Advertisement
Corona Varian Delta vs Varian Delta Plus, Mana yang Lebih Berbahaya?
Virus corona varian delta plus - istimewa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA -Varian Delta Plus kini menjadi kekhawatiran dunia setelah sebelumnya direpotkan dengan varian Delta.
Setelah virus Covid-19 varian Delta yang pertama kali ditemukan di India dan diketahui berkali-kali lebih menular daripada jenis aslinya, kini muncul kasus varian Delta Plus di beberapa negara bagian.
Advertisement
Melansir dari timesofindia.com, baik varian Delta dan Delta Plus telah dikategorikan sebagai Variants of Concern (VoC) oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Kedua varian Covid-19 ini telah tersebar di banyak negara. Ancaman paling besar terlihat di negara yang masih memiliki persentase vaksinasi rendah.
Varian Delta (B.1.617.2) terus menjadi varian dominan yang naik dengan cepat. Varian Delta menjadi salah satu malapetaka bahkan penyebab atas gelombang kedua yang dihadapi India.
Varian Mana Yang Lebih Cepat Menyebar?
Virus Varian Delta memang sebagian besar bertanggung jawab atas penyebaran yang cukup mematikan di gelombang kedua ini. Kenaikan kasus juga cepat dikarenakan proses penularannya yang tinggi.
Namun, meskipun pengamatan klinis menunjukkan ancaman penularan yang lebih tinggi, varian Delta Plus masih berada di posisi rendah dan hanya ditemukan menyebar pada tingkat yang jauh lebih rendah dari yang diperkirakan.
Terdapat tiga negara bagian yang bertanggung jawab atas sebagian besar kasus varian baru yaitu Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh.
Saat ini, varian Delta masih menjadi dominan karena virusnya yang sangat aktif, dan ahli juga mengungkapkan, dengan gejala parah dapat menjadi ancaman yang mungkin akan dihadapi. Dan untuk varian Delta Plus, ahli menjelaskan, meskipun kemampuan untuk menyebar mungkin parah dan cepat, tapi untuk saat ini tidak meningkat begitu cepat.
Gejala-Gejala
Varian Delta memungkinkan memiliki gejala yang melibatkan paru-paru seperti kesulitan pernapasan, atau keluhan terhadap Gastrointestinal.
Sedangkan pada varian Delta Plus, yang dikatakan mengusung dari varian Delta dan varian Beta. Beberapa penelitian menunjukkan varian Delta Plus dapat mudah melawan pertahanan kekebalan dan terikat kuat pada reseptor sel paru-paru.
Kemungkinan gejala yang dialami pasien yang terinfeksi varian Delta Plus:
- Sesak napas (kesulitan dalam pernapasan)
- Demam berkepanjangan dan batuk terus menerus
- Gejala gastrointestinal
- Ruam kulit dan alergi
- Mata kering dan berair
- Hilang nafsu makan dan mual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Setelah 20 Tahun, GEM Dibuka dan Pamerkan 100 Ribu Artefak Kuno
- Krisis Air Tehran, Stok Air Minum Diprediksi Habis dalam 2 Pekan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Persebaya Balikkan Kedudukan Taklukkan Persis Solo 2-1
- Tambang Ilegal di Merapi Raup Rp3 Triliun Selama 2 Tahun Beroperasi
- Hingga 24 Oktober 2025, PAD Bantul Capai Rp608,9 Miliar
- Fakta Mengejutkan Venue Piala Dunia U17 dari Nova Arianto
- HUT RSJ Grhasia Jadi Momen Sinergi dan Peningkatan Layanan
- DPRD dan Eksekutif Setujui Raperda, Propemperda 2026 dan Renja 2027
- Jorge Lorenzo Tantang Marc Marquez Juara dengan Pabrikan Ketiga
Advertisement
Advertisement




