Advertisement
Vaksin Pfizer 94 Persen Efektif Cegah Infeksi Covid-19 Tanpa Gejala

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pfizer dan BioNTech mengatakan bahwa data dunia nyata dari Israel menunjukkan vaksin Covid-19 mereka 94% efektif dalam mencegah infeksi tanpa gejala. Dengan demikian hal tersebut menunjukkan bahwa vaksin-vaksin itu dapat secara signifikan mengurangi penularan virus.
Perusahaan juga mengatakan analisis terbaru dari data Israel menunjukkan vaksin itu 97 persen efektif dalam mencegah penyakit simptomatik, penyakit parah dan kematian. Itu sejalan dengan kemanjuran 95 persen yang dilaporkan dalam uji klinis tahap akhir vaksin pada bulan Desember.
Advertisement
Kementerian Kesehatan Israel, yang bekerja dengan penyedia layanan kesehatan yang mengelola vaksin, mengatakan dalam pernyataan melalui email bahwa data tersebut dikembangkan dari pelacakan morbiditas kementerian. Demikian dilansir dari Channel News Asia.
Kementerian Kesehatan Israel sebelumnya menemukan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech mengurangi infeksi, termasuk dalam kasus tanpa gejala, sebesar 89,4 persen dan dalam kasus bergejala sebesar 93,7 persen. Itu dari data yang dikumpulkan dari 17 Januari hingga 6 Februari.
Kepala Eksekutif Pfizer Albert Bourla mengatakan data itu penting bagi masyarakat karena itu berarti lebih sedikit orang yang menularkan virus kepada orang lain tanpa menyadarinya. Perusahaan berencana menerbitkan data dalam jurnal peer review, katanya.
Analisis tersebut juga menunjukkan bukti dunia nyata tentang keefektifan vaksin terhadap varian COVID-19 yang sangat menular yang pertama kali ditemukan di Inggris, yang dikenal sebagai B117. Lebih dari 80 persen spesimen yang diuji adalah varian itu.
Namun, tidak ada evaluasi keefektifannya terhadap varian virus yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan yang dikenal sebagai B1351 karena terbatasnya jumlah infeksi varian tersebut di Israel.
Hingga Rabu, sekitar 55 persen dari 9 juta penduduk Israel telah diberi setidaknya satu dosis vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19, menurut data Kementerian Kesehatan, dan 43 persen telah menerima kedua dosis tersebut.
Menurut analisis data yang dikumpulkan dari 17 Januari hingga 6 Maret, individu yang tidak divaksinasi 44 kali lebih mungkin mengembangkan gejala COVID-19 dan 29 kali lebih mungkin meninggal karena penyakit tersebut.
Dalam studi sebelumnya yang tidak dipublikasikan oleh kementerian kesehatan dan Pfizer, para peneliti Israel mengatakan studi lebih lanjut diperlukan tentang penularan tanpa gejala di antara orang-orang yang divaksinasi penuh karena kemungkinan mereka di Israel untuk dites COVID-19 lebih kecil.
Sejak puncak pertengahan Januari, Israel telah mengalami 71 persen lebih sedikit kematian akibat COVID-19, 55 persen lebih sedikit kasus, 45 persen lebih sedikit pasien baru yang sakit kritis dan 40 persen lebih sedikit pasien sakit kritis di rumah sakit, menurut Eran Segal, a ilmuwan data di Weizmann Institute of Science.
Pada hari Rabu, 2.802 orang Israel dinyatakan positif, atau 2,9 persen, dari hampir 99.000 tes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
- Trump Minta Rusia Akhiri Perang Ukraina dalam 50 Hari atau Kena Tarif 100 Persen
- Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Terkait Korupsi Chromebook
- Rencana Pembangunan Rumah Subsidi Tipe 18/25 Dibatalkan, Ini Alasan dari Menteri PKP
- 27 Juli, Penerbangan Moskow-Pyongyang Dibuka
- Situasi di Gaza Mengerikan, Sekjen PBB Desak Akses Bantuan Masuk
- 11 Korban Kapal Karam di Selat Sipora Ditemukan Dalam Kondisi Selamat
Advertisement
Advertisement