.
"Terobosan ini terbukti mampu meningkatkan perolehan minyak dari cadangan yang ada," katanya.
Kedua, reaktivasi sumur-sumur migas yang sudah lama idle (tidak aktif) untuk memaksimalkan produksi lapangan yang selama ini kurang terjamah.
Ketiga, eksplorasi intensif terhadap cekungan-cekungan migas yang belum tergarap. Dari 128 cekungan migas di seluruh Indonesia, sebanyak 68 di antaranya masih menyimpan potensi besar yang belum dimanfaatkan.
Guna mempercepat kegiatan eksplorasi migas, Bahlil pun mengumumkan rencana pelelangan 60 wilayah kerja (WK) migas baru hingga 2028. Tender ini diharapkan membuka pintu investasi baru sekaligus memperkuat cadangan energi nasional.
"Kita akan tenderkan dalam waktu 2-3 tahun ke depan. Atas arahan Bapak Presiden, kami mohon arahan kalau memang bisa kita cepat laksanakan, maka kita akan lakukan," ujar Bahlil.
Di sisi lain, pemerintah juga menyiapkan berbagai insentif demi menarik minat investor, antara lain peningkatan bagi hasil migas kepada kontraktor hingga 50 persen serta peningkatan internal rate of return (IRR) proyek hulu migas menjadi 15-17 persen.
"Kita memberikan satu formulasi sweetener yang ekonomis. Jadi, target negara bisa ditingkatkan liftingnya, para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tidak rugi dan negara juga harus mendapat untung, jadi kita atur win-win (solusi)," jelas Bahlil.
Sebagai bukti komitmen tersebut, kontrak bagi hasil untuk tiga WK dari tahap II lelang 2024, yaitu Kojo, Binaiya dan Serpang telah ditandatangani di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
Nilai investasi yang dijanjikan mencapai 13,3 juta dolar AS, dengan bonus tanda tangan 700 ribu dolar AS. Ketiga WK ini merupakan wilayah eksplorasi dengan jangka waktu kontrak 30 tahun menggunakan skema cost recovery.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
- Krisis Air Tehran, Stok Air Minum Diprediksi Habis dalam 2 Pekan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Terlalu Mahal, Tarif Sewa Joglo Taman Budaya Gunungkidul Dikaji Ulang
- BPBD Gunungkidul Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana
- PSM Imbangi Madura United 1-1
- Onad Positif Ganja-Ekstasi, Status Masih Korban Narkoba
- 23 Tewas Akibat Ledakan Supermarket di Meksiko
- Sidak Ungkap Higiene SPPG Gunungkidul Belum Tertib
- Alasan Donald Trump Ancam Hentikan Bantuan dan Mungkin Serang Nigeria
Advertisement
Advertisement




