Advertisement
Ukraina Tolak Gencatan Senjata di Darat dengan Rusia, Ini Alasannya

Advertisement
Harianjogja.com, ISTANBUL—Penasihat dari kepala Kantor Presiden Ukraina Serhiy Leshchenko pada Senin (10/3/2025) menyebut Ukraina tidak akan menyetujui gencatan senjata di darat yang akan memungkinkan pasukan Rusia untuk berkumpul kembali dan melanjutkan perang.
Berbicara di televisi, Leshchenko menekankan bahwa meskipun Ukraina terbuka untuk negosiasi, negara itu bersikeras bahwa gencatan senjata apa pun tidak boleh memberi Rusia keuntungan.
Advertisement
“Dia (Presiden AS Donald Trump) bertanya: Apakah ada rencana untuk menghentikan pertempuran? Kami menjawab bahwa kami punya rencana. Kami mengusulkan gencatan senjata di udara seperti pesawat nirawak, rudal, balistik," ujarnya.
"Kami juga mengusulkan gencatan senjata di laut. Kami berkomitmen untuk tidak menyerang di sana, meskipun saat ini kami memiliki inisiatif di Laut Hitam. Selain itu, kami mengusulkan untuk menahan diri dari serangan terhadap infrastruktur energi,” kata Leshchenko, menurut Kantor Berita Nasional Ukraina (Ukrinform).
Namun, ia menekankan bahwa Ukraina tidak akan menerima gencatan senjata di darat, karena hal itu dapat memberi kesempatan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperkuat pasukannya dan melanjutkan perang.
BACA JUGA: Trump Berharap Rusia Ukraina Berdamai, Zelenskyy Menolak
“Anda menginginkan gencatan senjata, kami siap. Namun tidak di darat, di mana Putin dapat menghabiskan waktu beberapa bulan untuk menyembuhkan yang terluka, merekrut infanteri dari Korea Utara, dan memulai kembali perang ini,” katanya.
Leshchenko juga menyoroti bahwa 70 persen kerugian militer Ukraina diakibatkan oleh serangan pesawat nirawak.
“Bantuan Amerika Serikat sangat penting di sini, tetapi tidak sampai pada taraf yang mengharuskan AS mendikte persyaratan untuk mengakhiri permusuhan dengan cara yang tidak menguntungkan Ukraina,” katanya.
Ukraina telah berulang kali memperingatkan terhadap perjanjian apa pun yang memungkinkan Rusia untuk mengonsolidasikan pasukannya, dengan alasan bahwa hanya pendekatan keamanan komprehensif, termasuk wilayah udara dan laut yang dapat membawa stabilitas ke kawasan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tom Lembong: Semua Mendag Melakukan Hal yang Sama, Kenapa Hanya Saya yang Jadi Tersangka?
- Tak Hanya di Jabodetabek, Pemkot Kediri Temukan Volume MinyaKita Tak Sesuai Takaran
- Bareskrim Sebut Direktur Persiba Bandar Narkoba Kalimantan Timur
- Tunjangan Guru Bakal Ditransfer Langsung oleh Pemerintah Tanpa Lewat Pemda
- Tim Hukum Hasto Kritiyanto Nilai KPK Langgar HAM
Advertisement

Pengangkatan Ditunda, BKPSDM Bantul Mendata CPNS yang Terlanjur Mengundurkan Diri
Advertisement
Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial
Advertisement
Berita Populer
- Ngobrol Bareng dengan Ahmad Luthfi, Masyarakat Karanganyar Curhat Soal Lingkungan hingga Pendidikan
- Vatikan Kabarkan Paus Fransiskus Mulai Pulih dari Pneumonia
- Mantan Presiden Filipina Duterte Dikabarkan Ditangkap Kepolisian Setempat
- Update Harga Pangan Hari Ini Selasa 11 Maret 2025
- Menko Zulhas Minta Pihak Terlibat Kasus MinyaKita Harus Dipenjarakan
- Seorang Anggota Polisi di Semarang Aniaya Bayi hingga Meninggal Dunia
- Tom Lembong: Semua Mendag Melakukan Hal yang Sama, Kenapa Hanya Saya yang Jadi Tersangka?
Advertisement
Advertisement