Advertisement
Epidemiolog Dukung Jokowi Evaluasi Level PPKM

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk segera mengevaluasi level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) guna mengendalikan penyebaran kasus Covid-19 yang terus melonjak dalam beberapa hari terakhir akibat varian Omicron.
Jokowi mengaku telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali untuk segera mengevaluasi level PPKM.
Advertisement
Menanggapi hal tersebut, Epidemiolog Indonesia dari Griffith University Australia, Dicky Budiman setuju dengan Jokowi.
“Saya setuju dengan pak presiden ya harus dievaluasi, tidak musti total, tapi ada penyesuaian,” ujar Dicky kepada Bisnis, Jumat (4/2/2022).
BACA JUGA: 7 Kota Romantis yang Cocok untuk Honeymoon, Jogja Termasuk
Melihat dari segi karakter mutasi, Dicky mengatakan bahwa kedepannya akan ada banyak infeksi akibat varian Omicron. Dia memprediksi kasus infeksi Omicron akan lebih tinggi dari varian Delta.
Selain infeksi yang menyebar, dia juga mengingatkan dampak peningkatan kasus Covid-19 terhadap sejumlah sektor, khususnya fasilitas kesehatan.
Untuk diketahui, hingga 3 Februari 2022 tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta mencapai 63,31 persen.
Dicky juga menilai bahwa keseriusan infeksi dan dampak yang terjadi tergantung dari modalitas masing-masing daerah, level imunitas, dan cakupan vaksinasi. Menurutnya, sejumlah hal tersebut dapat menentukan separah apa dampak yang mungkin terjadi.
Pemerintah yang saat ini terus mendistribusikan booster pada kelompok rawan juga dinilai menjadi modalitas untuk membentuk gerbang perlawanan terhadap Covid-19.
“Kasus infeksinya bisa tinggi sekali, tapi kalau modalitas dan imunitasnya tinggi, suatu daerah akan memiliki risiko lebih kecil untuk beban besar di fasilitas kesehatan,” jelas Dicky.
Dicky juga menegaskan meskipun langkah pencegahan sudah dilakukan tapi level PPKM tetap diperlukan untuk membatasi, terutama lebih ke aksi mencegah untuk kelompok rawan, yaitu lansia, komorbid, dan anak-anak.
“Leveling PPKM perlu dievaluasi, termasuk indikator pengetatan dan pelonggarannya,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan data Satgas Covid-19, kasus konfirmasi positif virus Corona (Covid-19) pada Jumat (4/2) bertambah 32.211 orang. Angka itu melonjak jika dibandingkan kasus positif pada Kamis (2/2) kemarin yaitu 27.197.
Dengan penambahan 32.211 kasus, maka total kasus positif Covid-19 di Indonesia sampai dengan hari ini menembus angka 4.446.694 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Update Jadwal KRL Jogja Solo per Rabu, 16 Juli 2025, Lengkap dari Stasiun Tugu hingga Palur
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
- Trump Minta Rusia Akhiri Perang Ukraina dalam 50 Hari atau Kena Tarif 100 Persen
- Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Terkait Korupsi Chromebook
- Rencana Pembangunan Rumah Subsidi Tipe 18/25 Dibatalkan, Ini Alasan dari Menteri PKP
- 27 Juli, Penerbangan Moskow-Pyongyang Dibuka
- Situasi di Gaza Mengerikan, Sekjen PBB Desak Akses Bantuan Masuk
- 11 Korban Kapal Karam di Selat Sipora Ditemukan Dalam Kondisi Selamat
Advertisement
Advertisement