Advertisement
Banjir Kritikan Pedas, Ini Sikap Gubernur Anies

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat suara ihwal sejumlah kritikan pedas yang diarahkan kepadanya selama memimpin Ibu Kota tiga tahun terakhir. Anies meminta setiap pihak untuk tidak menjadikan DKI Jakarta sebagai wilayah persoalan pribadi atau golongan kepentingan tertentu.
“Jangan tempatkan Jakarta sebagai masalah pribadi, Jakarta ini ada yang mengatakan plus minus, saya sedang diamanati selama tiga tahun terakhir ini mengurus masalah di Jakarta,” kata Anies dalam acara HUT TV One yang diunggah di akun YouTube TV One pada Selasa (16/2/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Anies Baswedan Gubernur Terpopuler 2020
Padahal, menurut Anies, permasalahan di DKI Jakarta sudah ada jauh sebelum dirinya menjabat sebagai gubernur. Dengan demikian, dia menganggap sejumlah kritikan yang bernuansa pribadi sebagai ekspresi pandangan masyarakat kepada pejabat publik.
“Apakah masalahnya baru mulai tiga tahun terkahir? Tidak, masalahnya sudah lama, kalau ada yang mengkritik rileks saja anggap saja itu bagian dari mengungkapkan pandangan,” tuturnya.
Akhir tahun lalu, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri berpendapat kondisi Jakarta belakangan ini menjadi amburadul.
Mega beralasan visi pembangunan kota DKI Jakarta tidak memiliki rencana besar yang jelas. Peryataan itu disampaikan Mega saat menghadiri Dialog Kebangsaan: Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial melalui video virtual pada Selasa (10/11/2020).
BACA JUGA : Gubernur DKI Anies Baswedan Positif Covid-19
Acara tersebut digelar dalam memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November di Gedung UTC Universitas Negeri Jakarta. Adapun Mega menyampaikan pidato secara daring.
“Persoalannya sekarang, saya bilang Jakarta ini menjadi amburadul karena ini tadi seharusnya City of Intellectual ini dapat dilakukan tata kotanya, master plannya. Siapakah yang membuat ini? Tentunya para akademisi, insinyur, dan lain sebagainya,” kata Mega.
Menurut Mega, DKI Jakarta semestinya dapat menjadi Kota Mahasiswa atau City of Intellectual seperti yang disusun oleh Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Pasalnya, menurut penilaian UNJ, hanya Semarang, Solo dan Surabaya yang menjadi City of Intellectual dalam rencana pembangunan kotanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
- Kejagung Serahkan Uang Rp13,2 Triliun Hasil Sitaan Kasus CPO ke Negara
- Kapal Tanker Federal II Terbakar, 13 Orang Meninggal Dunia
- Unjuk Rasa Pemuda Maroko, Tuntut Pembebasan Demonstran Gerakan GenZ
- Kawasan Gunung Lawu Tak Masuk WKP Panas Bumi, Ini Alasannya
Advertisement

Pura-Pura Cari Kerja, Pria Asal Cilacap Gasak Motor di Pundong
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- Meresahkan Warga, Dua Sarang Tawon Jenis Vespa di Prambanan Dievakuasi
- Gerindra Jogja Serukan Prabowo 2 Periode di Pelantikan PAC
- Mahasiswa Diajak Sadar Gaya Hidup Berkelanjutan
- Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Senin 20 Oktober 2025
- Jadwal Bus Trayek Malioboro ke Parangtritis Senin 20 Oktober 2025
- Ruas Tol Jakarta-Cikampek Diperbaiki, Ini Titiknya
Advertisement
Advertisement