Begini Dua Skenario Berakhirnya Pandemi Covid-19 Menurut Epidemiolog
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut dua skenario tentang berakhirnya pandemi Covid-19.
Pertama, skenario pandemi akan selesai di akhir 2022 atau skenario buruk, pandemi baru berakhir pada 2025.
Advertisement
“Saat ini kita masih di atas, meskipun ada tren menurun, tapi belum jelas trennya akan seperti apa. Belum benar-benar mengarah ke terkendali,” katanya saat dihubungi JIBI, Jumat (10/12/2021).
Dikatakan pandemi Covid-19 secara global saat ini ada di gelombang ke-3 dunia. Dicky mengungkap nanti ada tiga kategori, terkendali, endemi atau epidemi.
“Endemi bukan berarti tidak berbahaya, yang membedakan treshold-nya saja. Seperti misalnya demam berdarah, kalau threshold terlewati ini bisa jadi wabah besar. Ini yang perlu kita hindari,” ujarnya.
Dicky mengingatkan akan adanya efek long Covid. “Bisa diperkirakan secara ekonomi akan ada beban 5-10 tahun ke depan. Selesai pandemi Covid akan ada dampak ikutan panjang bisa 10-20 tahun ke depan,” imbuhnya. Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah potensi ledakan."
“Meskipun ada yang memiliki imunitas, tapi level indonesia ini dalam transimisinya di penularan komunitas di level 4 WHO. Itu yang terburuk, artinya kita tidak dapat mendeteksi sebagian besar kasus infeksi,” katanya.
Menurut Dicky, kemungkinan pandemi berakhir pada 2022, namun itu baru bisa terjadi jika beberapa kondisi terpenuhi. "Kalau akhir tahun 2022 kemungkinan (pandemi berakhir) itu ada dengan asumsi bahwa cakupan vaksinasi yang 2 dosis dunia itu setidaknya bisa dicapai. Ya tidak usah 70 persenlah, menurut saya 60 persen atau 50+ lah, tapi merata di seluruh dunia," katanya lagi.
Sementara untuk negara-negara maju diharapkan sudah jauh melebihi target, seperti minimal mencapai angka 80 persen untuk dosis kedua atau sudah memulai pemberian dosis ketiga.
"Jika kondisi sudah demikian, dunia baru bisa sedikit berharap status pandemi akan dicabut oleh WHO," kata dia. "Di situlah besar harapan kita memasuki masa kasus itu sudah terkendali, sehingga beban di faskes sudah jauh, bahkan secara konsisten setidaknya, dua bulan atau satu bulan itu sudah terkendali," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Tahun Ini Hanya Digelar Sekali, STTKD Mewisuda 691 Lulusan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Filipina Sebut Upaya Banding Vonis Mary Jane Jadi Penjara Seumur Hidup Berhasil
- Puncak Arus Mudik Liburan Natal Diprediksi Terjadi pada 24 Desember
- Pekan Depan Dipanggil, Firli Bahuri Diminta Kooperatif
- Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
- Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan
- Otak Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang Bakal Diringkus Polri
- BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Advertisement