Advertisement
Peneliti BRIN Umumkan Kesuksesan Menciptakan Antibodi Buatan untuk Cegah Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yudhi Nugraha mengumumkan telah berhasil menciptakan antibodi untuk virus Sars Cov-2 penyebab Covid-19. Penelitian itu ia lakukan bersama tim di Madrid, Spanyol.
Teknologi yang dikembangkan pada 2021 hingga 2023 ini berpotensi besar dalam memberikan kontribusi hadapi tantangan kesehatan global, termasuk pandemi yang disebabkan oleh virus seperti SARS-CoV-2.
Advertisement
“Kami telah berhasil merancang dan mengembangkan dua nanobody dan determinasi strukturnya menggunakan Cryo-EM,” kata Yudhi pada webinar Cryogenic Electron Microscopy (Cryo-EM) Laboratory Series #2, dikutip dari laman resmi BRIN Minggu (21/4/2024).
Dia menjelaskan, spike protein berperan sentral dalam menangani pandemi karena berinteraksi dengan ACE2 manusia, yang menjadi gerbang masuk bagi virus ke sel manusia.
“Spikebodies terbukti potensial mencegah infeksi SARS-CoV-2 melalui mekanisme blocking antara ACE2 receptor dengan spike SARS-CoV-2. Hal tersebut dapat dilakukan melalui metode protein expression, protein purification, dan determinasi menggunakan Cryo-EM dan X-ray Crystallography,” katanya.
Dengan memahami struktur protein SARS-CoV-2 seperti spike protein yang memfasilitasi penyebaran virus, jelas dia, kita dapat mengembangkan sistem antibodi buatan terkini, termasuk nanobody, untuk melawan infeksi virus lebih efektif.
Risetnya telah dipublikasikan dalam Jurnal Advanced Science pada Oktober 2023. Dibiayai oleh BBVA Foundation melalui kerja sama dengan Maryland School of Medicine USA dan Rumah Sakit Central Madrid, menggunakan Cryo-EM dan Sinkroton Diamond di Oxford, Inggris.
BACA JUGA: Penyelenggara Pemilu Wajib Patuhi Putusan MK, Bawaslu: Kami Harus Siap
“Target strategi kami selanjutnya adalah memanfaatkan teknologi nanobody ini untuk mencegah semua jenis virus melalui adaptasi perbedaan struktur pada protein kunci penularannya,” kata Yudhi.
Dia menyoroti pentingnya program biologi struktur dalam mengungkap misteri keanekaragaman hayati pada tingkat molekuler. Dalam bidang yang disebut biologi struktur ini, peneliti dapat memahami keanekaragaman hayati melalui penggunaan teknologi Cryo-EM yang telah dibangun di BRIN.
Yudhi juga menekankan, penelitian biologi struktur tidak hanya bermanfaat untuk memahami kehidupan pada level terkecil, tetapi juga berpotensi dalam rekayasa pengembangan obat, antibodi, dan nanobody.
Peneliti yang saat ini menjalani program postdoc di Italia ini menekankan bahwa teknologi Cryo-EM memiliki kemampuan untuk menentukan struktur dari mesin-mesin virus pada resolusi molekuler. Dengan memahami bentuk protein dari virus SARS-CoV-2, kita dapat mengembangkan strategi untuk melawan virus yang menyebabkan pandemi global tersebut.
Salah satu strateginya adalah penggunaan teknologi nanobody. Hal ini membuka peluang menciptakan solusi baru dalam menghadapi tantangan kesehatan global terhadap penyakit.
“Melalui teknologi Cryo-EM, kita bisa mengungkap musuh yang tak terlihat. Pendekatan biologi struktur memberi kita cara untuk memahami mekanisme penularan dan merumuskan strategi terbaik dalam memeranginya,” jelasnya.
“Dengan memahami struktur virus, kita dapat mengetahui pola interaksi dan siklus hidup virus SARS-CoV-2 di dalam sel inang. Hal ini memungkinkan kita merancang bentuk antibodi yang efektif untuk melawan virus tersebut. Bahkan ketika virus berubah untuk menghindari sistem kekebalan tubuh yang ada, kita dapat menyesuaikan dengan menciptakan nanobody baru yang cocok dengan varian mutasi tersebut,” ungkap Yudhi.
Pemahaman terhadap struktur molekul tunggal, menurut Yudhi, merupakan langkah awal yang krusial dalam merancang protein sesuai dengan keperluan dan keinginan. Ini menjadikan biologi struktur sebagai kunci utama dalam memahami mekanisme biologis pada tingkat molekuler.
Melalui data-data struktur protein yang telah diolah dan dianalisis, menghasilkan informasi penting yang dibutuhkan oleh ilmuwan dalam upaya mencari cara untuk melawan pandemi kala itu. Salah satunya teknologi Spikebodies ini. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jadi Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Ini Komitmen Budiman Sudjatmiko
- Kementerian Agama di Bawah Presiden Prabowo Kini Tidak Lagi Mengelola Jemaah Haji
- Prabowo Lantik Tujuh Penasehat Khusus Presiden, Ada Wiranto, Luhut, Terawan hingga Dudung Abudrachman
- Berikut Tujuh Utusan Khusus Presiden yang Dilantik Prabowo, Hari Ini
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
Advertisement
Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul Baru Mencapai 23%
Advertisement
Menengok Lagi Kisah Ribuan Prajurit Terakota Penjaga Makam Raja di Xian China
Advertisement
Berita Populer
- Profil Veronika Tan, Wamen PPPA di Kabinet Prabowo
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Kaji Ulang Kurikulum Merdeka, UN hingga PPDB
- Layangkan Surat ke PBB, Iran Tuding Amerika Serikat Terlibat Rencana Serangan Israel ke Negaranya
- Kemenkominfo Berubah Menjadi Kemenkomdigi, Meutya: Percepat Transformasi Digital
- Bantuan Kemanusiaan Masyarakat Indonesia untuk Palestina Tiba di Yordania
- Profil Romo HR Muhammad Syafii, Politisi Gerindra yang Dilantik Menjadi Wakil Menteri Agama di Kabinet Merah Putih Prabowo Gibran
- Hari Ini, Prabowo Melantik Utusan Khusus Presiden, hingga Staf Khusus Presiden, Berikut Nama-namanya
Advertisement
Advertisement