Advertisement
Indonesia Dituding Jual Senjata ke Myanmar, Induk PT Pindad Buka Suara

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO—Perusahaan induk pertahanan milik negara Defend ID membantah tudingan tiga perusahaan produsen pertahanan Indonesia menjual senjata kepada militer Myanmar.
Dilansir dari Reuters, kelompok hak asasi manusia mendesak Indonesia untuk menyelidiki dugaan penjualan senjata oleh perusahaan milik negara kepada militer Myanmar.
Advertisement
Kelompok-kelompok tersebut mengajukan pengaduan ke Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Indonesia dengan tuduhan bahwa tiga perusahaan pembuat senjata milik negara telah menjual peralatan ke Myanmar sejak kudeta.
Kelompok yang mengajukan pengaduan tersebut mencakup dua organisasi Myanmar, Organisasi Hak Asasi Manusia Chin dan Proyek Akuntabilitas Myanmar, dan Marzuki Darusman, mantan jaksa agung Indonesia dan pembela hak asasi manusia.
Dalam pengaduannya, mereka menuduh produsen senjata negara Indonesia PT Pindad, pembuat kapal negara PT PAL, dan perusahaan dirgantara PT Dirgantara Indonesia telah memasok peralatan ke Myanmar.
Ketiganya disebut telah memasok peralatan ke Myanmar melalui perusahaan Myanmar bernama True North, yang menurut mereka dimiliki oleh putra seorang menteri di Myanmar.
Akan tetapi, perusahaan induk pertahanan milik negara Defend ID pada Rabu, 4 Oktober membantah tudingan yang dilontarkan para aktivis tersebut.
BACA JUGA:Selama Dua Tahun ke Depan, PT Pindad Fokus Produksi Kendaraan Maung Pesanan Kemenhan
Defend ID melalui induk perusahaan induknya PT Len Industri yang beranggotakan produsen bahan peledak PT Dahana, pembuat senjata PT Pindad, pembuat pesawat PT Dirgantara Indonesia, dan pembuat kapal PT PAL Indonesia, mengaku mendukung penuh Resolusi Majelis Umum PBB 75/287 yang melarang pasokan senjata ke Myanmar.
“PT Pindad tidak mengekspor peralatan pertahanan dan keamanan ke Myanmar, apalagi sejak seruan Dewan Keamanan PBB pada Februari 2021,” kata Defend ID dalam keterangan pers.
Defend ID juga mencatat, ekspor terakhir ke Myanmar dilakukan pada tahun 2016, berupa amunisi dengan spesifikasi olahraga untuk keikutsertaan negara tersebut dalam kompetisi menembak tentara tahunan ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2016.
Defend ID juga memastikan PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL tidak memiliki transaksi senjata dengan Myanmar.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement

13 SMP Negeri di Kulonprogo Tidak Mampu Penuhi Daya Tampung Siswa
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Pemerintah Janjikan Seluruh Sekolah Rakyat Terkoneksi Internet, Koneksi Perdana di Bantul dan Sleman
- Program Cek Kesehatan Gratis Tak Ada Kabar, Pemda Diminta Mengecek
- Pemerintah Pusat Tulis Ulang Sejarah Nasional Indonesia, Progres Mencapai 80 Persen
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Sumbangan 10.000 Ton Beras dari Indonesia Tidak Bisa Masuk ke Gaza, Menlu Ungkap Penyebabnya
- Pakar Hukum Sebut Revisi UU Pemilu Wajib Memasukkan Putusan MK
Advertisement
Advertisement