Advertisement
Gegara Laju Ekonomi Melambat, PKL Kembali Memenuhi Jalanan

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Setelah pandemi Covid-19 dicabut dari status darurat dan perekonomian kembali normal, pedagang kaki lima (PKL) di China juga mulai kembali berjualan di jalanan.
Mengutip dari Reuters, Selasa (30/5/2023) para pedagang kaki lima berharap mereka mendapatkan penghasilan tambahan di kala pemulihan ekonomi tidak merata. China sendiri meski berada di zona pertumbuhan ekonomi, namun mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement
BACA JUGA: Saingan Baru Airbus dan Boeing Made in China Mulai Mengudara
Akibatnya penyediaan lapangan pekerjaan terhambat termasuk kenaikan upah. Dalam pandangan di sejumlah kota di China, sejumlah pemerintah daerah juga memberi kelonggaran lebih banyak. Tren ini diperkirakan akan berlanjut.
Pusat teknologi Shenzhen yang sebelumnya melarang pedagang kaki lima tahun sejak 1999, kembali melonggarkan pembatasan mulai September 2023 mendatang.
Shanghai sendiri juga sedang mencari pendapat masyarakat mengenai revisi regulasi pedagang kaki lima. Pada April, Shanghai telah menyiapkan 74 lokasi bagi pedagang.
Lanzhou pada bulan ini juga akan menetapkan berbagai daerah khusus untuk kios jalanan. Hal ini untuk mendorong inovasi dan kewirausahaan.
BACA JUGA: Terungkap! Ini Alasan China Pilih Jadi Negara Berkembang Tak Mau Disebut Negara Maju
Kepala Ekonom di Jones Lang Lasalle, Bruce Pang, juga mengatakan hal ini merupakan upaya yang alami bagi beberapa pemerintah setempat.
"Alami bagi beberapa pemerintah setempat untuk mencoba penjualan jalanan karena mereka menghadapi tekanan besar dalam menstabilkan ekonomi lokal dan pasar tenaga kerja," ucapnya.
Tekanan Ekonomi
Tekanan ekonomi memaksa sejumlah pedagang turun ke bahu jalan. Dalam aturan di China, tindakan ini akan dikenai sanksi denda atau produk mereka disita.
pedagang kaki lima bahkan terlihat di tempat-tempat wisata di Beijing. Padahal kota ini telah ditetapkan sebagai pusat politik oleh Presiden tanpa ekonomi jalanan.
Wang Xuexue, penjual bunga dengan skuternya di Shanghai, bercerita bahwa ia lebih suka berjualan di luar area yang ditetapkan.
Lu Wei, penjual pulpen yang sebelumnya memiliki toko dan membatalkan sewanya pada 2020 karena penjualan yang menurun dan tak mampu membayar sewa, tetap menjual pulpennya meskipun bisnisnya berjalan lambat.
"Orang tidak punya uang di saku mereka. Bahkan jika mereka punya, mereka tidak ingin menghabiskannya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gara-gara Utang Rp12.000, Satu Keluarga Terlibat Keributan hingga Terjadi Aksi Penganiayaan, Begini Ceritanya
- Prabowo Targetkan Seluruh Desa Dialiri Listrik dalam 4 Tahun
- Iran Eksekusi Mati 3 Orang Mata-Mata Israel
- Keluarga Minta Jenazah Juliana Marins Diotopsi Agar Tahu Kapan Kematiannya
- Jenazah Juliana Marins, Pendaki asal Brasil Diotopsi di Mataram
Advertisement

Tak Hanya Tawarkan Sejuta Buku, BBW Jogja 2025 Juga Sediakan Berbagai Program Diskon hingga Kompetisi Foto
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ricuh! Penumpang Pesawat Trans Nusa Jakarta-Jogja Ungkap Kekesalan Seusai Menunggu 10 Jam Tidak Diberangkatkan
- Menteri P2MI Resmikan Desa Migran Emas di Wonosobo
- Presiden Prabowo Subianto Minta Jumlah Fakultas Kedokteran Ditingkatkan
- Kemenkeu Salurkan Dana Desa Senilai Rp37,38 triliun Per 19 Juni 2025
- Iran Siapkan Hukuman Mati bagi Mata-Mata Pro-AS dan Israel
- Trump Ancam Naikkan Tarif untuk Spanyol Karena Tolak Target Belanja Pertahanan NATO
- Agar Cepat Pulih, Trump Pertimbangkan Ringankan Sanksi untuk Iran
Advertisement
Advertisement