Indonesia Tak Kena Resesi Seks! Angka Kelahiran Tembus 2,18 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA– Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) Indonesia pada Long Form Sensus Penduduk 2020 (SP2020) sebesar 2,18 persen. Indonesia tak kena sindrom resesi seks seperti negara lain?
BPS mengungkapkan realisasi tersebut menurun 0,23 persen dari periode 2010.
Advertisement
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyampaikan penurunan tersebut cukup signifikan, di mana target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 bahwa TFR di angka 2,10 persen.
“Angka ini mengalami penurunan yang relatif sangat signifikan. Kalau kami lihat target RPJMN 2024 itu 2,10 persen, maka target ini semakin mendekati RPJMN,” ujarnya dalam Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sebagai informasi, TFR merupakan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang perempuan selama masa usia suburnya (15-49 tahun).
Pencapaian tersebut, lanjut Ateng, seiring dengan penurunan tingkat kematian bayi dan mengarah pada kondisi penduduk tumbuh seimbang atau replacement level, di mana setiap generasi wanita digantikan oleh satu anak perempuannya untuk menjaga kelangsungan pergantian generasi.
Angka Kematian Bayi (AKB) menurun signifikan dari 26 per 1.000 kelahiran hidup hasil Sensus Penduduk 2010 menjadi 16,85 per 1.000 kelahiran hidup hasil Long Form SP2020.
“Pencapaian TFR Indonesia yang sudah mendekati angka 2,10 dibarengi dengan penuruann tingkat kematian bayi telah mengarah pada kondisi penduduk tumbuh seimbang,” lanjutnya.
Bila membandingkan dengan lima dekade terakhir, fertilitas Indonesia tercatat menurun.
Pada Sensus Penduduk 1971 mencatat angka TFR sebesar 5,61 yang berarti seorang perempuan melahirkan sekitar 5-6 anak selama masa reproduksinya.
Sementara Long Form SP2020 mencatat TFR sebesar 2,18 yang berarti hanya sekitar 2 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
Penurunan fertilitas mengakibatkan proporsi anak-anak dalam populasi ikut menurun.
Kondisi ini mengakibatkan rasio ketergantungan menjadi lebih rendah dan menciptakan bonus demografi.
“Pengendalian penduduk salah satu upaya bagaimana mempersiapkan SDM unggul dan menyongsong Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Adapun, kelahiran menurut kelompok umur tertinggi atau fertilitas tertinggi berada di rentang umur 25-29 tahun dengan 130-131 kelahiran dari 1.000 perempuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Selama Agustus Oktober, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Yogyakarta Terbtkan Belasan Ribu Paspor
- Badan Geologi Kementerian ESDM Mendorong Seluruh Kawasan Bentang Karst di Indonesia Dilindungi
- KAI Angkut 344 Juta Penumpang Periode Januari-Oktober 2024
- Kemenpar Usulkan Tambahan Dana Rp2,2 Triliun di 2025, Ini Tujuannya
- Tiga Tol Akses ke IKN Dibuka Fungsional Mulai 2025, Belum Dikenakan Tarif
- Khawatir Muncul Serangan Udara, Italia Tutup Sementara Kedubesnya di Ukraina
- Korupsi Dana Bantuan Kesehatan, Eks Kepala Puskesmas di Purbalingga Dihukum 1 Tahun Penjara
Advertisement
Advertisement