Advertisement
Jokowi Bakal Kirim Utusan Jenderal ke Myanmar, Ajak Junta Militer Berdemokrasi
Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/1/2023). Ratas tersebut membahas peningkatan aktivitas perekonomian dan pariwisata pascapencabutan PPKM. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay - aww.
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA– Presiden Joko Widodo berencana mengirim seorang jenderal ke Myanmar untuk berbicara dengan para pemimpin junta militer di sana.
Kunjungan tersebut diharapkan dapat menunjukkan kepada para penguasa militer Myanmar bagaimana Indonesia berhasil melakukan transisi menuju demokrasi.
Advertisement
Dengan keketuaan memegang keketuaan Asean tahun 2023, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah di kawasan ini, termasuk penindasan terhadap demokrasi di negara anggotanya, Myanmar.
"Ini adalah masalah pendekatan. Kami memiliki pengalaman, di sini di Indonesia, situasinya sama. Pengalaman ini bisa dijadikan pelajaran, bagaimana Indonesia memulai demokrasinya," ujar Jokowi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/2/2023).
Jokowi menolak untuk mengatakan siapa yang dia kirim ke Myanmar. Namun, Jokowi mengindikasikan bahwa orang tersebut adalah yang terlibat dalam reformasi di Indonesia.
Junta militer mengambil alih Myanmar pada tahun 1962, mengisolasi negara tersebut, dan menekan perbedaan pendapat selama beberapa dekade hingga pembukaan sementara dimulai pada tahun 2011.
Namun, upaya Myanmar bergerak ke arah demokrasi, termasuk pemilihan umum yang dimenangkan oleh peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, harus berakhir dan dua tahun yang lalu ketika militer menggulingkan pemerintahan Suu Kyi dan memberlakukan kembali aturan militer yang ketat.
Saat Myanmar yang kembali menuai kecaman dan sanksi dari Barat, Asean menerapkan konsensus lima poin untuk Myanmar, antara lain penghentian kekerasan, dialog, bantuan kemanusiaan, dan kunjungan utusan Asean ke semua pihak.
Namun, para jenderal Myanmar tidak menunjukkan kecenderungan untuk menerapkannya.
BACA JUGA: Pengemplang Pajak di Bantul Divonis Penjara dan Denda Rp88,83 Miliar
Dalam peringatan tahun kedua kudeta Myanmar tahun 2021, Jokowi mengatakan bahwa ia berkomitmen terhadap rencana perdamaian di sana. Namun dia menambahkan bahwa Asean tidak akan tersandera oleh konflik Myanmar dan jika tidak ada kemajuan, Asean akan bertindak tegas.
Jokowi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai tindakan apa yang akan diambil.
Jokowi tidak menutup kemungkinan untuk mengunjungi Myanmar secara langsung, namun dia mengakui bahwa dialog akan lebih mudah dilakukan antara para pejabat yang memiliki latar belakang yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Atasi Sampah DIY, Bantul Siapkan PSEL 1.000 Ton per Hari di Piyungan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BGN Gandeng Persagi Atasi Kekurangan Ahli Gizi MBG
- Kulonpogo Sepakati Raperda Penanggulangan Kemiskinan dan Trantibum
- UGM Klarifikasi Proses Informasi Publik Terkait Ijazah Jokowi
- Polri Tarik Pati dari Kementerian Usai Putusan MK
- Puskesmas Lereng Semeru Siaga 24 Jam Tangani Dampak Erupsi
- Bantul Benahi Pantai Selatan, Lapak dan Rute Wisata Ditata
- Prabowo Minta Telur di MBG Dikurangi Saat Jelang Nataru
Advertisement
Advertisement




