Advertisement
Bumi Mengalami Tiga Bulan Terpanas Sepanjang Sejarah

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Rabu (6/9/2023) merilis bahwa bumi baru saja mengalami rekor tiga bulan terpanas sejak Juni hingga Agustus 2023.
Juni hingga Agustus 2023 adalah bulan-bulan terpanas dan merupakan tanda lain bahwa perubahan iklim sedang terjadi.
Advertisement
Suhu permukaan laut global memecahkan rekor baru setiap bulan berturut-turut, sementara luas es laut di Antartika masih berada pada rekor terendah sepanjang tahun ini.
“Planet kita baru saja mengalami musim panas – musim panas terpanas yang pernah tercatat,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dilansir dari Livescience.
Musim panas ditandai dengan gelombang panas yang tiada henti di seluruh dunia. Pada bulan Juli, banyak negara – termasuk AS, Meksiko, Spanyol dan Tiongkok mengalami rekor panas nasional, dengan lebih dari 200 kematian terkait panas dilaporkan di Meksiko saja.
Suhu permukaan laut global sangat tinggi selama lima bulan terakhir dan tetap berada pada rekor tertinggi sepanjang bulan April, Mei, Juni, dan Juli 2023. Pada bulan Agustus 2023, suhu permukaan laut mencapai 69,76 derajat Fahrenheit (20,98 derajat Celsius), melampaui rekor panas sebelumnya pada bulan Maret 2016 setiap hari pada bulan itu.
Menurut data WMO, Agustus tahun ini adalah rekor terpanas "dengan margin besar" dan bulan terpanas setelah Juli 2023. Gabungan suhu permukaan daratan dan lautan pada bulan tersebut adalah 2,7 F (1,5 C) lebih tinggi dibandingkan tahun 1850 hingga 1900. rata-rata.
BACA JUGA: Ini Langkah Pemda DIY Antisipasi Dampak El Nino
Para ilmuwan telah lama memperingatkan dampak dari kecanduan bahan bakar fosil.
Namun dalam jangka pendek, kondisi ini bisa menjadi lebih buruk seiring terbentuknya El Niño.
“Perlu dicatat bahwa hal ini terjadi sebelum kita melihat dampak pemanasan penuh dari peristiwa El Niño,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas dalam pernyataannya.
El Niño adalah pola cuaca di mana perairan hangat berada di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan, yang sering kali menyebabkan suhu global lebih hangat dan kejadian cuaca ekstrem.
Gelombang panas, kebakaran, dan banjir kemungkinan akan meningkat seiring dengan berkembangnya kondisi El Niño di wilayah tropis Pasifik untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.
Menurut WMO, terdapat kemungkinan 90% peristiwa pemanasan laut akan terus berlanjut sepanjang paruh kedua tahun 2023.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
- Kerusuhan di Lapas Narkotika Muara Beliti Sumsel, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Ungkap Penyebabnya
Advertisement

Kegiatan Padat Karya di Gunungkidul Turun Drastis Tahun Ini, Begini Penjelasan Pemkab
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Kejagung Sita Uang Rp479 Miliar Terkait Korupsi Duta Palma
- Puluhan Preman di Serang Diringkus Polisi, Paling Banyak Anggota Ormas
- Jawa Barat dan Riau Jadi Pilot Project Zero ODOL
- Pegadaian Edukasi Pegawai Istana Kepresidenan soal Investasi Emas
- Kemensos Sebut 66 Sekolah Rakyat Siap Berdiri Tahun Ini
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- PPATK Sebut Perputaran Dana Judi Online Bisa Tembus Rp150,36 Triliun Selama 2025
Advertisement