Sejarah Eiger Adventure, Berawal dari 2 Mesin Jahit Kini Produksi 6 Juta Produk per Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -- Eiger Adventure telah menjadi salah satu brand lokal yang cukup popular di kalangan generasi Z maupun generasi millenial, khususnya para pecinta alam. Variasi produk berkualitas dilengkapi dengan teknologi terbaik untuk berbagai perlengkapan adventure membuatnya terus berkembang hingga saat ini.
Bermula dari dua mesin jahit saat pertama kali didirikan oleh pria lulusan Sekolah Teknik Mesin (STM), Ronny Lukito, kini Eiger telah menjelma menjadi salah satu perusahaan perlengkapan dan peralatan oudoor terbesar di Indonesia yang mampu menghadirkan sekitar 6 juta produk per tahun.
Advertisement
Pertumbuhan Eiger juga didukung oleh 250 gerai yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya di Indonesia, produk-produk Eiger Adventure juga telah merambah pasar internasional seperti Filipina, Jepang, hingga Lebanon.
CEO PT Eigerindo Multi Produk Indonesia (MPI) Christian H Sarsono mengisahkan pada awal pendiriannya pada tahun 1979, sang Founder Ronny Lukito hanya memproduksi tas yang mulanya menggunakan merek Exsport. Bisnis tersebut terus berkembang hingga muncullah brand Eiger pada tahun 1990 yang fokus pada kategori perlengkapan outdoor.
BACA JUGA: Wisata ke Jogja! Hindari 5 Titik Kemacetan Ini
Nama Eiger sendiri diambil dari nama salah satu gunung yang ada di Swiss. Menunjukkan bahwa produk yang dikeluarkan memang diproduksi khusus untuk memenuhi kebutuhan para pecinta alam dan kegiatan outdoor seperti pendakian, camping, panjat tebing, bersepeda, dan aktivitas luar ruangan lainnya.
“Eiger ini benar-benar bermula dari UMKM, perjalanannya hingga saat ini pun cukup panjang sampai bertransformasi menjadi corporate yang memiliki lebih dari 1.700 karyawan dan memproduksi hingga ratusan ribu produk setiap bulannya,” ujar Christian.
Perkembangan brand asal Bandung yang bermula dari UMKM menjadi corporate jelas tidak bisa lepas dari tangan dingin sang founder. Christian yang sudah lebih dari 20 tahun mengabdi bersama Eiger Adventure ini tahu betul bahwa Ronny adalah sosok yang sangat perfectionis sehingga produk yang dihasilkan benar-benar yang terbaik dan berkualitas dengan teknologi terkini.
Tak heran bila produk-produk yang diluncurkan oleh Eiger selalu menjadi incaran para pecinta alam atau para pengguna produk-produk fashion outdoor. Saat ini, Eiger memiliki tiga kategori produk utama yakni Mountaineering, Riding, dan Authentic 1989
Chris mengisahkan saat pertama kali Eiger hadir, brand tersebut belum memiliki toko untuk proses distribusi, brandnya pun belum banyak dikenal orang. Namun dengan gigih sang founder terus melakukan penetrasi pasar dengan menjalin kerjasama dengan kemitraan seperti Gramedia, Ramayana, Matahari, hingga membuka jalur distribusi sendiri.
“Setelah toko berkembang dan mulai diterima, Eiger Adventure memperkuat kerjasama dengan komunitas. Karena kami yakin, sebuah brand bisa berkembang jika didukung komunitas, maka kami pun menggandeng berbagai komunitas pecinta alam dan para Eigerian sebagai pengguna setia Eiger,” jelasnya.
Selain menjaring komunitas dan memperluas jalur distribusi termasuk reseller, Eiger juga memperkuat proses pemasaran dan branding secara online. Hingga saat ini, media sosial instagram Eiger sendiri sudah memiliki lebih dari 2 juta pengikut.
Dengan perkembangan bisnis yang cukup signifikan, Eiger pun mulai bertransformasi dari UMKM menjadi corporate pada tahun 2006. Pada saat itu,proses kepemimpinan organisasi dan manajemen bisnis mulai dijalankan secara profesional, termasuk budaya perusahaan dan teknologi yang digunakan.
“Sejak bertransformasi dari UMKM menjadi perusahaan, perkembangan Eiger sangat signifikan. Bahkan dari 2006 hingga saat ini pertumbuhannya sudah hampir 10 kali lipat,” tuturnya.
Christian mengatakan ada banyak faktor yang membuat Eiger Adventure dapat bertumbuh pesat. Selain faktor internal, animo masyarakat dan komunitas akan produk-produk Eiger juga menjadi faktor penting yang ikut membesarkan brand ini.
Melihat pentingnya peran konsumen dan komunitas, maka dalam setiap memproduksi produk-produk terbaru, Eiger selalu fokus pada sudut pandang customer. Jika dulu brand menciptakan produk bagus maka diyakini konsumen pasti beli, tetapi sekarang sudut pandangnya harus diubah.
“Kita harus melihat dari sudut pandang konsumen, bagaimana aktivitasnya, apa yang dibutuhkan, apa yang menjadi kegelisahan mereka baru kemudian dirumuskan tema produknya, tema marketingnya, dan tema brandingnya yang semuanya harus dikembalikan dari sudut pandang customer dulu atau customer centric,” jelasnya.
Selain itu, Eiger juga melakukan inovasi produk dengan fokus menghadirkan produk-produk eco friendly yang mendukung sustainability serta produk dengan teknologi terkini dan produk modular atau multifungsi yang bisa dipakai dalam berbagai medan.
Hal yang tidak kalah penting dilakukan perusahaan adalah mengintegrasikan pemasaran online dan offline atau omni-channel, terlebih sejak adanya pandemi. Bahkan diakui olehnya penjualan Eiger di ecommerce mengalami kenaikan hingga 75%, meski secara presentasi berkontribusi 15% dari total keseluruhan penjualan.
Adapun untuk produk yang paling laris seperti sandal, tas backpack, dan fashion garmen seperti kemeja dan celana sebagai produk-produk basic. Pasalnya, produk Eiger bukan hanya dapat digunakan untuk melakukan aktivitas adventure saja tetapi juga dapat dipakai untuk aktivitas sehari-hari.
Untuk range harganya sendiri sangat bervariasi tergantung dari jenis produk, material yang digunakan, hingga teknologi yang menyertainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Kantongi Izin TRL, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Mampu Beroperasi 24 Jam
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Palestina Sambut Baik Surat Mahkamah Pidana Internasional untuk Menangkap Netanyahu
- Yusril Sebut Pemulangan DPO kasus Judi Online dari Filipina Gunakan Perjanjian MLA
- Polri Sebut Telah Menindak 85 Influencer yang Promosikan Judi Online
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Catatan Hitam Pilkada, Pelajar Meninggal Dunia dalam Kericuhan Saat Kampanye Terbuka di Bima
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Advertisement