Advertisement
Begini Respons Kemenkes Melihat Kasus Covid-19 di Singapura yang Naik
![Begini Respons Kemenkes Melihat Kasus Covid-19 di Singapura yang Naik](https://img.harianjogja.com/posts/2024/05/21/1175253/covid19-ilustrasi-freepik2.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Kasus Covid-19 di Singapura meningkat. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menilai meski wilayah Indonesia-Singapura dekat tetapi situasi tersebut berpotensi kecil mengancam kesehatan masyarakat Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia mengatakan lonjakan kasus Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 di Singapura berpotensi kecil mengancam kesehatan masyarakat Indonesia. Hal itu disebabkan sistem imun telah beradaptasi dengan virus Covid-19. “Potensi covid menjadi krisis kemungkinan besar tidak berpotensi karena sampai saat ini semua orang memiliki imunitas terhadap covid,” katanya dikutip dari Bisnis.com, Senin (20/5/2024)
Advertisement
Menurutnya, kasus Covid-19 memang memiliki virus yang terus bermutasi sehingga akan menciptakan varian-varian baru dan sampai saat ini varian tersebut belum terdeteksi di Indonesia. Belum terdeteksinya Covid-19 dengan varian tersebut juga berhubungan tidak adanya gejala baru akibat paparan Covid-19.
Dia mengatakan sulit untuk mencegah varian tersebut di Indonesia, sehingga sampai saat ini pemerintah hanya melakukan pemantauan dari pasien yang mengalami gangguan pernapasan. “Sulit untuk mencegah subvarian baru. Hanya monitoring surveilans genomik dan influenza like illness terus dilakukan untuk monitoring potensi peningkatan, atau kalau ada peningkatan kasus ispa yang dirawat di RS (Rumah Sakit),” paparnya.
Dia mengatakan pemerintah belum ada rencana untuk membatasi masuknya turis ke Tanah Air, terutama bagi mereka yang berasal dari Singapura. Hal itu berbeda pada saat Covid-19 melanda Indonesia untuk pertama kalinya, lantaran pemerintah langsung menerapkan pembatasan turis atau WNI dari luar negeri yang ingin masuk ke dalam negeri.
Walaupun imunitas tubuh masyarakat Indonesia sudah dinyatakan beradaptasi dengan virus covid-19, Siti mengatakan lansia masih memiliki potensi besar terjangkit virus tersebut. “Hanya risiko terutama pada lansia dan orang dengan komorbid yang tidak terkontrol,” paparnya.
Baca Juga
Jelang Keberangkatan, Dinkes Jogja Pastikan Jemaah Haji Terima Vaksin Meningitis dan Covid-19
Restrukturisasi Kredit Covid Segera Berakhir, Ini Kesiapan Perbankan di DIY
Namun, dia mengimbau agar masyarakat tetap menggunakan masker saat di luar ruangan dan rajin mencuci tangan sebagai langkah preventif. Khususnya bagi lansia dan kelompok yang rentan terpapar Covid-19. Lebih lanjut, ketika memang dinyatakan kasus covid-19 kembali menyerang Indonesia, pemerintah akan tetap menerapkan protokol kesehatan yang tertuang dalam Permenkes tentang Penanggulangan Coronavirus Disease 2019.
Seperti dirilis laman Kemenkes, hal itu juga dinyatakan oleh Ketua Tim Kerja Standarisasi klinis Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan, dr. Yayan Gusman, AAAK. Yayan mengatakan di masa endemik semua pelaksanaan penanganan pasien Covid-19 tidak ada yang berbeda dengan sebelumnya. “Pengobatan tidak ada perubahan dan gejala ringan dan tidak ada komorbid tidak disarankan untuk menggunakan obat antivirus dan sebagainya. Pemberian terapinya kami kerja sama dengan seluruh profesi terkait,” jelas Yayan.
Kasus di Singapura
Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat adanya lonjakan kasus Covid-19 varian KP.1 dan KP.2 pada periode 5-11 Mei 2024, sebanyak dua kali lipat menjadi 25.900 kasus. Peningkatan tersebut naik dibanding minggu sebelumnya sebanyak 13.700 kasus. Dilansir Straits Times, Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung melakukan penanggulangan dengan memaksimalkan pelayanan di berbagai rumah sakit untuk menekan angka tersebut. Menurut Ong kasus ini merupakan gelombang awal meningkatnya kasus Covid-19 dengan varian KP.1 dan KP.2 “Kita berada di awal gelombang di mana penyakit ini terus meningkat. Gelombang [Covid-19] ini akan mencapai puncaknya dalam 2 hingga 4 minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni [2024],” kata Ong, dikutip pada Senin (20/5/2024).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rute Kapal Pinisi ke IKN Segera Dibuka, Bisa Lihat Orangutan, Pesut, dan Bekantan
- Profil Singkat Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN yang Dinilai Erick Thohir Berjasa Besar bagi Indonesia
- Penyuluh Agama dan Penghulu Diminta Edukasi Bahaya Judi Online pada Calon Pengantin
- Turki Kalah dari Portugal 0-3 Euro 2024, Ay-Yldzllar Bikin Keributan di Jalanan
- IDAI Sebut Layanan Kesehatan Anak Berkualitas Tinggi Belum Merata
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/24/1179067/wisata-gunungkidul.jpg)
Duh! Pemandu Wisata Tersertifikasi di Gunungkidul Baru Mencapai 10%, Dispar Lakukan Ini
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/22/1178793/pesawat.jpg)
Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit
Advertisement
Berita Populer
- LBH Padang Akhirnya Beberkan Kronologi Penganiayaan Anak oleh Polisi
- Cegah Flu Burung Meluas ke Indonesia, Ini upaya yang dilakukan Dinkes
- Rute Kapal Pinisi ke IKN Segera Dibuka, Bisa Lihat Orangutan, Pesut, dan Bekantan
- Jemaah Haji yang Meninggal Dunia Tembus 1.000 Orang
- Truk Pengangkut Paket Ludes Terbakar di Tol Pemalang
- Penembakan Sinagoge Yahudi di Dagestan Rusia Tewaskan 10 Orang, Termasuk Polisi
- Pj Gubernur Jateng Sambut Kedatangan Jemaah Haji Kloter I Embarkasi Solo
Advertisement
Advertisement