Ekspor Gandum Rusia Ternyata Malah Melonjak di Tengah Perang, Kok Bisa?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Pengapalan gandum dari Rusia melonjak 60 persen pada Maret di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (3/4/2022), konsultan Rusia ProZerno mengekspor sekitar 1,7 juta ton pada Maret. Angka itu naik signifikan dibandingkan dengan Maret 2021 sebesar 1,1 juta ton.
Advertisement
Penjualan tetap meningkat meskipun tertahan oleh perubahan pajak ekspor biji-bijian pemerintah.
Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang sekitar seperempat dari perdagangan biji-bijian global. Ekspor dari Rusia melambat sesaat setelah invasi Februari tetapi sejak itu telah bangkit kembali menurut analis dan penyedia data.
Di sisi lain, penjualan tidak terlalu antusias di luar Ukraina. Harga global masih tetap tinggi untuk komoditas seperti gandum dan minyak bunga matahari. Namun, hal itu memicu kekhawatiran untuk akses makanan di wilayah impor utama seperti Timur Tengah dan Afrika Utara.
Konsultan SovEcon mengatakan pengiriman dari Rusia terus melaju pada paruh kedua bulan lalu seiring dengan sejumlah hambatan pembayaran dan keamanan kapal yang hendak transit ke Laut Hitam sudah terselesaikan. Sebagian gandum akan dikirim ke negara-negara yang biasanya mengimpor dari Ukraina.
BACA JUGA: Permintaan Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Terus Membanjir
SovEcon memprediksi Rusia dapat memenuhi kuota ekspor gandumnya sebesar 8 juta ton yang ditetapkan untuk akhir musim kecuali pembatasan perdagangan tambahan diumumkan.
Semenjak peperangan pecah, Rusia telah menutup sejumlah pelabuhan di Ukraina yang merupakan rute ekspor. Ketika Ukraina berusaha untuk mengekspor menggunakan jalur rel kereta, pengiriman tidak bisa dilakukan dalam volume besar.
Sementara itu, penyedia data panen yang berbasis di Jenewa Agflow menunjukkan volume ekspor komoditas pertanian seperti jagung, jelai, dan minyak biji bunga matahari mencapai 2,5 juta ton sepanjang Maret, naik 15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
CEO Agflow Nabil Mseddi mengatakan destinasi utamanya seperti Turki, Mesir, Iran, dan Libya serta ebagian kecil menuju ke Israel yang biasanya membeli dari Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hizbullah dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Dimulai per Hari Ini
- Rem Blong, Truk Tronton Sejumlah Kendaraan di Slipi, Satu Orang Meninggal Dunia
- Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Perampasan Aset Judi Online Bisa untuk Kepentingan Negara
- Diapresiasi Pemerintah Arab Saudi, Ini Poin-Poin yang Diusulkan Menteri Agama soal Haji
- Jaksa Jovi Andrea Bachtiar Divonis Bersalah
- 18 Kadin Provinsi Ajukan Gugatan Munaslub 2024, Ini Alasannya
- KRI Wahidin Sudirohusodo-991 Tuntaskan Misi Kemanusiaan di Negara Pasifik Selatan
- Menteri Perumahan Maruarar Sirait Akan Tingkatkan Target KPR Skema FLPP
- Ekonom Prediksi Kenaikan PPN 12 Akan Menambah Penerimaan Negara Rp 75 Triliun
Advertisement
Advertisement