Advertisement
Trump Berharap Rusia Ukraina Berdamai, Zelenskyy Menolak
Tangkapan layar pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih, waktu setempat.ist
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dinilai bertindak gegabah menyusul pertemuan kedua pemimpin yang tidak berjalan baik di Gedung Putih.
Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali bahwa ia menginginkan perdamaian dalam perang antara Rusia dan Ukraina. Pernyataan itu disampaikan setelah perdebatan sengit antara dirinya, Zelenskyy, dan Wakil Presiden JD Vance di Ruang Oval Gedung Putih.
Advertisement
"Dari sudut pandangnya, ia terlalu berlebihan. Kami menginginkan perdamaian. Kami tidak mencari seseorang yang akan merekrut kekuatan yang kuat dan kemudian tidak berdamai karena mereka merasa berani," kata Trump, mengkritisi sikap Zelenskyy kepada wartawan sebelum berangkat ke Florida, Jumat (28/2/2025)
BACA JUGA: Donald Trump Umumkan Akan Menjalin Hubungan dengan Korea Utara
"Kami tidak ingin terlibat dalam perang selama 10 tahun dan bermain-main,” ujarnya, menambahkan. Trump menyebut Zelenskyy ingin melanjutkan perang.
"Dia adalah orang yang ingin kita bergabung dan terus berperang. Tetapi posisinya sangat lemah. Saya ingin perdamaian segera. Presiden (Rusia) Putin pun ingin mewujudkannya, dia ingin mengakhiri perang,” kata Trump.
Alih-alih melanjutkan perang, Trump mendesak Zelenskyy untuk segera melakukan gencatan senjata.
"Kita akan mengakhiri perang atau membiarkannya bertempur. Dan jika dia bertempur, hasilnya tidak akan bagus karena tanpa kita (AS), dia tidak akan menang," kata Trump.
Perang kata-kata yang sangat tidak diplomatis berlangsung sekitar 10 menit saat Zelenskyy, dalam pertemuan dengan Trump, berusaha membela posisinya atas konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun dengan Rusia.
Zelenskyy meninggalkan Gedung Putih setelah pertengkaran publik tersebut. Upacara penandatanganan kesepakatan mineral penting dan konferensi pers bersama yang direncanakan sebelumnya, dibatalkan.
BACA JUGA: Dampak Kebijakan Imigrasi Donald Trump, 2 Orang WNI Ditangkap
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak menjawab secara langsung apakah ia berutang permintaan maaf kepada Presiden AS Donald Trump, dan menegaskan bahwa ia tidak melakukan sesuatu yang buruk.
Perdebatan panas terjadi selama pertemuan antara Trump dan Zelenskyy di Ruang Oval Gedung Putih, Jumat (28/2). Pertemuan itu awalnya difokuskan pada penandatanganan kesepakatan mineral antara kedua negara.
"Saya pikir kita harus sangat terbuka dan jujur. Dan saya tidak yakin bahwa kami telah melakukan sesuatu yang buruk,” kata Zelenskyy dalam sebuah wawancara dengan Fox News.
Menyebut pertengkaran publik itu tidak baik untuk kedua pihak, Zelenskyy menegaskan dirinya menghormati Trump dan rakyat Amerika.
Ia pun menyatakan terima kasih kepada Trump dan Kongres AS atas dukungan mereka terhadap Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
Menurut dia, AS dan Ukraina “harus berada di pihak yang sama”. “Ini sangat penting untuk menghentikan (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” katanya.
Zelenskyy mengatakan Ukraina siap menandatangani kesepakatan mineral, yang bisa menjadi langkah pertama menuju jaminan keamanan. Ia menolak gencatan senjata yang adil tanpa jaminan keamanan.
"Ini sangat sensitif bagi rakyat kami. Mereka hanya ingin mendengar bahwa Amerika ada di pihak kami dan bahwa Amerika akan tetap bersama kami," kata Presiden Ukraina itu.
Lebih lanjut, Zelenskyy mengatakan ia tidak dapat mengubah sikap rakyat Ukraina terhadap Rusia.
"Dan saya tidak menginginkannya. Mereka membunuh kami, saya tidak bisa mengatakan ‘berhenti saja’, karena semua orang takut Putin akan kembali besok. Kami menginginkan perdamaian yang adil dan abadi. Itu benar. Kami menginginkan jaminan keamanan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
- Krisis Air Tehran, Stok Air Minum Diprediksi Habis dalam 2 Pekan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
Advertisement
168 Siswa Keracunan dari MBG, Kepala SPPG Bantul Bungkam
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- H2H, Prediksi Skor dan Susunan Pemain Hellas Verona vs Inter Milan
- Babak Pertama, PSM Makassar Vs Madura United, Skor 0-1
- Satu Jabatan Pimpinan Tinggi di Bantul Belum Dilantik
- Mahasiswa Asing Ikuti Summer Course FK-KMK UGM di Giriloyo Bantul
- Perangkat Kalurahan dan Swasta Paling Banyak Disidang di Tipikor Jogja
- 33 Tahun PDAM Tirta Sembada Berikan Layanan Optimal
- Manchester City Vs Bournemouth, H2H, Prediksi Skor dan Susunan Pemain
Advertisement
Advertisement



