Advertisement
Bos IMF dan Bank Dunia Puji Ekonomi RI-Asean di Tengah Tekanan Global
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2023). JIBI - Akbar Evandio
Advertisement
Bisnis.com, JAKARTA–Pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asean mendapat apresaisi dari Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva dan Presiden Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga.
Keduanya menyampaikan pujiannya kepada kinerja ekonomi Asean yang tetap bersinar meski digempur berbagai tekanan global.
Advertisement
Dalam Plenary Session Asean Indo-Pacific Forum (AIPF), di sela Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Asean 2023 yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (5/9/2023), Kristalina melihat pertumbuhan ekonomi Asean yang melebih global.
Kristalina yang mengenakan batik berwarna hitam dominan hijau tersebut menjelaskan bahwa Asean berhasil tumbuh di level 4,5 persen-4,6 persen, sementara ekonomi dunia hanya mampu tumbuh 3 persen.
“Asean harus terus tumbuh secara dinamis. Ini adalah titik terang di cakrawala yang agak redup,” ujarnya.
Kristalina menyebutkan bahwa hal ini memberikan kontribusi bagi masyarakat Asean dan dunia. Asean bahkan menyumbang 10 persen dari pertumbuhan global, hampir dua kali lipat dari kontribusi Asean terhadap ekonomi dunia.
Bukan hanya Kristalina yang kagum dengan ekonomi Asean, Presiden Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga juga turut mengungkapkan upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh negara-negara Asean sangat mengesankan, bahkan di kala pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan yang sama tersebut, Banga melihat secara global, kemajuan yang telah dicapai dalam pengentasan kemiskinan dalam 40 tahun terakhir sangat mengesankan. Hal tersebut terealisasi utamanya didukung dengan penciptaan lapangan kerja.
Namun, kemiskinan kembali meningkat pada masa pandemi Covid-19 karena beragam sektor dengan lapangan kerja besar harus hibernasi.
“Selama pandemi, mesin penciptaan lapangan kerja melambat dan berbalik arah. Pada kenyataannya, pengentasan kemiskinan berbalik arah di banyak bagian dunia. Asean adalah pengecualian, yang telah keluar dari situasi ini dengan baik,” ujarnya.
Melansir dari laman resmi Asean, dalam dua dekade terakhir, Asean telah mengalami penurunan angka kemiskinan yang stabil, dari 47 persen pada 1990 menjadi 15 persen pada 2015. Namun, kemiskinan masih tetap ada, terutama di daerah pedesaan di kawasan ini.
Meski demikian, Banga menyoroti masalah keuangan dalam pembiayaan pengentasan kemiskinan maupun perubahan iklim tersebut.
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Pemkot Jogja Imbau Warga Tak Nyalakan Kembang Api Saat Tahun Baru
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Galang Donasi Rp465 Juta bagi Korban Bencana Sumatera
- Menteri Nusron Tegaskan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Pantai Baron dan Parangtritis 24 Desember Ini
- Libur Nataru, Kunjungan Wisata Gua Pindul dan Pantai Gunungkidul Naik
- Libur Natal 2025, Kunjungan Kopi Klotok di Sleman Naik 20 Persen
- Top Ten News Harianjogja.com, Rabu 24 Desember 2025
- Menteri ATR/BPN Gandeng KPK Cegah Korupsi Layanan Pertanahan
Advertisement
Advertisement



