Advertisement
Terburuk, Covid-19 di India Tambah 360.000 Sehari, Korban Dimakamkan Secara Darurat
Seorang pasien dengan gangguan pernapasan berbaring di dalam mobil sambil menunggu untuk masuk rumah sakit Covid-19 untuk perawatan, di tengah penyebaran Covid-19 di Ahmedabad, India, Kamis (22/4/2021). - Antara/Reuters\\r\\n\\r\\n
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Badai Covid-19 di India makin tak terkendali. Bahkan, penambahan kasusnya kembali memuncak setelah angka kematian memecahkan rekor sebelumnya dan krematorium di Delhi penuh sehingga dilakukan pemakanan darurat di lahan cadangan.
Hingga kemarin India melaporkan 360.960 kasus baru dalam 24 jam sekaligus menjadi peningkatan satu hari terbesar di dunia dan menjadikan total kasus hampir 18 juta. Rekor berikutnya adalah 3.293 kematian sehingga menjadikan korban tewas menjadi 201.187 orang.
Advertisement
Dellhi pun diisolasi setidaknya sampai minggu depan akibat angka kematian di ibu kota terus meningkat dari angka 381 kematian pada Selasa seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Ini Daftar Makanan yang Harus Dikonsumsi dan Dihindari Pasien Covid-19
Krematorium kota dan kuburan penuh, sedangkan kayu bakar juga tidak memadai untuk mengatasi banyaknya jenazah. Kerabat orang yang meninggal terpaksa menjaga mayat hingga 20 jam di luar krematorium untuk menunggu ritual terakhir pada orang yang mereka cintai.
Di luar beberapa krematorium, Puluhan mayat yang menunggu untuk dikremasi terpaksa diletakkan di trotoar dan ditutupi dengan seprai dan bunga di tengah terik matahari di Delhi.
Banyak kalangan yang percaya bahwa jumlah korban tewas sebenarnya di ibu kota dan di seluruh India jauh lebih tinggi daripada angka resmi. Pihak berwenang dituduh mengubah data untuk meremehkan tragedi tersebut.
Banyak juga di antara korban meninggal di rumah saat karantina sehingga tidak secara resmi terdaftar sebagai kematian Covid-19. Sedangkan di Delhi, 3.472 pemakaman protokol Covid telah berlangsung selama seminggu terakhir, tetapi secara resmi hanya 2.127 orang yang terdaftar.
Baca juga: Praktik Rapid Tes Bekas, Pelaku Sama dengan Melakukan Pembunuhan
Jayant Malhotra, salah satu pendiri yayasan Sant Shiv Sewa, yang telah membantu orang-orang melakukan kremasi di Delhi secara gratis selama pandemi, mengatakan jumlah jenazah yang dikremasi atau dikubur oleh organisasinya telah berubah dari satu menjadi 40 setiap hari hari dalam beberapa minggu terakhir.
“Ini adalah situasi yang sangat sulit karena begitu banyak mayat yang masuk dan kami tidak dapat menemukan ruang di halaman krematorium dan kuburan untuk penganut Islam dan Kristen,” kata Malhotra.
Dia menambahkan bahwa banyak keluarga yang meninggalkan tubuh pasien virus Corona dan kemudian menghilang, tidak ingin menghadiri kremasi orang yang mereka cintai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
- Diserang RSF, Puluhan Ribu Warga Sudan Mengungsi dari El-Fasher
- DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
- Perang di Sudan Kembali Pecah, Sebanyak 2.227 Orang Tewas
Advertisement
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- NasDem DIY Rangkul Antusiasme Anak Muda Terlibat Politik
- Ekonom Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Menguat
- AS Siapkan Uji Senjata Nuklir, Rusia Respons Serupa
- Komisi I DPR RI Desak RUU Keamanan Siber Disahkan
- Cek Lokasi Parkir di Konser BLACKPINK Sekitar GBK
- Adopsi Deklarasi Gyeongju, APEC Perkuat Perdagangan Kawasan
- Ini Target Jateng di Popnas XVII dan Peparpenas XI 2025
Advertisement
Advertisement




