Laporan Isentia: Warganet Malaysia Cemburu dengan Indonesia Gara-Gara Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kabar bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerima vaksin Covid-19 terdengar hingga ke negara tetangga, yaitu Malaysia.
Berdasarkan laporan Isentia, warganet Malaysia pun turut menyuarakan pendapatnya. Mereka cemburu karena Indonesia lebih dahulu mendapatkan vaksin Covid-19.
Advertisement
Sementara itu Laporan tersebut mengatakan bahwa semenjak Presiden Jokowi melakukan vaksin Covid-19 pertama kali pada 13 Januari 2021 dan vaksin kedua pada 27 Januari 2021, sebagian besar masyarakat menjadi percaya diri dan yakin untuk divaksin.
Media monitoring Isentia menganalisa data media digital dan sosial yang relevan di negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
"Selama penelitian, kami menemukan cakupan volume tinggi pada vaksin yang dikembangkan bersama oleh Pfizer dan BioNTech, terutama terkait tingkat efektifitasnya yang mencapai hingga 90 persen dalam mencegah infeksi Covid-19 dalam uji coba fase 3 yang sedang berlangsung," kata Isentia dalam keterangan tertulis.
Adapun Presiden Jokowi mendapat suntikan vaksin Sinovac dosis kedua hari ini, Rabu (27/1/2021). Suntikan ini setelah dua pekan lalu Presiden menjadi penerima vaksin Covid-19 pertama di Indonesia.
BACA JUGA: Pusat Klaim Angka Kematian Pasien Covid-19 di Jogja Turun karena PTKM
Vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh Sinovac dan sudah disuntikkan kepada Presiden Jokowi membutuhkan dua kali penyuntikan masing-masing sebanyak 0,5 mililiter dengan jarak waktu 14 hari.
Sebelumnya, Presiden menerima suntikan pertama pada 13 Januari 2021 lalu.
Sebagai informasi, Dokter Spesialis Paru RS Persahabatan Erlina Burhan mengatakan, bahwa vaksin kedua merupakan pendorong terbentuknya imun tubuh setelah vaksin dosis pertama.
Terkait pembentukkan antibodi dari vaksin Sinovac, peningkatan antibodi IgG yang signifikan setelah divaksin kedua, namun jumlah antibodi yang terbentuk akan lebih rendah pada pasien usia lebih tua.
“Dari neutralizing antibody-nya ditemukan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Artinya yang lebih muda antibodinya lebih banyak,” ujar Erlina melalui Twitter Kemenkes, Selasas (26/1/2021).
Sementara itu, untuk vaksin Sinovac, yang sudah disuntikkan di Indonesia, dari uji yang dilakukan di Bandung menunjukkan efek samping nyeri di lokasi suntikan, demam, kelelahan. Namun, hingga saat ini belum ditemukan efek samping serius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Jogja Berpatroli Cegah Praktik Politik Uang
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
Advertisement
Advertisement