Advertisement
Terburuk, Covid-19 di India Tambah 360.000 Sehari, Korban Dimakamkan Secara Darurat

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Badai Covid-19 di India makin tak terkendali. Bahkan, penambahan kasusnya kembali memuncak setelah angka kematian memecahkan rekor sebelumnya dan krematorium di Delhi penuh sehingga dilakukan pemakanan darurat di lahan cadangan.
Hingga kemarin India melaporkan 360.960 kasus baru dalam 24 jam sekaligus menjadi peningkatan satu hari terbesar di dunia dan menjadikan total kasus hampir 18 juta. Rekor berikutnya adalah 3.293 kematian sehingga menjadikan korban tewas menjadi 201.187 orang.
Advertisement
Dellhi pun diisolasi setidaknya sampai minggu depan akibat angka kematian di ibu kota terus meningkat dari angka 381 kematian pada Selasa seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Ini Daftar Makanan yang Harus Dikonsumsi dan Dihindari Pasien Covid-19
Krematorium kota dan kuburan penuh, sedangkan kayu bakar juga tidak memadai untuk mengatasi banyaknya jenazah. Kerabat orang yang meninggal terpaksa menjaga mayat hingga 20 jam di luar krematorium untuk menunggu ritual terakhir pada orang yang mereka cintai.
Di luar beberapa krematorium, Puluhan mayat yang menunggu untuk dikremasi terpaksa diletakkan di trotoar dan ditutupi dengan seprai dan bunga di tengah terik matahari di Delhi.
Banyak kalangan yang percaya bahwa jumlah korban tewas sebenarnya di ibu kota dan di seluruh India jauh lebih tinggi daripada angka resmi. Pihak berwenang dituduh mengubah data untuk meremehkan tragedi tersebut.
Banyak juga di antara korban meninggal di rumah saat karantina sehingga tidak secara resmi terdaftar sebagai kematian Covid-19. Sedangkan di Delhi, 3.472 pemakaman protokol Covid telah berlangsung selama seminggu terakhir, tetapi secara resmi hanya 2.127 orang yang terdaftar.
Baca juga: Praktik Rapid Tes Bekas, Pelaku Sama dengan Melakukan Pembunuhan
Jayant Malhotra, salah satu pendiri yayasan Sant Shiv Sewa, yang telah membantu orang-orang melakukan kremasi di Delhi secara gratis selama pandemi, mengatakan jumlah jenazah yang dikremasi atau dikubur oleh organisasinya telah berubah dari satu menjadi 40 setiap hari hari dalam beberapa minggu terakhir.
“Ini adalah situasi yang sangat sulit karena begitu banyak mayat yang masuk dan kami tidak dapat menemukan ruang di halaman krematorium dan kuburan untuk penganut Islam dan Kristen,” kata Malhotra.
Dia menambahkan bahwa banyak keluarga yang meninggalkan tubuh pasien virus Corona dan kemudian menghilang, tidak ingin menghadiri kremasi orang yang mereka cintai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jelang Libur Waisak, 368.470 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Menteri HAM Natalius Pigai Menilai Bagus Rencana Gubernur Jabar Mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Senin 12 Mei 2024, Berangkat dari dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Turunkan Paksa Atribut Bendera dan Spanduk Ormas
- Stok Beras Capai 3,6 Juta Ton, Pemerintah Akan Bangun 25 Ribu Gudang Darurat
- Kemenkopolkam: Berantas Premanisme Berkedok Ormas Lewat Penindakan Hukum
- Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
- Sekjen PBB Sambut Positif Gencatan Senjata India-Pakistan
- Ratusan Preman Ditangkap dalam Operasi Serentak di Jawa Tengah
- 2.113 Jemaah Calon Haji Tiba di Madinah
Advertisement